7 Mimpi Bukan Sekadar Mimpi yang Mengubah Sejarah dan Diabadikan Alquran

Alquran mengabadikan kisah para nabi dan rasul

Republika/ Nashih Nashrullah
Surat Yusuf. Alquran mengabadikan kisah para nabi dan rasul
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Alquran mengabadikan mimpi-mimpi baik yang akhirnya menjadi kenyataan. Mimpi tersebut rata-rata adalah mimpi yang dialami para nabi dan rasul.

Baca Juga


Syekh Nashir Makarim asy-Syairazi, dalam kitab Nafahat al-Quran, menjelaskan terdapat tujuh ayat yang mengisahkan tentang mimpi yang benar, yaitu sebagai berikut:

Pertama, dalam Surat Al-Fath, Alquran berbicara tentang mimpi Nabi SAW yang benar. Beliau melihat dirinya dan para sahabatnya memasuki Makkah untuk melakukan umrah dan mengunjungi, Baitullah Kabah.

Nabi SAW mengungkapkan mimpi ini kepada kaum Muslimin dan mereka bersukacita, tetapi mereka membayangkan bahwa penglihatan ini terealisasi pada tahun keenam ketika perdamaian Hudaibiyah terjadi, dan penaklukan tidak terjadi pada waktu itu, tetapi Nabi meyakinkan mereka bahwa mimpi itu benar dan akan terwujud suatu hari nanti. Alquran menjawab mereka yang meragukan kebenaran penglihatan tersebut dengan mengatakan:

لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ ۖ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ ۖ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِنْ دُونِ ذَٰلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا

"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (QS Al-Fath ayat 27)

Mimpi tersebut terealisasi pada Dzulqadah tahun ketujuh Hijrah. Umrah pada tahun tersebut dikenal dengan nama “Umrah Qadha” karena kaum Muslimin berniat melaksanakannya pada tahun keenam, namun dihalangi oleh kaum Quraish.

Kedua, dalam surat al-Isra ayat 60 dijelaskan, Rasulullah SAW bermimpi dengan singkat dan sekilas. Ini terekam dalam ayat sebagai berikut: 

وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالنَّاسِ ۚ وَمَا جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلَّا فِتْنَةً لِلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُونَةَ فِي الْقُرْآنِ ۚ وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلَّا طُغْيَانًا كَبِيرًا

"Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Alquran. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka."

Dalam Kitab Tafsir al-Kabir, Fakhruddin ar-Razi, menjelaskan para penafsiran Sunni dan Syiah mengutip sebuah hadits terkenal yang menyatakan: Nabi melihat dalam sebuah mimpi bahwa monyet-monyet naik dan turun dari mimbarnya, dan Nabi merasa sedih dengan hal ini, karena hal ini menceritakan tentang kejadian-kejadian yang tiba-tiba dalam kepemimpinan Muslim setelah Nabi (banyak yang menafsirkan mimpi tersebut sebagai pemerintahan Bani Umayyah, di mana mereka secara tidak adil menggantikan Nabi satu demi satu dan merusak kekhalifahan, dan mereka tidak memiliki karakter dan mengikuti apa yang dilakukan oleh nenek moyang mereka pada masa jahiliyah)."

Ada yang mengatakan bahwa mimpi ini ini sama dengan mimpi memasuki Makkah. Tetapi ini dibantah karena surat al-Isra diturunkan di Makkah, dan mimpi tersebut terjadi di Madinah dan sebelum perdamaian Hudaibiyah pada tahun keenam hijrah.

INFO GRAFIS Fakta Unik tentang Alquran - (Republika )

Ketiga, mimpi yang benar lainnya adalah mimpi Nabi Ibrahim al-Khalil 'alaihissalam tentang penyembelihan Ismail 'alaihissalam.

Nabi Ibrahim adalah subjek ujian besar untuk mencapai posisi tinggi imamah dan kepemimpinan umat, beliau diperintahkan untuk menyembelih putra tercintanya, Ismail, meskipun perintah tersebut diwahyukan kepadanya ketika beliau sedang tidur, artinya, perintah tersebut adalah mimpi dan bukan yang lainnya, marilah kita baca apa yang dikatakan Alquran tentang hal ini:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. (QS as-Safat 102).

 

 

Keempat, salah satu mimpi yang benar dalam Alquran adalah penglihatan Yusuf di rumah ayahnya, yang disebut dalam ayat-ayat pertama Surat Yusuf.

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ

"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (QS Yusuf ayat 4).

Sebagian ahli tafsir meyakini bahwa Yusuf melihat hal ini dalam mimpinya ketika berusia dua belas tahun, dan mimpinya terbukti empat puluh tahun kemudian ketika dia duduk di atas singgasana pemerintahan di Mesir, dan saudara-saudaranya datang kepadanya bersama kedua orang tuanya yang tunduk kepadanya, atau bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur, sebagaimana yang disebutkan di akhir surat:

وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا ۖ وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي ۚ إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

"Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Mahamengetahui lagi Mahabijaksana." (QS Yusuf ayat 100).

Kelima dan keenam, dua mimpi yang dilihat oleh dua sahabat Yusuf di penjara ketika dia dipenjara karena kesalahan atas kesuciannya, Allah SWT menceritakan kisah mereka dalam surat yang sama dan berkata:

وَدَخَلَ مَعَهُ السِّجْنَ فَتَيَانِ ۖ قَالَ أَحَدُهُمَا إِنِّي أَرَانِي أَعْصِرُ خَمْرًا ۖ وَقَالَ الْآخَرُ إِنِّي أَرَانِي أَحْمِلُ فَوْقَ رَأْسِي خُبْزًا تَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْهُ ۖ نَبِّئْنَا بِتَأْوِيلِهِ ۖ إِنَّا نَرَاكَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

"Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang diantara keduanya: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur". Dan yang lainnya berkata: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung". Berikanlah kepada kami ta'birnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (mena'birkan mimpi)." (QS Yusuf 3)

Yusuf menyeru mereka kepada tauhid dan ibadah kepada Allah sebelum dia menafsirkan apa yang mereka lihat, kemudian dia berkata kepada orang yang melihat bahwa dia memeras anggur, "Engkau akan keluar dari penjara."

Dan beliau berkata kepada orang yang melihat roti di atas kepalanya yang dimakan oleh burung-burung, "Engkau akan dihukum mati dan kedua mimpi itu terjadi. (Sudah menjadi kebiasaan dalam lingkungan yang korup dan pemerintahan yang berkuasa seperti lingkungan dan pemerintahan Mesir pada waktu itu, di mana Yusuf dijatuhi hukuman penjara atas kejahatan kesucian dan kemurnian, untuk membebaskan mereka yang berdamai dengan pemerintah dan membawa anggur kepada para tirani, tetapi mereka yang memiliki semangat membela yang tertindas dan memberikan roti kepada burung-burung dijatuhi hukuman mati)."

BACA JUGA: Benarkah Sahabat Nabi SAW, Ibnu Abbas, Bolehkan Kawin Kontrak atau Nikah Mutah

Ketujuh, mimpi penguasa Mesir, yang terdapat dalam surat yang sama, adalah contoh nyata lain dari mimpi yang benar.

وَقَالَ الْمَلِكُ إِنِّي أَرَىٰ سَبْعَ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعَ سُنْبُلَاتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ ۖ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي فِي رُؤْيَايَ إِنْ كُنْتُمْ لِلرُّؤْيَا تَعْبُرُونَ

"Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering". Hai orang-orang yang terkemuka: "Terangkanlah kepadaku tentang ta'bir mimpiku itu jika kamu dapat mena'birkan mimpi." (QS Yusuf ayat 43). 

Mimpi ini pun menjadi kenyataan setelah beberapa lama. Ketika mereka melihat kejujuran dan ilmu dalam diri Yusuf 'alaihissalam, mereka membebaskannya, dan dia menjadi penguasa Mesir dan menteri perbendaharaan, dan kemudian setelah itu dia menjadi raja di seluruh Mesir dengan segala keluasan wilayah dan bangunannya yang megah. 

Sumber: almerja

INFO GRAFIS Fakta-Fakta Unik tentang Alquran - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler