Pakar Amunisi: Ada 10-20 Miligram Bahan Peledak di Komponen Pager Hizbullah

Hizbullah telah memperingatkan anggotanya untuk tidak menggunakan ponsel.

X
Penampakan salah satu pager yang meledak di Lebanon akibat sabotase Israel pada Selasa (17/9/2024).
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sabotase massal terhadap sejumlah besar pager di Lebanon dinilai membutuhkan kemampuan intelijen dan teknis yang tepat waktu.

Baca Juga


Sejak dimulainya konflik Gaza tahun lalu, Hizbullah telah memperingatkan anggotanya untuk tidak menggunakan ponsel karena khawatir telepon tersebut dapat dilacak dan disusupi oleh agen intelijen Israel.

Hal itu seperti terjadi pada 1996 silam. Saat itu, badan Shin Bet, Israel, telah membunuh seorang pembuat bom Hamas dengan bahan peledak di ponselnya. Mengingat ancaman tersebut, Hizbullah kini menggunakan pager untuk berkomunikasi.

Seperti dilansir BBC, seseorang - dan Hizbullah tidak ragu bahwa Israel berada di balik ini - mampu secara diam-diam memasukkan diri mereka ke dalam rantai pasokan pager tersebut.

Seorang mantan ahli amunisi Angkatan Darat Inggris, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada BBC bahwa perangkat tersebut kemungkinan besar dikemas dengan masing-masing 10 hingga 20 gram bahan peledak berkekuatan tinggi kelas militer. Bahan peledak itu disembunyikan di dalam komponen elektronik palsu.

 

Komponen itu, kata ahli tersebut, akan dipersenjatai oleh sinyal, sesuatu yang disebut pesan teks alfanumerik.

Setelah dipersenjatai, orang berikutnya yang menggunakan perangkat itu akan memicu bahan peledak.

Kurang dari satu persen pager yang meledak sejauh ini terbukti fatal. Tetapi dengan ratusan orang yang terluka parah, ini merupakan pukulan psikologis besar bagi Hizbullah.

Mossad

Kantor berita Reuters melaporkan, bahwa badan mata-mata Israel Mossad menanam sejumlah kecil bahan peledak di dalam 5.000 pager buatan Taiwan yang dipesan oleh kelompok Lebanon, Hizbullah - beberapa bulan sebelum peledakan hari Selasa, mengutip sumber keamanan senior Lebanon dan sumber lainnya.

Reuters juga menambahkan bahwa rencana tersebut tampaknya telah direncanakan selama berbulan-bulan. Hal itu mengutip beberapa sumber.

Serangan tersebut menargetkan Hizbullah dan telah membuat rumah sakit di Lebanon kewalahan. Beberapa korban menjadi buta, sementara yang lain harus diamputasi.

Secara terpisah, sumber Israel dan AS memberi tahu Axios dan Al-Monitor bahwa ledakan tersebut awalnya direncanakan sebagai langkah pembuka dalam serangan "habis-habisan" terhadap Hizbullah.

Namun dalam beberapa hari terakhir, Israel menjadi khawatir Hizbullah telah mengetahui rencana tersebut - jadi mereka meledakkannya lebih awal. "Itu adalah momen gunakan atau hilang," kata seorang pejabat AS kepada Axios.

Seperti yang baru saja dilaporkan, tampaknya pager yang meledak itu bisa jadi model "Gold AR-924".

Namun, pendiri produsen elektronik Taiwan, Gold Apollo, telah membantah perusahaannya terlibat dalam ribuan pager yang meledak di Lebanon.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler