Transformasi Bawa BUMN Terbang Tinggi
Jika dulu 60 persen BUMN merugi, kini 80 persennya catatkan keuntungan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami perubahan pesat dalam lima tahun terakhir. Torehan apik ini tentu bukan hasil kerja semalam dan sendirian.
Erick Thohir yang ditunjuk sebagai Menteri BUMN pada 23 Oktober 2019 berhasil mengubah tantangan menjadi sebuah peluang. Mantan Presiden Inter Milan itu menetapkan lima cetak biru meliputi nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi model bisnis, peningkatan investasi, kepemimpinan teknologi, dan pengembangan talenta sebagai prioritas utama BUMN.
"Dengan cetak biru ini, pola bisnis BUMN menjadi lebih jelas dan bisa berkontribusi lebih maksimal bagi negara," ujar Erick.
Cetak biru ini yang berpadu dengan core values Akhlak kian memperkuat upaya BUMN dalam bertransformasi secara komprehensif. Keduanya pun menjadi fondasi bagi akselerasi transformasi BUMN.
Erick mendobrak paradigma BUMN yang 'gemuk' menjadi lebih ramping dan lincah dalam menghadapi dinamika ekonomi terkini. Jumlah BUMN yang sebelumnya mencapai 108 BUMN kini tinggal 41 BUMN melalui sejumlah konsolidasi seperti klasterisasi, holdingisasi, merger, hingga likuidasi perusahaan.
"Daripada punya 108 BUMN, yang sehat hanya 20. Hari ini 41 BUMN, yang sehat pun 20 BUMN. Kita mau 30 BUMN yang semuanya sehat dan sebagai tempat bersaing," sambung Erick.
Langkah efisiensi begitu terasa dengan penggabungan BUMN dengan core business sejenis, penyatuan sejumlah BUMN dengan sektor yang sama dalam satu wadah holding, hingga menutup BUMN yang tidak bisa mampu lagi bersaing.
Erick ingin antar-BUMN saling berkolaborasi, bukan lagi mematikan satu sama lain. Dengan holdingisasi, Erick mendorong BUMN justru menjadi pemimpin dalam penguatan ekosistem ekonomi Indonesia bersama swasta dan UMKM.
"Kita tidak mau bisnis BUMN itu palugada, apa lu mau gua ada. BUMN harus menjadi fokus pada bisnis intinya masing-masing," ucap Erick.
Selama lima tahun terakhir, Erick berhasil membentuk holding farmasi, ultramikro, jasa survei (ID Survey), pangan (ID Food), pertahanan (Defend ID), pertambangan (MIND ID), asuransi (IFG), pelabuhan, pariwisata (InJourney), hingga Danareksa.
Erick pun menaruh perhatian penuh terhadap perbaikan struktur organisasi di Kementerian BUMN maupun di BUMN. Erick mengubah DNA Kementerian BUMN menjadi kementerian korporasi dengan tiga langkah.
Pertama, restrukturisasi organisasi dan penataan kebijakan. Erick mengeksekusi reformasi birokrasi terbesar pada level kementerian, mendirikan strategic delivery unit untuk mendorong percepatan penyelesaian proyek BUMN, dan menyusun omnibus law dengan menyederhanakan 45 peraturan menteri (Permen) menjadi tiga Permen BUMN.
Langkah kedua, percepatan pengembangan talenta dengan menargetkan 10 persen talenta muda dan 25 persen talenta perempuan sebagai direksi BUMN. Poin ketiga meningkatkan transparansi data melalui pengembangan dan transformasi, menerbitkan laporan keuangan agregasian BUMN bagi publik untuk pertama kali, dan mereformasi standar manajemen risiko seluruh BUMN.
Terobosan ini ternyata...
Sejumlah terobosan ini terbukti ampuh membalikkan kondisi BUMN. Tak sekadar bertahan, Erick mampu meningkatkan kinerja BUMN selama hampir lima tahun terakhir.
"Kalau dulu 60 persen (BUMN) ketika saya masuk (2019) itu merugi, sekarang 80 persen (BUMN) sudah mayoritas semua untung," ucap Erick.
Keberhasilan transformasi bukan omon-omon, melainkan tersaji dari sejumlah indikator kinerja maupun kontribusi perusahaan pelat merah kepada negara. Erick menyampaikan penerimaan negara dari BUMN dalam bentuk pajak, dividen dan PNBP sudah mencapai 21,9 persen dari total pendapatan negara di luar hibah pada 2023.
Erick mengatakan selama periode 2020-2023, BUMN telah memberikan kontribusi kepada negara dengan setoran pajak sebesar Rp 1.374 triliun dan PNBP lainnya senilai Rp 356 triliun.
"Kontribusi BUMN terhadap penerimaan fiskal ini meningkat, terutama akibat pertumbuhan dividen yang meningkat setiap tahunnya," ujar mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Sebagai gambaran, total realisasi dan proyeksi dividen 2020-2024 mencapai Rp 279,8 triliun dengan rincian dividen pada 2020 sebesar Rp 43,9 triliun, Rp 29,5 triliun pada 2021, Rp 39,7 triliun pada 2022, Rp 81,2 triliun pada 2023, dan Rp 85,5 triliun pada 2024.
Dalam periode yang sama, jumlah penyertaan modal negara (PMN) tunai yang diterima BUMN tercatat sebesar Rp 217,9 triliun dengan rincian PMN tunai pada 2020 sebesar Rp 27 triliun, Rp 68,9 triliun pada 2021, Rp 53,1 triliun pada 2022, Rp 35,3 triliun pada 2023, dan Rp 33,6 triliun pada 2024.
"Selama periode 2020-2024, dividen yang disetorkan BUMN lebih dominan dibandingkan nilai PMN dengan proporsi 56 persen berbanding 44 persen," sambung Erick.
Erick menyampaikan peningkatan kontribusi BUMN juga berdampak positif bagi masyarakat. Pasalnya, setoran dividen BUMN menjadi tumpuan negara dalam menjalankan program-program yang berpihak pada rakyat, seperti program bantuan sosial dan bantuan langsung tunai.
"Salah satu contohnya adalah penyaluran beras gratis kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Masing-masing KPM dari seluruh provinsi mendapat 10 kg beras setiap bulannya," lanjut Erick.
Erick juga berhasil menekan rasio utang terhadap modal. Saat ini, jumlah modal BUMN mencapai 65 persen atau jauh lebih besar daripada utangnya yang sekitar 35 persen.
"Apa yang terjadi di BUMN saat ini justru berbanding terbalik jumlah modal jauh lebih besar daripada jumlah utang. Alhamdulillah rasio utang semakin kecil, artinya BUMN semakin sehat," ucap pria kelahiran Jakarta tersebut.
Keberhasilan ini kian meningkatkan....
Keberhasilan transformasi kian meningkatkan kepercayaan banyak pihak terhadap BUMN. Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan keputusan bulat memberi lampu hijau atas pengajuan penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2025 senilai Rp 44,2 triliun. Pimpinan rapat kerja antara Komisi VI DPR dengan Kementerian BUMN, Muhammad Sarmuji, mengatakan PMN yang diberikan negara saat ini jumlahnya jauh lebih kecil daripada setoran dividen yang diberikan BUMN untuk negara. Hal ini berbeda dengan era terdahulu.
"Ada satu hal menggembirakan yang bisa kita petik dalam pengajuan PMN, terutama dalam lima tahun terakhir," ujar Sarmuji saat membacakan kesimpulan rapat di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Wakil Ketua Komisi VI itu menyebut PMN di era terdahulu biasanya berasal dari utang luar negeri. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi pada BUMN era Erick Thohir.
"Masa yang dulu PMN itu uangnya kebanyakan atau mungkin sebagian besarnya bahkan semuanya dibiayai oleh utang luar negeri, pada saat ini PMN diajukan dengan mengambil dividen dari BUMN," kata Sarmuji.
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono menyebut Erick berhasil meningkatkan potensi BUMN dengan menjalankan cetak biru transformasi BUMN yang disertai core values Akhlak.
"Prioritas ini menjadi kunci dalam memenuhi tuntutan BUMN ke depan," ujar Yudo dalam seminar bertajuk "Analisis Kinerja dan Prospek BUMN Masa Depan" di Jakarta, Selasa (11/6/2024).
Yudo menyampaikan lima prioritas tersebut menjadi dasar dalam merampingkan jumlah BUMN. Yudo menyebut langkah konsolidasi melalui holding maupun merger menjadi terobosan besar dalam mengintegrasikan potensi kekuatan BUMN.
"Dengan klasterisasi, merger, holding, kita bisa lihat dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN, sebetulnya ini tidak mudah tapi ini komitmen mendorong BUMN agar lebih lincah dan meningkatkan value BUMN itu sendiri," sambung Yudo.
BUMN berhasil....
Lembaga Management Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) mencatat BUMN berhasil mengungguli dua super holding BUMN negara tetangga yakni Temasek dari Singapura dan Khazanah dari Malaysia. Associate Director BUMN Research Group Lembaga Management FEB UI Toto Pranoto mengatakan hal ini terlihat dari raihan laba bersih dan pendapatan pada periode 2019-2020, 2021-2022, dan 2023.
"(Laporan) BUMN Indonesia untuk 2023 masih proyeksi karena belum bisa mendapat angka definitif. Namun, kemampuan BUMN untuk laba bersih dan pendapatan terus pulih dan meningkat sejak 2021," ujar Toto dalam seminar bertajuk "Analisis Kinerja dan Prospek BUMN Masa Depan" di Jakarta, Selasa (11/6/2024).
Pada periode 2019-2020, lanjut Toto, laba bersih BUMN sempat mengalami penurunan drastis dari Rp 8,83 miliar dolar AS menjadi 0,91 miliar dolar AS akibat pandemi. Sedangkan pendapatan BUMN meningkat dari 113,09 miliar dolar AS menjadi 132,38 miliar dolar AS.
Toto menyampaikan BUMN berhasil bangkit pada periode 2021-2022 dengan laba bersih yang melonjak dari 14,60 miliar dolar AS menjadi 20,81 miliar dolar AS. Pun dengan peningkatan pendapatan dari 160,10 miliar dolar AS menjadi 196,39 miliar dolar AS.
"Pada 2023, laba bersih BUMN mencapai 19,14 miliar dolar AS dengan pendapatan sebesar 121,31 miliar dolar AS," ucap Toto.
Toto mengatakan terdapat peningkatan bertahap dalam ekuitas BUMN dari 188 miliar dolar AS pada 2019 menjadi 210 miliar dolar AS pada 2023. Toto mengatakan besaran utang dijaga dalam restrukturisasi utang tidak sehat dan peningkatan utang produktif oleh pemerintah.
"Hal ini diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian," ucap Toto.
Toto optimistis kinerja positif BUMN akan terus terjadi melalui fokus pembangunan 2020-2024 yang menetapkan sejumlah poin penting. Toto menyebut BUMN dalam beberapa tahun terakhir menekankan pentingnya pembangunan SDM, infrastruktur, transformasi ekonomi, serta penyederhaaan regulasi dan birokrasi.
"Fokus pembangunan tersebut sudah berhasil dicapai Kementerian BUMN," kata Toto.
Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyebut keberhasilan BUMN tak selalu diukur dengan profitabilitas. Sebagai agen pembangunan, ucap Huda, BUMN pun menjadi representasi kehadiran negara di tengah masyarakat.
Huda menyoroti komitmen Erick terhadap UMKM dan pembukaan lapangan kerja. Huda menilai Erick memberikan dukungan besar bagi keberlangsungan dan kemajuan UMKM.
"Ini hasil kerja bersama pemerintah dengan andil BUMN dalam pengembangan UMKM yang relatif tinggi," ujar Huda.
Huda mengatakan BUMN telah memberikan begitu banyak bantuan pembiayaan kepada UMKM. Persoalan pembiayaan acapkali menjadi batu sandungan bagi UMKM untuk meningkatkan skala usaha. Tak sekadar pembiayaan, lanjut Huda, Erick juga menginstruksikan BUMN untuk membentuk ekosistem yang dapat mendorong akselerasi pertumbuhan UMKM.
"Dari BUMN juga banyak bantuan untuk meningkatkan kinerja UMKM. Kita harus apresiasi hal tersebut," lanjut Huda.
Menurut Huda, kondisi BUMN yang lebih sehat juga menjadi faktor di balik kontribusi BUMN terhadap UMKM dan pembukaan lapangan kerja. Huda menilai BUMN era Erick Thohir cukup efektif dengan peningkatan pendapatan.
"Perbaikan kinerja BUMN berasal dari berbagai terobosan yang dilakukan Pak Erick, salah satunya itu melalui akselerasi transformasi dan digitalisasi," kata Huda menambahkan.