Hizbullah Luncurkan Serangan Roket ke Markas Intelijen Israel

Konfrontasi Hizbullah dengan Israel kian memanas.

AP Photo//Ariel Schalit
Seorang pria melihat sebuah rumah yang terkena roket yang ditembakkan dari Lebanon, di Moreshet, Israel utara, pada Ahad, 22 September 2024.
Rep: Kamran Dikarma Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT -- Kelompok Hizbullah Lebanon mengatakan telah melancarkan serangan udara ke pangkalan intelijen militer Israel di Glilot, dekat Tel Aviv, Selasa (1/10/2024). Konfrontasi Hizbullah dengan Israel kian memanas sejak serangan udara Israel baru-baru ini membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

Baca Juga


"Pasukan perlawanan meluncurkan salvo roket Fadi 4 ke pangkalan Glilot milik unit inteijen militer 8200 dan markas besar Mossad (badan intelijen Israel) yang terletak di pinggiran Tel Aviv," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Arab News. 

Hizbullah menyampaikan bahwa serangan roket itu merupakan respons atau balasan atas pembantaian dan penargetan warga sipil Lebanon oleh Israel. Serangan tersebut juga didedikasikan untuk Hassan Nasrallah. 

Sementara itu Israel mengungkapkan, serangkaian serangan roket ke Tel Aviv dan wilayah Israel tengah menyebabkan setidaknya dua orang terluka. Israel menyebut tak ada korban jiwa akibat serangan tersebut. 

Pada Selasa malam, Iran akhirnya turut meluncurkan serangan roket berskala besar ke Israel. Menurut laporan Jerusalem Post, sekitar 200 roket ditembakkan ke wilayah Israel. Garda Revolusi Iran mengatakan, serangan itu merupakan balasan atas terbunuhnya pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. 

Garda Revolusi Iran menyatakan akan melancarkan serangan lebih besar jika Israel membalas serangannya. Kelompok Hizbullah dan Israel sudah terlibat konfrontasi secara sporadis di wilayah perbatasan Israel-Lebanon sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. Hizbullah mendukung perlawanan yang dilakukan Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Gaza. 

Pada 23 September 2024 lalu, Israel melancarkan serangan udara terbesarnya ke wilayah selatan Lebanon. Serangan tersebut membunuh lebih dari 500 orang, termasuk setidaknya 50 anak-anak. Sejak saat itu, Israel terus meluncurkan serangan udara ke Lebanon. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah turut menjadi korban dan syahid. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler