Alasan Gusti Bhre Mundur dari Pilkada Solo, tak Dapat Restu Gusti Kanjeng Putri

Gusti Bhree diganti oleh Respati Ardi yang juga ketua Hipmi Solo.

Muhammad Noor Alfian
Gusti Bhre
Rep: Muhammad Noor Alfian Choir Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua DPC Gerindra kota Solo Ardianto Kuswinarno ungkap alasan KGPAA Mangkunegara atau Gusti Bhre batal maju di Pilkada Kota Solo 2024. Hal tersebut disampaikan oleh Ardi usai bertemu dengan Gusti Bhre di Pura Mangkunegara, Rabu (28/8/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.

Baca Juga


"Sudah jelas kita pastikan, ternyata betul beliau mundur. Sebelumnya itu saya dapat info langsung tapi saya harus mendengar langsung dari beliau sendiri," kata Ardi ketika dihubungi awak media, Rabu (28/8/2024). 
 
Ia mengatakan, salah satu alasan Gusti Bhre mundur karena tidak mendapat restu dari Prisca Marina Haryogi Supardi atau dikenal dengan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara. 
 
"Yang jelas beliau menggambarkan, belum bisa mengatur yang kecil. Artinya keluarga saja saya (Gusti Bhre) belum bisa menyelesaikan. Kalau yang kecil saja belum bisa, apalagi yang besar yang cukup berat, saya sadar diri ternyata butuh banyak perhitungan," katanya. 
 
"Di keluarga sendiri masih debatable, ternyata ibu (gusti Bhre) juga masih bertahan keukeuh tidak menyetujui, ya sudah. Saya tidak akan melawan ibu," katanya menambahkan. 
 
Soal pengganti Gusti Bhre, Ardi mengatakan ialah ketua Hipmi Solo yakni Respati Ardi dan calon wakilnya adalah Astrid Widayani. Ia mengatakan kewenangan untuk menentukan pengganti Gusti Bhre ada di tangan Gibran Rakabuming dan pemimpin Mangkunegaran itu sendiri. 
 
"Beliau (Respati) itu kan istilahnya itu plan B. memang yang membentuk saya karena waktunya sudah pendek. Begitu mendengar kalau beliau (Gusti Bhre) akan mundur, saya kan harus siapkan plan B. Kalau Plan A tetap jalan berarti Plan B tidak jalan. Tapi kalau Plan A mandek, Plan B kita siapkan," katanya. 
 
"Tapi semua kan kewenangan tetap ada di Gusti Bhre dan Mas Gibran. Dan yang menentukan pun last minute jam 11 malam. Itu kan tarik ulurnya panjang sekali," katanya menambahkan. 
 
Di sisi lain, ditanya apakah ada kemungkinan Kaesang maju di pilkada Solo, Ardianto menampik hal tersebut. Menurutnya Kota Solo terlalu kecil untuk Ketum PSI tersebut. 
 
"Mas Kaesang itu kan beliau kemarin maju untuk jadi gubernur. Ternyata ada perlawanan dan tidak ada persetujuan, ya beliau tidak mau jadi wali kota Solo,
karena terlalu kecil. Solo kan hanya lima kecamatan. Dari Gubernur turun ke Solo yang cuma lima kecamatan kan terlalu kecil," katanya. 
 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler