BNPB dan BMKG Beda Pendapat Soal Sesar Pemicu Gempa Bandung

Berdasarkan catatan BNPB, hingga kini ada 272 sesar di Indonesia.

ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Warga mengungsi di tenda pascagempa bumi di Desa Cibeureum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Menurut data sementara BPBD Provinsi Jawa Barat, sebanyak 450 warga terpaksa mengungsi, 58 orang luka ringan dan 23 lainnya luka berat dari tiga desa yang terdampak gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,0.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan gempa bumi yang melanda Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, bukan dampak dari Sesar Garsela yang sudah diketahui sebelumnya, tapi ada sesar baru yang saat ini sedang diteliti. Pernyataan BNPB ini berbeda dengan keterangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebut gempa Bandung dipicu aktivitas sesar Garsela.

Baca Juga


"Bukan Sesar Garsela, bukan, jadi sesar yang nanti para ahli itu akan melihat," kata Kepala BNPB Suharyanto saat persiapan meninjau daerah terdampak gempa bumi di Kantor Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Kamis (19/9/2024).

Suharyanto menjelaskan, gempa yang berlokasi di Kabupaten Bandung dan Garut berdasarkan kajian bukan dipicu karena gempa Sesar Garsela yang sudah diketahui sebelumnya. Gempa yang terjadi kali ini, kata dia, merupakan sesar baru, seperti halnya gempa bumi yang melanda Kabupaten Cianjur merupakan sesar yang baru diketahui.

"Pas gempa ini sesarnya sesar baru, bukan sesar yang sudah diketahui sebelumnya," kata Suharyanto.

Ia mengatakan sesar baru yang ditemukan di Cianjur berdasarkan kajian paling parah dampaknya berada di daerah Cugenang, kemudian diberi nama Sesar Cugenang. Menurut dia, nanti hasil kajian di lapangan terkait sesar baru yang ada di Kecamatan Pasirwangi, Garut ini bisa jadi diberi nama Sesar Pasirwangi.

"Seperti Cianjur, Cianjur itu sesar baru, di Kampung Cugenang yang paling parah, makanya langsung dinamai Sesar Cugenang, nanti mungkin ini dikasih nama Sesar Pasirwangi," katanya.

Ia menyebutkan berdasarkan data bahwa jumlah sesar selama ini tercatat sebanyak 272 sesar di seluruh Indonesia, termasuk sesar yang ada di Kabupaten Garut.

Adanya potensi gempa bumi di Garut itu, kata dia, harus menjadi perhatian semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan karena kejadian bencana gempa bumi itu tidak dapat diketahui kapan akan terjadi.

"Walaupun belum pernah terjadi sebelumnya, ya hati-hati, kalau gempa bumi itu bukan gempanya yang membunuh, tapi bangunan yang menimpa orang, sehingga kalau ada gempa bumi harus lari ke tempat terbuka," katanya.

 

Sebelumnya, BMKG mengungkapkan gempa bumi magnitudo 5,0 yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Garut pada Rabu (18/9/2024) disebabkan aktivitas sesar Garsela segmen Rakutai. Gempa susulan telah terjadi 29 kali hingga Kamis (19/9/2024) dengan kekuatan melemah.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Virga Librian mengatakan hasil analisis menunjukkan bahwa gempa bumi magnitudo 5,0 di Kabupaten Bandung berasal dari aktivitas Sesar Garsela segmen Rakutai. Sesar Garsela sendiri memiliki dua segmen mulai dari segmen Kencana dengan panjang 17 kilometer dan segmen Rakutai dengan panjang 19 kilometer.

“Kami berpegang pada data awal gempa magnitudo 5,0 di Kabupaten Bandung berasal dari pergerakan Sesar Garsela segmen Rakutai,” ucap Virga, Kamis (19/9/2024).

Ia melanjutkan aktivitas sesar Garsela yang menyebabkan gempa bumi tersebut tidak berhubungan dengan megathrust atau Sesar Lembang. Ia mengimbau masyarakat tetap waspada. Tidak ada kaitannya (dengan Sesar Megathrust), memicu Sesar Lembang juga nggak jauh posisinya,” ucap Virga.

Virga mengimbau masyarakat semakin teredukasi dan memiliki mitigasi ketika terjadi gempa bumi. Khususnya di tingkat terkecil mulai dari keluarga, hingga kelompok tertinggi. Serta memiliki titik kumpul evakuasi.

“Edukasi seperti menunduk, melindungi kepala dan leher, berpegangan ke struktur yang kuat saat gempa itu sudah harus dimiliki setiap warga," kata Virga.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler