Ancaman Hizbullah Kian Nyata, Bagaimana Israel Dapat Menyelamatkan Diri?

Hizbullah diperkirakan akan menargetkan fasilitas-fasilitas IDF.

Saudi Gazette
Lokasi permukiman Israel dalam video yang dirilis Hizbullah.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Para perwira Israel di komando utara meningkatkan kewaspadaan atas semakin tingginya potensi ancaman serangan darat oleh Hizbullah di sepanjang perbatasan utara Palestina yang diduduki. Menurut sebuah laporan dari outlet berita Israel, Walla! para perwira Israel menggambarkan ancaman tersebut lebih nyata daripada sebelumnya.

Baca Juga


Para perwira menyoroti kemampuan pasukan elit Hizbullah, Pasukan Radwan, masih dapat melancarkan serangan terkoordinasi. Mereka pun dinilai mampu untuk menyusup ke pemukiman atau posisi militer Israel.

Perwira-perwira itu menekankan, mereka yang percaya bahwa Hizbullah tidak terlatih untuk menembus perbatasan utara adalah keliru dan delusif. Mereka bahkan mendesak agar setiap orang beroperasi dengan asumsi bahwa Hizbullah memiliki kemampuan untuk menyusup, menancapkan bendera mereka di pemukiman atau pos militer, dan membakar gedung-gedung.

Analisis para perwira tersebut tampak pada sebuah dokumen yang dibagikan tentara pendudukan Israel (IDF) kepada para walikota di wilayah utara yang memerinci "Skenario Terbaru" untuk perang habis-habisan dengan Hizbullah, demikian menurut The Times of Israel.

Dokumen ini menguraikan dampak potensial, termasuk pemadaman listrik selama tiga hari di beberapa kota, gangguan pasokan air yang berlangsung selama beberapa hari, pemutusan sambungan telepon rumah hingga delapan jam, gangguan komunikasi ponsel hingga 24 jam, dan gangguan lokal singkat pada layanan radio dan internet.

Dokumen tersebut lebih lanjut menyoroti bahwa hingga 40% tenaga kerja Israel mungkin tidak dapat bekerja selama perang. Sementara itu, penyedia layanan dari luar daerah yang terkena dampak mungkin tidak tersedia.

 

Antisipasi roket.. 

 

Pihak keamanan, seperti yang dilaporkan oleh The Times of Israel, mengantisipasi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap zionis  dengan ratusan roket  berhulu ledak mulai dari 50 kilogram hingga 500 kilogram.

Hizbullah diperkirakan akan menargetkan fasilitas-fasilitas IDF. Penargetan tersebut diikuti dengan serangan terhadap  infrastruktur militer kemudian daerah sipil. Meski demikian, prioritas serangan dinilai dapat bergeser, tulis laporan tersebut.

Kelompok ini mungkin membidik target sejauh selatan Tel Aviv, yang berpotensi mendorong evakuasi massal ke al-Quds dan wilayah selatan, tambahnya. Para pengungsi akan ditempatkan di hotel-hotel, yang banyak di antaranya saat ini menampung para pemukim Israel yang mengungsi dari utara. Jika hotel-hotel di al-Quds penuh, para pengungsi akan ditampung di sekolah-sekolah kota.


Rencana sedang dilakukan untuk mendirikan kota-kota tenda di selatan, termasuk lokasi-lokasi seperti Timna, sebelah utara Eilat, dan Taman Eshkol di al-Naqab. Model ini mirip dengan tenda-tenda yang diatur oleh Arcadi Gaydamak di Pantai Nitzanim pada 2006 untuk para pemukim yang dievakuasi selama Perang Juli 2006 dan pada tahun 2007 di Taman Yarkon untuk para pemukim Sderot, demikian laporan itu menekankan.

Warga Israel telah menimbun persediaan, sementara kotamadya al-Quds yang diduduki menyarankan warga untuk membersihkan dan mempersiapkan tempat perlindungan bom mereka. IDF memperingatkan bahwa mereka harus dapat mencapai tempat perlindungan dalam 90 detik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler