Kim Jong Un Bersumpah Tingkatkan Kekuatan Nuklir untuk Lawan Ancaman Amerika

Kim menuduh Amerika Serikat membentuk blok di wilayah tersebut yang dianggap ancaman.

EPA-EFE/KRISTINA KORMILITSYNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri penandatanganan bilateral di kediaman kenegaraan di Pyongyang, Korea Utara, 19 Juni 2024. Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Korut saat itu.
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada sebuah upacara peringatan ulang tahun ke-76 berdirinya negara tersebut bersumpah untuk meningkatkan kemampuan nuklir untuk melawan ancaman. Kim mengatakan, tugas pertama pemerintahannya adalah memperkuat dan mengembangkan kemampuan militer untuk berperang dan melindungi negara.

Baca Juga


“DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea) akan secara bertahap memperkuat kekuatan nuklirnya yang mampu sepenuhnya mengatasi setiap tindakan ancaman yang dilakukan oleh negara-negara saingannya yang mempunyai senjata nuklir,” kata Kim seperti dilaporkan Kantor Berita Pusat Korea pada Selasa (10/9/2024).

DPRK, lanjutnya, akan melipatgandakan langkah-langkah dan upaya untuk membuat semua angkatan bersenjata negara, termasuk kekuatan nuklir, sepenuhnya siap untuk bertempur. Kendati demikian, Kim menuduh Amerika Serikat membentuk blok di wilayah tersebut yang merupakan ancaman besar bagi negaranya.

“Di bawah berbagai ancaman yang ditimbulkan Amerika Serikat dan pengikutnya serta di bawah kondisi keamanan yang kita hadapi, kepemilikan kekuatan militer yang kuat adalah kewajiban dan hak untuk hidup yang tidak boleh dilewatkan oleh Partai dan Pemerintah kita sedikitpun dan tidak boleh membuat konsesi,” ucapnya.

Kim melanjutkan, negaranya terus menerus menghadapi ancaman nuklir yang serius. Dia menegaskan bahwa senjata nuklir yang digunakan untuk membela diri tidak menimbulkan ancaman bagi siapa pun karena Korea Utara adalah negara nuklir yang bertanggung jawab.

Adapun pada bulan lalu, Korea Utara juga mengkritik rencana strategi nuklir Amerika yang direvisi dan memperingatkan bahwa mereka akan semakin memperkuat kemampuan nuklirnya.

Kementerian Luar Negeri negara tersebut menuduh Washington mengembangkan struktur aliansi dengan “negara-negara satelit” di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Korea Selatan dan Jepang, menjadi blok militer berbasis nuklir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler