Psikolog: Rehabilitasi Pecandu Judi Online Perlu Minimal 3 Bulan, Ini Alasannya

Penanganan kecanduan judi online membutuhkan pendekatan intensif.

Freepik
Ilustrasi seseorang stress. Psikolog mengatakan rehabilitasi pecandu judi online memerlukan waktu minimal tiga bulan di mana dia benar-benar berhenti bermain sama sekali.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Sani Budiantini Hermawan mengatakan rehabilitasi pecandu judi online memerlukan waktu minimal tiga bulan di mana dia benar-benar berhenti bermain sama sekali. Menurut Sani, penanganan kecanduan judi online membutuhkan pendekatan intensif dan terpadu. 

Baca Juga


“Penanganan melibatkan tiga aspek utama. Medikasi dari psikiater untuk mengatasi stres atau depresi, psikoterapi dari psikolog untuk membantu memulihkan pola pikir dan perilaku, hingga dukungan keluarga yang memberikan kontrol dan pengawasan selama masa pemulihan,” kata Sani, lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia di Jakarta secara daring, Rabu (37/11/2024).

Selain terapi psikologis, pendekatan spiritual seperti mendekatkan diri kepada Tuhan juga dilakukan saat rehabilitasi untuk memperkuat mental.

Pendekatan-pendekatan tersebut dilakukan untuk menetralisasi efek kecanduan judi online dan agar individu yang terjerat dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat, baik secara fisik, mental, maupun sosial.

Sani menegaskan bahwa penanganan harus dilakukan secara paralel dan konsisten, agar pecandu judi online bisa keluar dari lingkaran gelap tersebut.

Pecandu judi online, kata Sani, mengalami dampak psikologis yang serius misalnya akibat utang. Judi online, tidak hanya menguras keuangan, tapi, juga bisa merusak mental dan hubungan sosial.

"Orang yang terlilit utang dari judi online biasanya mengalami kekurangan finansial, kehilangan kepercayaan dari lingkungan, hingga konflik dengan keluarga, pasangan, atau teman. Akibatnya, mereka terisolasi, dimusuhi, dan menjadi stres berat atau depresi. Bahkan, tidak jarang tekanan ini mendorong mereka melakukan tindakan nekat seperti bunuh diri," kata Sani.

Menurut Sani, ada kekeliruan pemikiran pada orang yang terus bermain juga online, meskipun sudah terlilit utang. Orang itu merasa bahwa judi online bisa diperhitungkan, padahal untung-untungan.

Kemenangan yang pernah diraih justru memicu kecanduan karena mereka tergiur janji mendapatkan uang lebih besar dan membuat mereka sulit berhenti, apalagi jika sudah kecanduan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler