Israel Lanjut Gempur Lebanon, AS: Kami Setuju Serangan Terhadap Hizbullah
Serangan Israel di Lebanon meningkatkan genosida Gaza menjadi perang kawasan.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Israel telah memberi tahu AS bahwa saat ini mereka tengah melakukan operasi terbatas terhadap Hizbullah di Lebanon, menurut Departemen Luar Negeri AS pada Senin (30/9/2024).
"Inilah yang mereka informasikan kepada kami bahwa mereka tengah melakukan operasi terbatas yang menargetkan infrastruktur Hizbullah di dekat perbatasan," kata Juru Bicara Matthew Miller kepada wartawan.
"Saya akan membiarkan Israel berbicara tentang operasi militernya sendiri," kata Miller yang menanggapi pertanyaan tentang operasi terbatas.
Ia menambahkan AS telah terlibat dalam pembicaraan dengan Israel. Ketika ditanya oleh Anadolu bagaimana AS mendefinisikan operasi terbatas, Miller mengatakan itu adalah definisi Israel, bukan definisi AS. Ia merujuk pertanyaan lebih lanjut kepada pejabat Israel.
Mengenai korban sipil dalam serangan Israel di Lebanon, Miller mengatakan AS sama sekali tidak ingin melihat infrastruktur sipil menjadi sasaran, tetapi target Hizbullah adalah sah bagi tentara Israel.
"Kami mendukung serangan terhadap Hizbullah," kata Miller.
Ia menambahkan kegiatan semacam ini dapat memungkinkan diplomasi dan juga dapat menyebabkan salah perhitungan, dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
Dia mengulangi pernyataan sebelumnya dari Pemerintah AS, yang mendesak diplomasi terhadap konflik Israel-Hizbullah, dan mengatakan AS tidak akan menyerah pada diplomasi.
Miller juga menyatakan kekhawatiran Washington atas dampak kemanusiaan dari operasi Israel di Lebanon, dengan memperingatkan operasi tersebut dapat mendestabilisasi kawasan tersebut.
Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang disebutnya sebagai target Hizbullah di seluruh Lebanon, membunuh lebih dari 960 orang dan melukai lebih dari 2.770 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Beberapa pemimpin Hizbullah telah meninggal dunia dalam serangan tersebut, termasuk pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah. Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang yang sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas Oktober 2023.
Masyarakat internasional telah memperingatkan serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan genosida Gaza menjadi perang kawasan yang lebih luas.