'Penting Meningkatkan Literasi Keuangan di Kalangan Perempuan'
Perencanaan keuangan harus dilakukan secara terstruktur.
REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Kegiatan Workshop Financial Literacy for Women yang bertema "Keuangan Terencana, Keluarga Bahagia" sukses diselenggarakan Kamis, 29 Agustus 2024 di Hotel Khas Pekalongan. Acara ini diinisiasi oleh Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pekalongan, dengan dukungan penuh dari Prudential Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Perwakilan Tegal.
Dalam pidatonya sebagai Keynote Speaker, Kepala OJK Tegal, Novianto Utomo, menekankan pentingnya meningkatkan literasi keuangan di kalangan perempuan. "Sesuai hasil survei Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah secara Nasional yang diselenggarakan OJK bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, gap yang terjadi pada indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah adalah sebesar 26,3 persen," kata Novianto dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (2/9/2024).
Selain itu, tingkat indeks Literasi Keuangan Syariah sebesar 39,1 persen menunjukkan pemahaman yang rendah terhadap produk-produk keuangan syariah yang dipasarkan oleh lembaga keuangan syariah. Kemudian ia menjelaskan tentang tiga pilar utama yang harus dikuasai, yaitu menabung, investasi, dan proteksi.
"Meskipun menabung tidak secara langsung membuat seseorang kaya, namun menerapkan kebiasaan menabung secara rutin dapat menanamkan disiplin finansial," katanya.
Ia juga memberi peringatan untuk berhati-hati terhadap investasi yang tidak jelas dan berisiko tinggi, yang dapat membawa kerugian besar, sehingga hal-hal inilah sebab mengapa ia menggarisbawahi pentingnya mengurangi gap antara inklusi dan literasi keuangan di masyarakat.
Ida Ayu Dwirani, yang akrab disapa Ibu Dayu, membawakan materi mengenai risiko-risiko kehidupan yang dapat mempengaruhi keuangan keluarga. Ia menjelaskan bahwa berbagai risiko seperti sakit, kecelakaan, atau kematian dapat mengancam stabilitas keuangan keluarga. Namun risiko-risiko tersebut dapat dikelola dengan baik melalui perencanaan keuangan yang matang, termasuk dengan proteksi asuransi. Materi yang disampaikan wanita dari Prudential Indonesia ini memberikan wawasan mendalam bagi para peserta tentang pentingnya proteksi dan perencanaan keuangan untuk menjaga kesejahteraan keluarga.
Sementara itu, Senior Financial Planner M. Bagus Teguh, memberikan pemaparan mendalam tentang bagaimana merencanakan keuangan dengan baik dan benar sesuai prinsip-prinsip syariah. Ia menjelaskan bahwa perencanaan keuangan harus dilakukan secara terstruktur, mulai dari memahami kondisi keuangan saat ini, menetapkan tujuan keuangan, hingga memilih produk keuangan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Ia juga menekankan pentingnya membeli produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita. Ia mengilustrasikannya seperti memilih sepatu yang ukurannya pas agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Teguh juga membahas pentingnya memiliki dana darurat dan mendefinisikan kondisi darurat dengan jelas. Ia berbagi pengalaman saat seorang ibu mengeluhkan biaya masuk sekolah SD yang tiba-tiba naik 200 persen. Teguh menekankan bahwa kejadian ini bukanlah kondisi darurat karena dapat diprediksi jauh hari sebelumnya, sehingga seharusnya sudah dipersiapkan.
"Kondisi darurat adalah situasi yang membutuhkan pengeluaran mendesak dan penting, yang jika tidak dipenuhi dapat berimplikasi negatif, seperti ketika seorang kepala keluarga kehilangan pekerjaan secara mendadak. Dalam situasi seperti ini, dana darurat dapat berfungsi untuk menutupi kebutuhan keluarga selama periode tertentu tanpa penghasilan," kata Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) tersebut.
Ia memaparkan bahwa idealnya seseorang memiliki dana darurat yang cukup untuk menutupi kebutuhan selama 12 bulan, namun setidaknya, seseorang harus memiliki simpanan darurat sebesar tiga bulan dari kebutuhan bulanan. Hal ini bertujuan agar dalam waktu tiga bulan tersebut, seseorang masih memiliki kesempatan untuk mencari sumber penghasilan lain tanpa harus menurunkan standar hidup yang sudah ada. Penjelasan ini menegaskan pentingnya perencanaan keuangan yang matang untuk menghadapi situasi tak terduga dalam kehidupan.
Selain pemaparan dari para narasumber, acara Financial Literacy for Women ini juga melibatkan peserta dalam kegiatan praktik membuat perencanaan keuangan bulanan. Dalam sesi ini, peserta diberikan tabel perencanaan keuangan yang berisi kolom-kolom untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran bulanan mereka secara detail. Dengan bimbingan langsung dari Teguh sebagai narasumber, peserta diajak untuk mengidentifikasi seluruh sumber pemasukan mereka dan mencocokkannya dengan pengeluaran bulanan yang ada. Melalui kegiatan ini, para peserta dapat melihat secara langsung apakah mereka berada dalam kondisi keuangan yang surplus atau defisit.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman praktis tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang baik, serta bagaimana mengatur keuangan rumah tangga agar tetap seimbang dan tidak mengalami kekurangan di akhir bulan. Hasil dari perencanaan ini diharapkan dapat membantu peserta dalam membuat keputusan finansial yang lebih bijak di masa mendatang.
Selain para narasumber, sejumlah tamu undangan turut hadir pada acara ini, termasuk Istri Wali Kota Pekalongan, Inggit Soraya, serta Ketua Pengurus Daerah MES Pekalongan, H. Achmad Su'ud.