Indonesia Resmi Serahkan Masa Presidensi AALCO ke Thailand
Benda budaya yang hilang pada era penjajahan di negara Asia-Afrika bisa dikembalikan.
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham, Cahyo Rahadian Muzhar mewakili Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Supratman Andi Agtas, secara resmi menyerahkan Presidensi Sesi Tahunan Asia-Africa Legal Consultative Organization (AALCO) ke-61 kepada Madam Suphanvasa Chotikajan Tang dari Kementerian Luar Negeri Kerajaan Thailand.
Selama masa presidensinya, Indonesia telah berhasil mengarahkan keberlanjutan agenda AALCO dan memperkenalkan dua agenda baru, yaitu Asset Recovery Expert Forum yang diusulkan oleh Indonesia dan Legal Issues in Outer Space yang diusulkan oleh India. Menurut Cahyo, Asset Recovery Expert Forum bertujuan memerangi korupsi dan memastikan pengembalian aset hasil kejahatan yang dialihkan ke luar negeri.
"Usulan ini telah disetujui dalam Inter-Sessional Meeting pada Juni lalu, di mana negara-negara anggota AALCO sepakat untuk membentuk daftar kontak berisi otoritas dan pakar terkait," ujar Cahyo di Bangkok, Thailand dikutip Selasa (10/9/24).
Menurut dia, sekretariat AALCO akan berperan sebagai fasilitator komunikasi agar proses pengembalian aset hasil dari tindak kejahatan dapat berjalan lebih efektif. Nantinya, keberadaan AALCO juga bisa berguna bagi pengembalian barang yang disita penjajah zaman dulu.
"Di masa mendatang Asset Recovery Expert Forum juga dapat dikembangkan agar tidak hanya menjadi forum untuk pengembalian aset hasil tindak kejahatan yang dilarikan ke luar negeri, namun juga, untuk pengembalian benda budaya yang hilang pada masa penjajahan di negara-negara Asia-Afrika," kata Cahyo.
Adapun agenda Legal Issues in Outer Space juga memperoleh perhatian signifikan. Menurut Cahyo, meskipun belum semua negara Asia-Afrika terlibat dalam penjelajahan antariksa, namun pandangan negara dari dua benua tersebut penting untuk diakui.
"Angkasa luar merupakan warisan bersama umat manusia dan harus dimanfaatkan untuk kepentingan seluruh umat manusia, bukan hanya negara tertentu," ucap Cahyo.
Dari sisi keorganisasian, selama masa presidensi Indonesia, AALCO juga mencatat kemajuan penting dengan diterimanya Burkina Faso sebagai anggota ke-48 setelah sebelumnya berstatus sebagai pengamat pada Sesi Tahunan ke-61 di Bali.
Setelah menyerahkan presidensi, Cahyo pun berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya selama ini. "Kami sangat berterima kasih kepada Sekretaris Jenderal AALCO, negara-negara anggota, dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam masa kepemimpinan kami. Kami berharap Thailand dapat melanjutkan amanat negara-negara Asia-Afrika dengan agenda-agenda yang produktif dan bermanfaat," ujar Cahyo.