Pembalasan Hizbullah Kembali Makan Korban, Dua Tentara Israel Tewas

Media Israel mencatat Hizbullah terus meluncurkan roket dan drone ke utara.

AP Photo/ Ohad Zwigenberg
Peti mati tentara Israel yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza saat dibawa saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Selasa, 11 Juni 2024.
Rep: A Syalaby/Andri Saubani Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Kelompok perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah, melakukan serangkaian operasi militer yang menargetkan pangkalan dan situs militer Israel pada Kamis (19/9/2024). Aksi tersebut mengakibatkan kematian dan luka-luka para perwira dan tentara zionis yang ditempatkan di garis depan di wilayah utara Palestina yang diduduki.

Baca Juga


Hingga laporan ini diturunkan, media Israel mengakui bahwa dua tentara Israel tewas dan 16 lainnya terluka dalam serangan Hizbullah. Hizbullah menegaskan kembali bahwa operasi militer mereka merupakan bagian dari dukungannya yang terus berlanjut terhadap warga Palestina di Gaza dan perlawanan mereka. Serangan tersebut juga untuk merespon langsung terhadap agresi Israel terhadap warga sipil di Lebanon dan kota-kota serta desa-desa di negara itu.

Serangan dimulai pada pukul 7:45 pagi ketika para pejuang menargetkan posisi pasukan Israel di situs al-Marj dengan senjata yang tepat. Serangan itu mengakibatkan jatuhnya korban di unit militer yang ditargetkan. Belakangan, media Israel mengakui bahwa satu orang tentara tewas dalam serangan tersebut.

Roket Hizbullah - (Ist)

 

Operasi kedua dan ketiga dilakukan sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap desa-desa selatan dan rumah-rumah warga, terutama di kota Kfar Kila, Hizbullah dalam sebuah pernyataan. Menurut media Israel, tiga warga Israel terluka dalam serangan tersebut, satu di antaranya kritis.

Menjelang tengah hari, para pejuang Hizbullah melancarkan serangan udara dengan skuadron pesawat tak berawak satu arah ke markas komando Brigade Barat yang baru saja didirikan di Ya'ara, memberikan serangan yang tepat pada target. Sementara itu, media Israel mengatakan bahwa serangan tersebut menewaskan seorang tentara.

Tak lama kemudian, kelompok Perlawanan menargetkan dengan menggunakan beberapa pesawat tanpa awak satu arah posisi tentara dan perwira Israel yang ditempatkan di posisi artileri di pangkalan militer Beit Hillel. Hizbullah mengeklaim, serangan itu akurat dan berhasil, lapor Al-Mayadeen.

Pada pukul 13.25, kelompok Perlawanan Islam mengumumkan bahwa para pejuangnya menargetkan situs al-Ramya dengan peluru artileri. Hizbullah melancarkan dua operasi berturut-turut yang menargetkan barak Zar'it mulai pukul 13.30. Mereka menembaki barak tersebut dengan peluru artileri terlebih dahulu sebelum menghantamnya dengan rentetan roket. Barak tersebut terkena serangan secara akurat dalam kedua serangan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan terpisah, kelompok Perlawanan mengatakan bahwa mereka menembaki pangkalan militer Israel Hanita pada pukul 14:40, mengonfirmasi adanya serangan langsung.

Mengomentari operasi tersebut, media Israel mencatat Hizbullah terus meluncurkan roket dan pesawat tak berawak ke arah utara “terlepas dari ledakan perangkat komunikasi dan cedera di antara jajarannya” yang disebabkan oleh serangan teroris Israel pada Selasa dan Rabu lalu.

Serangan-serangan ini melibatkan peledakan serentak ribuan pager dan radio dua arah yang dibawa oleh warga yang menjalani kehidupan sehari-hari. Kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini sejauh ini telah merenggut nyawa sedikitnya 32 orang dan menyebabkan lebih dari 3.200 orang terluka.

 

Ancaman Hasan Nasrallah..

Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah pada Kamis (19/9/2024) bersumpah akan menjadikan aksi Israel 'neraka' setelah kelompok itu mengalami “pukulan telak” ketika perangkat komunikasi diledakkan awal minggu ini di Lebanon. Nasrallah menyampaikan pernyataan tersebut saat pidato yang disiarkan televisi untuk membahas ledakan yang menewaskan 37 orang dan melukai ribuan orang.

"Kami mengakui bahwa kami telah menerima pukulan telak yang wajar karena kami mengakui keunggulan teknologi Israel, yang didukung oleh AS, NATO, dan Barat," kata Nasrallah. "Musuh Israel berusaha membunuh 5.000 orang hanya dalam waktu dua menit, tanpa mempedulikan apa pun."

"Jumlah penyeranta yang digunakan anggota HIzbullah ada 4.000, yang menyiratkan bahwa Israel secara sengaja berusaha membunuh 4.000 orang,” katanya.

"Ledakan itu akan dibalas dengan hukuman yang setimpal, perhitungan yang keras, waktu, tempat, dan sifatnya akan kami tentukan," kata Nasrallah.

Dia memperingatkan Israel bahwa jika mereka membangun sabuk keamanan di wilayah Lebanon, “negara itu akan berubah menjadi perangkap dan neraka.”

Nasrallah melanjutkan bahwa beberapa komisi investigasi telah dibentuk untuk memeriksa keadaan ledakan tersebut dan mereka telah mencapai kesimpulan yang hampir pasti, tetapi kelompok perlawanan Lebanon itu masih menunggu konfirmasi. Ia mencatat bahwa parahnya cedera mata akibat ledakan tersebut “telah memberikan kesulitan yang signifikan pada rumah sakit di Lebanon.”

Lebih lanjut, Nasrallah menunjukkan bahwa banyak ledakan terjadi di rumah sakit, pasar, jalan umum dan rumah -- area yang sebagian besar dihuni oleh warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita.

sumber : Al-Mayadeen, AA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler