Jazilul Tuding Gus Yahya dan Gus Ipul Bikin Kisruh tapi tidak Ber-KTA PKB
Ya jelas Gus Ipul kan yang menyampaikan membentuk tim untuk mengambil alih PKB.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menegaskan, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Saifullah Yusuf alias Gus Yusuf bukan merupakan kadernya. Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) disebut tidak memiliki kartu tanda anggota (KTA) PKB.
"KTA dari mana? Enggak ada, enggak ada KTA-nya," kata Jazilul ketika ditanya soal Gus Yahya dan Gus Ipul yang memiliki KTA PKB di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Jazilul justru menyebutkan dirinya masih terdaftar dalam struktur NU. Wakil ketua MPR tersebut mengeklaim, saat ini masih tercatat sebagai jajaran suriah PCNU Tangerang Selatan. Selain itu, ia juga mengaku sebagai Ketua PWNU DKI Jakarta.
Menurut Jazilul, organisasi PBNU harus diluruskan kembali seusai Khittah 1926. Dia menjelaskan, organisasi ulama harus memiliki pedoman yang jelas. "Ini organisasi ulama, bukan organisasi pasar induk. Di situ ada adab, ada tata krama, ada kesantunan, ada semuanya," ujar Jazilul.
Menurut dia, konflik antara PBNU dan PKB dikarenakan adanya pihak yang membuat kisruh. Alhasil, hubungan antara dua entitas yang berbeda itu seolah menjadi panas.
Jazilul tak segan menyebutkan pihak yang membuat kisruh tersebut. Adalah Gus Ipul yang dinilai sebagai biang kisruh antara PBNU dan PKB.
"Ya jelas Gus Ipul kan yang menyampaikan membentuk tim untuk mengambil alih PKB. Itu kan bikin kisruh, itu bertentangan dengan aturan ormas, aturan partai politik," ujar Jazilul.
Dia menuturjan, pernyataan Gus Ipul juga bertentangan dengan Khittah 1926 yang ada di PBNU. Dalam Khittah 1926, PBNU jelas berada di jalur keagamaan dan kemasyarakatan. "Jangan cawe-cawe di politik," ujar Jazilul.
Biang kisruh PBNU dan PKB...
Jazilul Fawaid mengungkap awal mula terjadinya konflik antara partainya dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Menurut dia, semua itu bermula dari pernyataan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Jazilul menjelaskan, PBNU dan PKB merupakan dua entitas yang berbeda. PKB merupakan partai politik, sementara PBNU adalah organisasi masyarakat (ormas) Islam. Menurut dia, sudah semestinya dua entitas yang tak sama itu berjalan sesuai fungsinya masing-masing.
"Jadi, PBNU dan PKB tidak ada hubungannya, dua entitas yang berbeda. Yang satu diatur Undang-Undang Ormas, yang satu diatur Undang-Undang Partai Politik," kata Jazilul di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa.
Karena itu, PBNU tak perlu mencampuri urusan yang ada di PKB. Begitu juga sebaliknya, PKB tak akan ikut campur dengan dapur PBNU. "Jaga, jalan, sesuai jalur masing-masing. Jangan bikin kisruh," kata Jazilul.
Menurut dia, konflik antara PBNU dan PKB dikarenakan adanya pihak yang membuat kisruh. Alhasil, hubungan antara dua entitas yang berbeda itu seolah menjadi panas.
Jazilul tak segan menyebutkan pihak yang membuat kisruh tersebut. Adalah Gus Ipul yang dinilai sebagai biang kisruh antara PBNU dan PKB. "Ya jelas Gus Ipul kan yang menyampaikan membentuk tim untuk mengambil alih PKB. Itu kan bikin kisruh, itu bertentangan dengan aturan ormas, aturan partai politik," ujar Jazilul.