Libatkan Mahasiswa, Djarum Foundation Tanam 5.000 Bibit Mangrove di Bali
Keberadaan mangrove di pesisir sangat penting untuk menahan abrasi.
REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Bakti Lingkungan Djarum Foundation atau BLDF melakukan aksi menanam bibit mangrove di kawasan hutan mangrove Pemogan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Rabu (19/9/2024). Aksi tanam bibit mangrove itu melibatkan sebanyak 46 mahasiswa dari berbagai kampus di Bali.
Program Officer BLDF Ira Ratnati mengatakan, terdapat 5.000 bibit mangrove yang ditaman di kawasan tersebut. Selain melibatkan mahasiswa yang telah menjadi bagian dari gerakan Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) atau Darling Squad, BLDF juga bekerja sama dengan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Simbar Segara, yang mengelola kawasan hutan mangrove di Pemogan, Bali.
"Tadi sekitar target kita 5.000 (bibit mangrove). Jadi kalau memang tadi enggak kebantu sama anak-anak (mahasiswa), nanti diselesaikan sampai pak Ketut (Darsana) dari Simbar Segara," kata dia di Bali, Rabu sore.
Ira menjelaskan, pihaknya sengaja melakukan penanaman mangrove karena tanaman itu sangat memiliki peran dalam kehidupan di pesisir. Keberadaan mangrove di pesisir sangat penting untuk menahan abrasi.
Menurut dia, sebagai negara kepulauan, kampanye menanam mangrove mesti lebih ditingkatkan. Pasalnya, keberadaan mangrove tak hanya mampu menjadi penahan abrasi, melainkan juga menjadi habitat ikan laut.
Ia menyebutkan, BLDF telah dua kali melakukan penanaman mangrove di kawasan Pemogan, Bali. Pertama, penanaman dilakukan pad 2022. Namun, hanya sekitar 30 persen mangrove yang berhasil tumbuh dari penanaman dua tahun lalu.
Ia menjelaskan, proses menanam mangrove memang tidak bisa sekadar ditanam. Setelah ditanam, mangrove dinilai perlu dirawat sampai tanaman itu benar-benar tumbuh. Karena itu, BLDF bekerja sama dengan KUB Simbar Segara agar dapat merawat mangrove yang telah ditanam dapat tetap hidup.
Dalam kegiatan itu, BLDF juga mengajak para mahasiswa yang terlibat untuk melakukan diskusi berama Ketut Darsana sebagai Ketua KUB Simbar Segara dan musisi sekaligus aktivis lingkungan Gede Robi dari kelompok musik Navicula. Diskusi itu dilakukan tak lain untuk mendekatkan isu lingkungan kepada setiap orang, khususnya anak muda. Pasalnya, selama ini lingkungan selalu dipandang sebagai urusan pihak lain, alih-alih pribadi masing-masing.
"Padahal lingkungan itu tanggung jawab kita semua. Apa yang terjadi sama alam juga, bahkan itu adalah sebagian dari kontribusi kita kan," kata dia.
Ira mengatakan, BLDF sengaja melibatkan mahasiswa dalam melakukan kegiatan tersebut. Pelibatan mahasiswa itu merupakan bagian dari gerakan Siap Darling yang digagas Djarum Foundation sejak lima tahun lalu.
Menurut dia, pihaknya ingin menciptakan agen perubahan atau agents of change dengan melibatkan generasi muda dalam setiap kegiatan lingkungan yang dilakukan. Ketika generasi muda itu dilibatkan secara langsung di lapangan, mereka diharapkan dapat menularkan ilmu yang didapat kepada lingkungan sekitarnya.
"Kita berharapnya mereka inilah yang akan bisa ngasih pengaruh juga ke yang lain. Jadi seperti snowball effect. Kita mengajak mereka, ini lho susahnya nanem kayak gini. Semoga dengan mereka beneran ketemu di lapangan, akhirnya bisa bawa pulang ke rumah, ngajak keluarganya, ngajak saudaranya, ngajak temannya," ujar dia.
Ira mengatakan, setiap perbuatan kecil terhadap lingkungan akan sangat berdampak terhadap kehidupan. Ketika hal kecil itu dilakukan oleh setiap orang, tentu dampaknya akan terasa besar.
Menurut dia, gerakan menjaga lingkungan itu akan sangat berdampak terhadap kehidupan manusia. Apalagi dengan gerakan menanam pohon. Pasalnya, manusia pada dasarnya membutuhkan pohon untuk bertahan hidup.