Lima Syair Maulid Simthud Duror Perlihatkan Cinta yang Mendalam kepada Rasulullah

Syair-syair dalam Simthud Duror terkenal karena keindahan bahasa dan kekayaan makna.

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Umat Islam menyalakan lampu pada gawainya saat Maulid Akbar sepuluh ribu rebana di Gor Jayabaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (19/10/2023). Sholawat dalam rangka haul penulis Kitab Maulid Simthudduror Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi yang diselenggarakan oleh Majelis Cinta Nabi tersebut mengharuskan hadirin membawa dan memainkan rebana.
Rep: Muhyiddin Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Simthud Duror adalah salah satu kitab maulid yang sangat populer di kalangan umat Islam, khususnya di Indonesia. Kitab ini ditulis oleh Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi dan berisi syair-syair pujian yang menggambarkan kelahiran Nabi Muhammad SAW, keagungan akhlak nabi, serta doa dan shalawat yang dipersembahkan bagi nabi.

Baca Juga


Syair-syair dalam Simthud Duror terkenal karena keindahan bahasa, kekayaan makna, dan penghayatan cinta kepada Nabi. Karena itu, kitab ini mendapat banyak pujian dari penulis kitab Syarah Simthud Durar, Sayyid Ahmad bin Ali bin Alawi al-Habsyi. 

Artinya: “Sungguh maulidmu yang agung ini (Simthud Durar) menonjol untuk orang-orang akhir zaman, di dalamnya terdapat (penjelasan) sifat-sifat (Rasulullah) yang agung, dan akhlak yang mulia. Saya mengira bahwa (Simthud Durar) merupakan kekhususan yang hanya dikhususkan untuk masyarakat era belakangan ini” (Syarah Simthid Durar fi Akhbar Maulidi Khairil Basyar wama Lahu min AkhlaqI wa Aushaf wa Siyar, h. 390).   

Berikut beberapa contoh syair indah dari Simthud Duror:

1. Shalawat untuk Nabi selama purnama

 

َيَا رَبِّ صَلِّ عَلَی مُحَمَّد ، مَا لَاحَ بَدْرٌ وَغَابَ غَيْهَب

 

Artinya: "Ya Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW, selama bulan purnama bersinar dan kegelapan hilang."

Dalam syair ini, pengarang mengajak pembaca untuk terus berdoa kepada Allah agar Rasulullah SAW selalu dilimpahkan rahmat. Syair "selama bulan purnama bersinar dan kegelapan hilang" menggambarkan sebuah kondisi yang penuh cahaya, keindahan, dan kedamaian.

Bulan purnama sendiri sering dikaitkan dengan pencerahan, harapan, dan keberadaan cahaya di tengah kegelapan. Sedangkan kegelapan yang hilang melambangkan akhir dari kesulitan, kesedihan, atau ketidaktahuan.

2. Shalawat untuk manusia paling manis

يَارَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ اَحْلَى الْوَارَى مَنْطِقًاوَاَصْدَقْ

Artinya: "Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat Kepada Nabi Muhammad SAW, manusia yang paling manis dan paling benar tutur katanya."

Syair ini menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang jujur dan pembimbing umat manusia menuju jalan yang benar. Penggunaan kata-katanya menggarisbawahi keistimewaan beliau.

 

Kehadiran Nabi Muhammad..

 

3. Kehadiran Nabi Muhammad

فَمَا اَجَلَّ هَذَا الْمَنَّ الَّذِيْ تَكَرَّمَ بِهِ الْمَنَّانْ ﴿﴾ وَمَا اَعْظَمَ هَذَا الْفَضْلَ الَّذِيْ بَرَزَ مِنْ حَضْرَةِ الْإِحْسَانْ ﴿﴾ صُوْرَةً كَامِلَةً ظَهَرَتْ فِي هَيْكَلٍ مَحْمُوْدْ ﴿﴾ فَتَعَطَّرَتْ بِوُجُوْدِهَا اَكْنَافُ الْوُجُوْدِ ﴿﴾ وَطَرَّزَتِ بُرْدَ الْعَوَالِمِ بِطِرَازِ التَّكْرِيْم 

"Aduhai, betapa agung anugerah ini dilimpahkan oleh Dia yang Maha Pemurah, Maha Pemberi. Betapa tinggi nilai keutamaan ini datang dari tuhan sumber segala ihsan. Karunia teramat sempurna. Dalam bentuk insan terpuji. Kehadirannya mengharumi segenap penjuru. Menghiasnya dengan sulaman indah penuh keagungan."

Syair ini mengungkapkan rasa syukur dan kekaguman atas kehadiran Nabi Muhammad sebagai anugerah dari Allah yang Maha Pemurah dan Pemberi. Syair ini memuji betapa besar dan agungnya karunia yang diberikan oleh Allah dengan diutusnya Nabi Muhammad. Kehadirannya dianggap sebagai bentuk rahmat terbesar dari Tuhan.

Ditekankan bahwa kehadiran Nabi merupakan manifestasi dari keutamaan dan kebaikan yang diberikan langsung dari sumber segala kebaikan, yaitu Allah. Nabi Muhammad digambarkan sebagai karunia yang paling sempurna dalam wujud manusia yang terpuji. Beliau adalah contoh utama akhlak mulia dan kehormatan.

Kehadirannya dianggap memberikan kebaikan dan pengaruh positif ke seluruh penjuru, seakan-akan keharumannya menyebar ke mana-mana. Ini menunjukkan betapa besar dampak beliau bagi umat manusia.

Kehadiran Nabi dihiasi dengan keindahan dan keagungan yang penuh makna, yang semakin menegaskan betapa besar posisi dan martabat beliau dalam kehidupan manusia.

4. Kelahiran Nabi Muhammad

وَحِيْنَ بَرَزَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَطْنِ أُمِّهِ بَرَزَ رَافِعًا طَرْفَهُ إِلَى السَّمَآءمُؤْمِيًا بِذٰلِكَ الرَّفْعِ إِلَى أَنَّ لَهُ شَرَفًا عَلَا مَجْدُهُ وَسَمَاوَكَانَ وَقْتُ مَوْلِدِ سَيِّدِ الْكَوْنَيْنمِنَ الشُّهُوْرِ شَهْرُ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ وَمِنَ الْأَيَّامِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنوَمَوْضِعُ وِلَادَتِهِ وَقَبْرِهِ بِالْحَرَمَيْنوَقَدْ وَرَدَ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وُلِدَ مَخْتُوْنًا مَكْحُوْلًا مَقْطُوْعَ السُّرَّةتَوَلَّتْ ذٰلِكَ لِشَرَفِهِ عِنْدَ اللهِ أَيْدِي الْقُدْرَةوَمَعَ بُرُوْزِهِ إِلَى هٰذَا الْعَالَمِ ظَهَرَ مِنَ الْعَجَائِبمَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّهُ أَشْرَفُ الْمَخْلُوْقِيْنَ وَأَفْضَلُ الْحَبَائِب

Artinya: "Dan pada saat Nabi SAW dilahirkan ibunya. la lahir seraya menunjukkan pandangan ke arah langit. Bagai isyarat ia beroleh kemuliaan. Serta kehormatan yang tinggi menjulang. Adapun Maulid-nya hari Senin bulan Rabiul Awwal. Tempat kelahiran serta makamnya di Al-Haramain. Dan telah diriwayatkan bahwa beliau dilahirkan. Dalam keadaan telah terkhitan. Bermata bagaikan bercelak. Tali pusarnya telah terpotong bersih. Semua itu terlaksana dengan kuasa qudrah llahi. Berkat keluhuran kedudukannya, di sisi Tuhannya. Dan bersamaan dengan waktu kelahirannya. Tampak beberapa keajaiban. Membuktikan bahwa ia insan termulia di antara semua makhluk. Paling utama di antara yang dikasihi Allah.

5. Seperti Bulan Purnama

 

وَإِذَا مَشَى فَكَأَنَّمَا يَنْحَطُّ مِنْ صَبَبفَيَفُوْتُ سَرِيْعَ الْمَشْيِ مِنْ غَيْرِهِ خَبَبفَهُوَ الْكَنْزُ الْمُطَلْسَمُ الَّذِيْ لَا يَأْتِي عَلَى فَتْحٍ بَابِ أَوْصَافِهِ مِفْتَاحوَالْبَدْرُ التِّـمُّ الَّذِيْ يَأْخُذُ الْأَلْبَابَ إِذَا تَخَيَّلَتْهُ أَوْ سَنَاهُ لَهَا لَاح .

Artinya: "Jika berjalan, seakan-akan turun dari ketinggian, mendahului orang yang cepat dalam berjalan. Meski tampak selalu tenang tidak tergesa. Demikianlah ia bagai pusaka tersimpan rapi, dalam wadah kokoh tertutup rapat. Tiada anak kunci mampu membuka pintu sifat-sifatnya. Atau bak bulan purnama. Membuat takjub akal dan pikiran. Setiap kali membayangkan keindahannya. Atau berkas cahayanya tampak bagi penglihatan."

Secara keseluruhan, potongan syair dalam kitab Simthud Duror di atas adalah bentuk penghormatan dan kekaguman kepada Nabi Muhammad sebagai anugerah terindah dari Allah yang membawa cahaya dan keberkahan bagi dunia. Umat Islam di Indonesia sering mengalunkan syair-syair ini dalam perayaan Maulid Nabi, menambah suasana khidmat dan kebahagiaan.

Tiga Teori Perayaan Maulid Nabi - (Desain Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler