Sniper Israel Berteriak Girang Usai Berhasil Tembak Demonstran AS-Turki Tepat di Kepala

Saksi mata menyaksikan bagaimana sniper itu berteriak girang usai membunuh Eygi.

X
Ay?enur Ezgi Eygi, aktivis Turki-AS yang dibunuh pasukan Israel di Tepi Barat, Jumat (6/9/2024).
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT — Sniper Israel yang menembak dan membunuh warga negara Turki-Amerika, Aysenur Ezgi Eygi, di Tepi Barat pada Jumat lalu berteriak kegirangan usai membunuh aktivis perempuan  tersebut, demikian dilaporkan saksi mata Palestina, Mounir Khdair, kepada Anadolu. “Setelah menembaknya, dia senang, dia berteriak kegirangan.”

Baca Juga


Jonathan Pollak, seorang aktivis Israel yang telah ikut serta dalam protes menentang perluasan pemukiman Israel di wilayah tersebut selama bertahun-tahun, menyatakan bahwa tentara Israel yang bertanggung jawab atas pembunuhan Eygi. Tentara itu melakukan tembakan yang mematikan. Menurut dia,  peluru yang sama yang menewaskan aktivis Turki tersebut juga menewaskan orang-orang di kamp pengungsian Nur Syam dan Jenin.

Pollak menyatakan, seorang gadis berusia 13 tahun terbunuh hanya beberapa kilometer jauhnya dari peristiwa tersebut. Dia menekankan bahwa senjata-senjata itu “didanai Amerika” untuk melanjutkan genosida di Gaza  yang kebal akan hukum.

Seorang pria mengibarkan bendera Palestina saat kendaraan lapis baja Israel bergerak selama operasi militer di kamp Nur Shams, di Tepi Barat, Kamis, 29 Agustus 2024. - ( AP Photo/Majdi Mohammed)

 

Pollak juga memalsukan klaim Israel bahwa mereka merasa terancam oleh para aktivis yang melemparkan batu, dan menegaskan bahwa keadaan sangat tenang saat aktivis tersebut terbunuh. Klaim tersebut senada dengan pernyataan saksi-saksi lain yang melaporkan bahwa Eygi terbunuh pada saat yang damai, tanpa ada bentrokan atau konfrontasi dengan kekerasan.

Aysenur Ezgi Eygi, 26 tahun, seorang aktivis hak asasi manusia keturunan Amerika-Turki, tiba di Tepi Barat pada Selasa untuk menjadi sukarelawan dengan Gerakan Solidaritas Internasional (ISM) sebagai bagian dari kampanye untuk melindungi para petani Palestina dari pemukim Israel dan kekerasan yang dilakukan oleh IDF.

Kematian Eygi telah memicu kemarahan dan menuai kecaman internasional. Protes di Beita merupakan bagian dari demonstrasi yang sedang berlangsung untuk menentang perluasan pemukiman Israel dan perampasan tanah di daerah tersebut.

Selamat tinggal Eygi

 

Pada Senin, ratusan warga Palestina di kota Nablus, Tepi Barat, memberikan penghormatan terakhir kepada Eygi.

Prosesi pemakaman dimulai di Rumah Sakit Pemerintah Rafidia di Nablus, dengan para pelayat berbaris di beberapa jalan. Mereka menyanyikan slogan-slogan yang mengecam operasi Israel dan menghormati para pendukung internasional, demikian menurut Anadolu.

Para pelayat melaksanakan sholat jenazah yang dipimpin oleh Gubernur Nablus, Ghassan Daghlas, yang dihadiri para pemimpin dari berbagai faksi Palestina. Banyak jamaah juga menghadiri prosesi sholat jenazah tersebut.

Dengan tubuh terbungkus bendera Palestina dan kepala ditutupi dengan kafiyyeh Palestina, para pelayat menggendongnya di pundak mereka. Mereka berkeliling di jalan-jalan untuk mengenang Eygi.

Oncu Keceli, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, mengonfirmasi pada Senin pagi bahwa pemerintahnya sedang berusaha mengatur pemindahan jenazah Eygi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler