Ini Percakapan Penuh Keteduhan antara Paus Fransiskus dan Imam Masjid Istiqlal

Paus menyinggung adanya ancaman, sebuah masa kegelapan

Republika/Thoudy Badai
Imam besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mencium kening Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus
Rep: Frederikus Bata Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paus Fransiskus mendatangi terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal-Gereja Katedral Jakarta, pada Kamis (5/9/2024) pagi menjelang siang WIB. Seperti biasa Paus menggunakan kursi roda, menyusuri area itu. Di sampingnya ada imam Masjid Istiqlal, Kiai Haji Nasaruddin Umar.

Baca Juga


Kiai Haji Nasaruddin memandu Paus Fransiskus. Ia menerangkan di dalam terowongan ini, banyak simbol-simbol yang sangat artistik, indah, dan melambangkan toleransi.

Lalu Paus juga berbicara. Terlebih dahulu ia menyapa semua orang dengan salam damai. Ia mengucapkan selamat atas adanya terowongan ini. 

"Ini adalah tempat dialog dan perjumpaan," ujar pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia itu dalam bahasa Italia, diartikan ke bahasa Indonesia melalui penerjemah.

Paus melanjutkan kata-katanya, sementara Imam Masjid Istiqlal, memegang mic membantu Paus saat berbicara.

Paus mengajak semua yang hadir kembali membayangkan kata terowongan. Biasanya, orang-orang akan memikirkan lorong  yang  gelap, apalagi saat berjalan sendirian.

Namun faktanya, di terowongan ini berbeda. Paus menegaskan, sebagai kaum beriman dengan tradisi keagamaan berbeda-beda, semua memiliki tugas membantu orang-orang melewati terowongan ini dengan pandangan yang diarahkan menuju terang.

"Dengan demikian, di akhir perjalanan kita akan mampu mengenal dalam diri mereka yang berjalan di samping kita, seorang saudara, seorang saudari, yang dengannya kita dapat berbagi kehidupan dan saling mendukung satu sama lain," kata tokoh yang pada 17 Desember 2024 itu, berusia 88 tahun ini.

Paus menyinggung adanya ancaman, sebuah masa kegelapan. Tanda-tandanya terlihat. Ia mengajak semuanya melawan tanda-tanda itu dengan persaudaraan. 

Manusia saling menghargai identitas, bisa mendorong satu sama lain, menuju perjalanan bersama. Ia mengucapkan terima kasih kepada mereka yang bekerja dengan penuh keyakinan bahwa hidup dalam kerukunan dan damai bisa terjadi. 

"Menyadari perlunya dunia yang lebih bersaudara. Saya berharap komunitas-komunitas kita semakin terbuka bagi dialog antar umat beragama, dan semoga menjadi simbol kehidupan bersama yang damai, yang mencirikan Indonesia," kata Paus.

Ia mendoakan semua yang melewati terowongan ini selalu dalam semangat persahabatan kerukunan, dan bersaudara. Selanjutnya, Imam Masjid Istiqlal berbicara. 

KH. Nasaruddin menunjukkan bahasa tubuh penuh rasa hormat. Ia menjelaskan terowongan ini dibangun pada 2023 oleh pemerintah Indonesia. Fungsinya menghubungkan dua rumah ibadah dengan berbagai aktivitasnya.

"Karena itu kami mohon yang mulia menjadi saksi akan fungsi terowongan ini," kata Imam Masjid Istiqlal.

KH.Nasaruddin menerangkan, di bawah terowongan ini ada dua level tempat parkir yang bisa menampung sampai 1000 an  mobil. Umat dari  dua rumah ibadah diizinkan menggunakannya. Lalu di dalam terowongan terdapat pemandangan indah, simbol silaturahmi. Ada juga ruang pertemuan antar umat beragama.

"Sama harapan kami juga dengan yang mulia, kami juga berharap dengan terowongan ini, menjadi jembatan persaudaraan, bukan hanya antara Katolik dengan Islam, tetapi antar umat beragama, dan antar sesama umat manusia. Terima kasih yang mulia," ujar Imam Masjid Istiqlal.

Keduanya lantas saling menempelkan pipi kiri dan kanan, bersalaman, saling berterima kasih. Lalu mereka menuju ruang dialog. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler