Gempa Bumi Susulan di Bandung Capai 33 Kali, BMKG Minta Masyarakat Tetap Waspada

BMKG meminta masyarakat tetap waspada meski magnitudo gempa bumi terus menurun.

ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Warga berada di ruang perawatan pascagempa bumi di Cibeureum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Sebanyak 450 warga mengungsi, 58 orang luka ringan, dan 23 lainnya luka berat.
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa susulan pascagempa bumi magnitudo 5,0 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (18/9/2024) telah mencapai 33 kali. Jumlah gempa yang dirasakan mencapai empat kali.

Baca Juga


"Jumlah gempa susulan 33 kali hingga pukul 03.53 WIB, Jumat (20/9/2024)," ucap Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, Jumat (20/9/2024).

Dari 33 kali gempa susulan, Rahayu menyebut magnitudo terbesar mencapai 3,5 sedangkan magnitudo terkecil 1,2. Ia meminta masyarakat tetap waspada meski magnitudo gempa bumi terus menurun.

Ia pun mengingatkan masyarakat untuk menjauhi lokasi bangunan yang terkena gempa dan berpotensi dapat roboh. Sebab potensi gempa susulan masih dapat terjadi.

BMKG mengungkapkan gempa bumi magnitudo 5,0 yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Garut pada Rabu (18/9/2024) kemarin disebabkan aktivitas sesar Garsela segmen Rakutai. Gempa susulan telah terjadi 29 kali hingga Kamis (19/9/2024) dengan kekuatan melemah.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Virga Librian mengatakan, hasil analisis menunjukkan bahwa gempa bumi magnitudo 5,0 di Kabupaten Bandung berasal dari aktivitas Sesar Garsela segmen Rakutai. Sesar Garsela sendiri memiliki dua segmen mulai dari segmen Kencana dengan panjang 17 kilometer dan segmen Rakutai dengan panjang 19 kilometer.

“Kami berpegang pada data awal gempa magnitudo 5,0 di Kabupaten Bandung berasal dari pergerakan Sesar Garsela segmen Rakutai,” ucap Virga, Kamis (19/9/2024).

Ia melanjutkan aktivitas sesar Garsela yang menyebabkan gempa bumi tersebut tidak berhubungan dengan megathrust atau Sesar Lembang. Ia mengimbau masyarakat tetap waspada.

“Tidak ada kaitannya (dengan Sesar Megathrust), memicu Sesar Lembang juga nggak jauh posisinya,” ucap Virga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler