Hadiri Pemakaman, Din: Kematian Ismail Haniyeh Munculkan Tokoh Baru Hamas
Din menilai perjuangan membebaskan diri dari penjajahan Zionis akan terus berlanjut.
REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin turut menghadiri proses pemakaman Ismail Haniyah di Doha, Qatar, Jumat (2/8/2024). Dia pun menilai wafatnya tokoh Hamas ini menjadi semacam blessing in disguise bagi upaya persatuan Hamas dan Fatah.
Karena itu, Prof Din berharap agar syahidnya Ismail Haniyah tidak menjadi fitnah atau pertentangan dan perpecahan baik antara Hamas dan Fatah, maupun antara negara-negara Arab dan Iran, negara tempat Ismail Haniyah wafat terbunuh.
"Kematian Ismail Haniyeh tetap akan memunculkan tokoh baru Hamas, dan perjuangan membebaskan diri dari penjajahan Zionis Israel tetap akan berlanjut," ujar Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (3/8/2024).
Prof Din bertolak ke Doha pada Kamis (1/8/2024) kemarin untuk menghadiri prosesi pemakaman Ismail Haniyeh. Ia datang ke Qatar bersama Menteri Hukum dan HAM periode 2004-2007 Hamid Awaluddin dan Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla dapat dianggap mewakili Bangsa Indonesia pada pemakaman tokoh dunia lain, dan menanamkan harapan bagi Indonesia untuk menjadi penengah bagi konflik di dunia. Memang, kata Din, Jusuf Kalla merupakan sosok pencipta perdamaian dan rekonsiliasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.
Seperti diketahui, para pelayat dari berbagai dunia berkumpul di Doha pada Jumat (2/8/2024). Mereka mengadakan doa bersama pada pemakaman Ismail Haniyeh, tokoh Hamas yang gugur dalam serangan di Teheran, Iran pada Rabu (31/8/2024) kemarin.
Di antara para pelayat itu, juga ada beberapa tokoh yang dianggap sebagai calon pengganti Ismail Haniyeh, pejabat senior Hamas dan kepala Jihad Islam Palestina Khalil Al-Hayya, serta mantan kepala Hamas Khaled Mashaal.