Tambah Produk Hybrid, Hyundai Motor Optimistis Tingkatkan Penjualan Global 30 Persen
Hyundai Motor akan memperkenalkan konsep EREV yang lebih baik dari Hybrid Plug-in
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Hyundai Motor Company mengumumkan langkah ambisius dengan menetapkan target penjualan global tahunan sebesar 5,55 juta kendaraan pada tahun 2030. Target ini berdasarkan rencana peningkatan 30 persen dibandingkan penjualan tahun 2023.
Salah satu strategi utama Hyundai adalah menggandakan jajaran kendaraan hybrid, sebuah langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi perlambatan permintaan kendaraan listrik (EV) global.
Perusahaan otomotif asal Korea Selatan ini juga mengumumkan rencana untuk membeli kembali saham senilai hingga 4 triliun won (sekitar 3 miliar dolar AS) antara tahun 2025 dan 2027. Selain itu, Hyundai akan memberikan dividen per kuartal minimal sebesar 2.500 won per saham, sebagai bagian dari paket kebijakan yang akan mengembalikan 35 persen
Dalam acara investor day, Hyundai mempertahankan target penjualan EV sebesar 2 juta unit pada tahun 2030, namun meningkatkan target penjualan kendaraan hybrid sebesar 40 persen menjadi 1,33 juta unit pada tahun 2028.
Presiden dan CEO Hyundai Motor, Jaehoon Chang, mengungkapkan bahwa permintaan untuk kendaraan hibrida semakin meningkat seiring dengan melambatnya konversi ke kendaraan listrik sepenuhnya. “Hybrid kini menjadi pilihan utama dibandingkan dengan ICE,” ujarnya.
Hyundai berencana menggandakan jajaran kendaraan hybrid menjadi 14 model, dengan fokus utama di pasar Amerika Utara. Meskipun belum ada jadwal peluncuran yang diumumkan, Hyundai mengindikasikan bahwa produksi kendaraan hibrida dapat dimulai di pabrik barunya di Georgia, AS, pada kuartal pertama tahun 2026.
Sekitar sepertiga dari kapasitas produksi pabrik ini akan dialokasikan untuk kendaraan hibrida saat pabrik mencapai kapasitas penuh.
Selain itu, Hyundai juga memperkenalkan segmen baru dari kendaraan hybrid, yaitu Extended Range Electric Vehicles (EREV), yang populer di Tiongkok namun masih baru secara global. EREV memiliki baterai yang lebih besar dibandingkan dengan hybrid plug-in dan hanya menggunakan listrik, dengan mesin bensin yang berfungsi sebagai pengisi daya ketika baterai hampir habis.
Hyundai merencanakan produksi massal model EREV di Amerika Utara dan Tiongkok pada akhir tahun 2026, dengan harapan bahwa kendaraan ini akan menjadi jembatan utama menuju elektrifikasi penuh.
Hyundai menargetkan penjualan 30.000 unit EREV di Tiongkok dan 80.000 unit di AS, dengan fokus awal pada model SUV besar dan merek mewah Genesis. Selain itu, Hyundai juga berencana menawarkan platform dan teknologi kendaraan otonomnya kepada perusahaan yang ingin memproduksi kendaraan tersebut.