Tak Ada Pembelotan di KIM Plus, Anies Dipastikan Gagal Maju di Pilgub Jakarta
Sebanyak 12 pendukung, termasuk PKB ikut mengantarkan Ridwan Kamil-Suswono.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan dipastikan gagal maju di pemilihan gubernur. Sebanyak 12 parpol di KIM (Koalisi Indonesia Maju) Plus yang mendukung pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono, tidak ada yang membelot.
Perwakilan parpol pendukung hadir mengantarkan pasangan tersebut ke KPUD, Jakarta, termasuk dari PKB. Dari Partai Gerindra diwakili oleh Ahmad Riza Patria. Kemudian ada Khoruddin dari PKS, Ahmad Zaki dari Partai Golkar, Mujiono perwakilan Demokrat, Wibi Adriano dari Nasdem, Elfa (PSI), Hasbiullah (PKB), Triwisaksana (Partai Gelora), Saiful (PBB), dan Effendi Syahputra dari Perindo.
Selanjutnya PAN diwakili oleh Sekjen DPP Edy Soeparno dan PPP dihadiri oleh Saiful Rachmat. Sementara pimpinan partai PAN di DPD Jakarta dihadirkan secara daring.
"Kami akan menjamin ke KPU dari paslon kami akan berikan suasan riang gembira dan gagasan solutif, sehingga pilkada ramai dan sukses bukan sebaliknya," ujar calon gubernur Ridwan Kamil di kantor KPUD Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Seperti diketahui Anies sempat berharap dapat diusung oleh PDIP sebagai kunci terakhir agar ia bisa maju di Pilgub Jakarta. Namun sayang, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri lebih memilih mencalonkan pasangan kader Pramono Anung dan Rano Karno.
Sementara diakhir-akhir pendaftaran, beredar kabar PKB akan membelot. Kabar itu sempat beredar di media sosial, tapi ditepis oleh PKB.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan bahwa Anies Baswedan harus masuk menjadi anggota partai politik untuk kepemimpinan pada tingkat daerah hingga nasional.
Sebagai informasi, Anies merupakan tokoh nonpartai yang maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2024.
"Idealisme tetap harus dipertahankan, tetapi memang kalau dalam konteks kepemimpinan nasional dan daerah, ya, Anies paling tidak masuk partailah," kata Ujang saat dihubungi Antara dari Jakarta, Rabu.
Hal ini untuk mengantisipasi kesan Anies hanya ingin mendompleng partai politik sebagai kendaraan untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.
"Harus punya partailah 'kan itu. Jangan sampai Anies hanya mendompleng di partai, menggunakan partai sebagai alat tunggangan," ujarnya.
Menurut dia, partai politik tidak akan mau seperti itu. Oleh karena itu, Ujang menyarankan Anies menjadi kader partai atau membuat partai politik sendiri.