Jangan Sebarkan Link Download Video Mesum Guru dan Murid Gorontalo, Awas Kena Dosa Jariyah
Dosa jariyah terus mengalir pada seseorang meski orang itu sudah meninggal dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus guru dan murid di Gorontalo yang berbuat mesum masih menjadi pembicaraan hangat di media sosial seperti X (Twitter). Tidak jarang masih ada yang mencari link download video guru dan murid Gorontalo dan banyak juga yang masih menyebarkannya. Padahal, dengan menyebarkan video tersebut bisa terkena dosa jariyah.
Dosa jariyah adalah dosa yang terus mengalir pada seseorang sekalipun orang tersebut sudah meninggal dunia. Bahkan yang lebih mengerikan, dosa jariyah akan tetap ditimpakan kepada orang tersebut, sekalipun dia tidak lagi mengerjakan perbuatan maksiat itu.
Dalam ajaran Islam ada dosa jariyah seperti sabda Rasulullah, "Tidaklah setiap jiwa yang terbunuh secara zalim, kecuali putra Adam yang pertama (Qabil) mendapatkan bagian dari dosa penumpahan darah, karena dialah orang pertama yang melakukan pembunuhan." (Muttafaqun alaih).
Nabi Muhammad SAW bersabda terkait hal tersebut:
قال صلى الله عليه وسلم: «من سن سنة سيئة، كان عليه وزرها، ووزر من عمل بها من بعده إلى يوم القيامة من غير أن ينقص من أوزارهم شيء».
"Siapa yang memprakarasai suatu keburukan dalam Islam maka ia mendapatkan dosa keburukan itu sendiri sekaligus dosa orang yang meniru perbuatannya itu, tanpa berkurang sedikit pun dosa-dosa mereka." (HR Muslim)
Siapapun yang memperkenalkan perbuatan buruk maka sama saja dengan menentang ketentuan Allah SWT dan hukum-hukum-Nya. Ketika keburukan itu tersebar ke orang-orang dan ditiru, maka yang bersangkutan telah melampaui batas dan menanggung dosa siapa pun yang melakukan keburukan tersebut.
Pemahaman tentang adanya dosa jariyah dalam Islam memang dengan mendasarkannya pada hadits tersebut dan hadits lain. Misalnya dalam hadits di mana Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah setiap jiwa yang terbunuh secara zalim, kecuali putra Adam yang pertama (Qabil) mendapatkan bagian dari dosa penumpahan darah, karena dialah orang pertama yang melakukan pembunuhan." (HR Bukhari dan Muslim)
Orang yang memprakarsai suatu keburukan atau perbuatan dosa hingga merasa seakan-akan apa yang dilakukannya itu adalah bentuk keadilan Allah kepada makhluk-Nya, maka sungguh ia ada dalam kezaliman yang dibuatnya sendiri.
"Dan Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, karena itu tidak bermanfaat sedikit pun bagi mereka sesembahan yang mereka sembah selain Allah, ketika siksaan Tuhanmu datang. Sesembahan itu hanya menambah kebinasaan bagi mereka." (QS Hud ayat 101)
Imam Al-Ghazali, dalam kitab Ihya' Ulumuddin mewanti-wanti agar tidak terjebak dalam dosa jariyah. Dia berkata, "...Dan sungguh celaka seseorang yang meninggal dunia, tetapi dia meninggalkan dosa yang ganjaran kejahatan terus berjalan tiada hentinya."
Ada tiga penyebab, seseorang mendapatkan dosa jariyah...
Penyebab Mendapatkan Dosa Jariyah
Dari penjelasan Rasulullah di atas, penyebab seseorang mendapatkan dosa jariyah karena, pertamal; menjadi pelopor atau inisiator suatu dosa. Dia merupakan orang yang pertama kali membuat suatu dosa atau memberikan inisiatif pada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan dosa, walaupun ia tidak mengajak orang lain untuk berbuat dosa, akan tetapi apa yang dilakukannya menjadi sebab orang lain melakukan suatu perbuatan dosa. Artinya, perbuatan dosa yang dilakukannya menjadi panutan atau menginspirasi orang lain untuk mengikuti perbuatan dosa yang dilakukannya.
Penyebab kedua adalah mengajak orang lain untuk melakukan dosa yang dilakukannya. Artinya, orang lain melakukan dosa karena ajakan atau pernah diajak olehnya untuk melakukan suatu perbuatan dosa.
Ketiga, menyediakan sarana bagi orang lain untuk melakukan suatu dosa atau membuat kebijakan dengan mengizinkan suatu tempat dipergunakan untuk melakukan kemaksiatan (lokalisasi). Artinya, tidaklah orang lain melakukan suatu perbuatan dosa di suatu tempat dikarenakan disediakan atau diizinkan untuk melakukan suatu perbuatan dosa di tempat tersebut. Demikianlah yang dimaksud dengan dosa jariyah.
Suatu dosa yang akan terus mengalirkan dosa terhadap seseorang, walaupun dia tidak lagi mengerjakannya ataupun dirinya sudah meninggal dunia. Selama orang lain melakukan suatu perbuatan dosa maka selama itu pula dosa-dosanya akan ikut mengalir kepada orang yang pernah memeloporinya, mengajaknya dan menyediakan tempat atau mengizinkan suatu tempat untuk melakukan suatu dosa.
Jika sudah terlanjur menonton video mesum guru dan murid di Gorontalo, Anda sebaiknya melakukan tobat nasuha, caranya dengan...
Cara Tobat Setelah Menonton Film Porno
Menonton film porno salah satu dosa besar. Lalu bagaimana cara tobat nasuha untuk mengapus dosa menonton video guru dan murid mesum di Gorontalo?
Cara pertama adalah melakukan sholat tobat agar dosa-dosanya dihilangkan dan diampuni Allah. Dalam Alquran Surah At Tahrim ayat 8, Allah berfirman yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
Dijelaskan Muhammad Nasrullah dalam bukunya Ibadah-Ibadah Paling Terhormat Bagi Pelaku Maksiat Agar Taubat Nasuha, ada 7 syarat yang harus diikuti saat bertobat:
1. Berhenti dari perbuatan yang menyebabkan dosa dan mulai melaksanakan perintah Allah. Dalam urusan sholat dan puasa, maka setelah bertaubat bisa mulai di qadha jika sebelumnya sempat tidak mengerjakan.
2. Melakukan sholat taubat dan berdoa memohon ampunan Allah SWT
3. Menyesali sepenuhnya perbuatan dosa yang telah dilakukan
4. Berjanji untuk tidak mengulanginya kembali dengan sungguh-sungguh
5. Sholat taubat dilakukan dua atau empat rakaat. Waktu sholat taubat bisa kapan saja dan di mana saja dengan cara seperti sholat lima waktu. Namun dianjurkan untuk melakukannya tengah malam ba'da Sholat Isya.
6. Tidak melakukan perbuatan yang memungkinkan hukumnya dosa atau sepadan dengan dosa yang pernah ia lakukan tersebut
7. Bersungguh-sungguh untuk menjalankan perintah-Nya setelah ia melakukan sholat taubat.
Bacaan Niat Sholat Taubat Nasuha
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatat-taubati rak'ataini lillaahi ta'aalaa. Allahu akbar (Saya niat sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala. Allahu akbar)
Bacaan Doa Setelah Sholat Taubat Nasuha
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم الَّذِي لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullaahal'adziim, alladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaiih (Saya mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Dzat yang tiada Tuhan melainkan hanya Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri. Aku bertaubat kepada Nya)
Setelah itu, dilanjutkan dengan membaca doa berikut:
اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآاِلهَ اِلَّااَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ من شَرِّمَاصَنَعْتَ. اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَي وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ
Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana'abduka wa ana'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu a'uudzubika min syarri maa shana'tu. abuu ulaka bini'matika 'alayya wa abuu u bidzanbi fahghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta. (Wahai Tuhan, Engkau adalah Tuhanku, tiada yang patut disembah melainkan hanya Engkau, Engkaulah yang menjadikan aku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku dalam ketentuan dan janji-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosaku, karena itulah ampunilah aku, sebab tidak ada yang dapat memberi ampunan melainkan Engkau wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang telah aku perbuat).