Perusahaan di Belitung Timur Manfaatkan Limbah Sawit untuk Pembangkit Listrik Biogas
AANE merupakan pembangkit listrik pertama di Indonesia yang menjual listrik ke PLN.
REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG TIMUR -- PT Austindo Aufwind New Energy (AANE) yang mengoperasikan bidang usaha pembangkit listrik biogas ANJ di Perkebunan Belitung SMM, berhasil mengubah limbah menjadi berkah. AANE memanfaatkan limbah cair sawit (POME) sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg).
Direktur PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) Mohammad Fitriyansyah mengatakan proses bisnis kelapa sawit PT ANJ Tbk di Belitung Timur melalui PT Sahabat Mewah Makmur (SMM), mengusung prinsip zero waste. Dari raw material sampai tahap akhir semua bisa dimanfaatkan sehingga tak menghasilkan sampah apapun atau zero waste.
“Nggak ada yang tersisa. dari kebun sampai janjang kosong kelapa sawit bisa digunakan. Kami mengembangkan biogas untuk menghasilkan listrik yang kita jual ke PLN,” kata Fitriyansyah saat ditemui dalam acara Press Tour Belitung 2024, Kontribusi Sawit untuk APBN dan Perekonomian, yang digelar Kementerian Keuangan di Belitung Timur, Selasa (27/8/2024) malam lalu.
Hal ini dibenarkan Head Section Biogas PT AANE, Ipan S Manalu. Menurutnya AANE memanfaatkan limbah cair dari pabrik kelapa sawit PT SMM. Limbah cair ini menurut Ipan, mengandung unsur CH4 atau metana kurang lebih 53-60 persen inilah yang akhirnya dimanfaatkan menjadi bahan bakar.
PT AANE, kata Ipan, merupakan pembangkit listrik pertama di Indonesia yang menjual listriknya ke PLN. AANE menggunakan skema IPP dalam menjual listrinya ke PLN.
“Jadi di skema ESDM itu ada 2 yakni IPP sama excess power. IPP itu berhak menjual 100 persen listriknya ke PLN. sementara excess power, 50 persen dipakai sendiri 50 persen dijual ke PLN,” ujarnya saat ditemui di Biogas Plant PT AANE, di Belitung Timur, pada Rabu (28/8/2024).
Kapasitas volume biogas PT AANE saat ini memiliki total 13 ribu meter kubik, dengan dua kolam biogas. Kemudian PLN jaringan listrik untuk mengalirkan listrik ke tiga kecamatan. Aliran listrik menurut Ipan, bisa memenuhi kebutuhan listrik harian 2.000-2.500 rumah tangga.
Sementara itu, hasil keluaran dari biogas masih menghasilkan limbah yang bermanfaat. Limbah akan diaplikasikan sebagai land pupuk cari untuk lahan sawit.
Namun, harga biogas masih dihargai cukup rendah. Sementara pengolahan biaya produksi, biogas, mencapai kurang lebih Rp 600 per kwh, tapi PLN hanya menghargai sekitar Rp 975 per kwh.
“Nah, ini challengenya. Dari segi keuntungan atau profit masih kecil. Harga energi terbarukan kurang menarik pemerintah,” katanya