‘Marriage is Scary’ Jadi Tren di TikTok, Mengapa Ada Orang Takut Menikah?

Menurut psikolog, ada beberapa faktor penyebab seseorang takut menikah.

Republika
Pernikahan (ilustrasi). Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang takut menikah.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mengalami ketakutan atau kegelisahan sebelum membuat keputusan penting dalam hidup atau memasuki hubungan baru adalah hal wajar. Namun, bagi sebagian orang, memikirkan komitmen saja dapat memicu kecemasan yang mendalam dan dorongan kuat untuk menghindari situasi tersebut.

Baca Juga


Ketakutan ini, yang dikenal sebagai gamofobia, melebihi masalah komitmen pada umumnya dan mencakup fobia yang sangat mengganggu, terutama terkait dengan hubungan romantis jangka panjang atau pernikahan. Mark Travers, psikolog dari Cornell University, menjelaskan bahwa mereka yang mengalami gamophobia sering kali kesulitan untuk membentuk hubungan yang bermakna dan mungkin merasa sulit untuk memulai hubungan.

Sama seperti fobia lainnya, gamofobia ditandai dengan ketakutan irasional yang jauh melebihi bahaya yang ditimbulkan oleh komitmen. Gejala-gejala ini bertahan dalam jangka waktu yang lama, biasanya berlangsung selama enam bulan atau lebih.

Lantas apa yang menyebabkan gamofobia? Menurut Travers gamofibia biasanya disebabkan oleh interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Berikut ini tiga di antaranya seperti dilansir Forbes, Kamis (15/8/2024):

1. Pengalaman traumatis masa lalu

Orang yang pernah mengalami hubungan yang penuh kekerasan dapat mengembangkan rasa takut yang mendalam terhadap komitmen sebagai mekanisme pertahanan untuk menghindari gejolak emosi. Sebagai contoh, penelitian mengaitkan trauma pengkhianatan dengan peningkatan gejala Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Gamofobia kemudian bertindak sebagai perisai, melindungi individu dari potensi rasa sakit dan kerentanan.

2. Takut akan hilangnya kemandirian

Studi menunjukkan bahwa hilangnya otonomi atau kemandirian dapat menyebabkan perasaan tertekan dan penolakan dalam hubungan, yang sering kali dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Didukung oleh keinginan kuat untuk mempertahankan kemandirian, beberapa orang memandang komitmen jangka panjang, seperti pernikahan, sebagai ancaman bagi individualitas mereka.

3. Masalah relasional yang mendasarinya

Gamofobia sering kali berasal dari masalah psikologis yang lebih dalam seperti gangguan attachment, rendahnya harga diri, dan ketakutan terhadap keintiman. Gaya attachment yang tidak aman, yang berakar pada pengalaman masa kecil, dapat menghambat pembentukan hubungan orang dewasa yang aman.

Sementara itu, harga diri yang rendah menimbulkan keraguan tentang kelayakan untuk dicintai, serta rasa takut akan keintiman mengarah pada penghindaran kedekatan emosional dan kerentanan.

4. Patah hati pada masa lalu

Selain itu, merujuk Cleveland Clinic, seseorang yang mengalami sakit hati karena putus cinta, perceraian, atau perselingkuhan mungkin akan menghindar untuk terlibat hubungan percintaan dengan orang baru. Seiring waktu, hal ini bisa berubah menjadi ketakutan yang mendalam.

5. Ketidakharmonisan orang tua

Anak-anak yang menyaksikan perceraian atau hubungan yang penuh konflik antara orang tua mereka dapat tumbuh dengan ketakutan akan komitmen. Mereka umumnya khawatir akan mengalami konflik serupa jika menjalin hubungan jangka panjang.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler