Beda 'Kelas': Iran Gempur Pangkalan Militer, Israel Malah Targetkan Permukiman Warga Sipil
Pesawat tempur Israel menghantam sebuah bangunan tempat tinggal warga di Beirut.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Saling balas serangan terjadi antara Iran dan Israel seiring naiknya eskalasi di Timur Tengah. Secara fair Iran membombardir pangkalan militer Israel. Tetapi sebaliknya, Israel tak henti justru menargetkan serangan ke permukiman warga sipil.
Pesawat tempur Israel menghantam sebuah bangunan tempat tinggal warga di distrik Bachoura di Beirut pusat yang berada di dekat gedung parlemen Lebanon, kata seorang saksi mata kepada Sputnik.
"Ledakannya sangat kuat, terjadi di jalan sebelah dari saya berada, di Bachoura. Ini hanya lima menit berjalan kaki ke parlemen. Rudal langsung menghantam bangunan tersebut," kata seorang saksi mata, Rabu (2/10/2024).
Pada Rabu malam, angkatan bersenjata Israel (IDF) mengatakan mereka telah melakukan "serangan presisi" di Beirut. Sebanyak lima orang tewas akibat serangan itu, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita AFP yang mengutip Kementerian Kesehatan Lebanon.
Setelah itu, koresponden Sputnik juga melaporkan bahwa ada serangkaian ledakan kembali terdengar di Beirut.
Sebelumnya, tentara Israel melancarkan serangan udara di tiga daerah permukiman di Beirut selatan pada Senin (30/9/2024) malam. Serangan itu hanya beberapa menit setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi darurat di wilayah ibu kota Lebanon itu.
Juru bicara militer Israel Avichay Adraee sebelum serangan tersebut melalui platform X telah mengeluarkan peringatan kepada penduduk agar mereka segera meninggalkan daerah pinggiran selatan di Beirut.
Di platform itu, Adraee juga mengunggah peta yang menunjukkan bangunan-bangunan yang perlu ditinggalkan oleh para warga serta dijauhi oleh penduduk di sekitar bangunan tersebut.
“Demi keselamatan Anda dan keluarga Anda, Anda harus segera mengosongkan bangunan dan menjauh setidaknya 500 meter,” kata Adraee.
Perintah evakuasi diterapkan pada daerah permukiman Laylaki, Haret Hreik, dan Burj al-Barajneh. Adraee mengeklaim bangunan-bangunan tersebut dekat dengan fasilitas dan lokasi yang berafiliasi dengan Hizbullah.
Puluhan pesawat tempur Israel hancur.. baca di halaman selanjutnya.
Sementara ratusan rudal balistik Iran menyerang Tel Aviv, Israel, pada Selasa (1/10/2024) malam waktu setempat. Aljazirah melaporkan, rincian pasti seputar operasi Iran tersebut masih belum jelas. Meski demikian, IRGC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rudal tersebut ditujukan ke "target militer dan keamanan vital" di Israel.
IRGC kemudian mengatakan bahwa serangannya ditujukan secara khusus ke tiga pangkalan militer di wilayah Tel Aviv. Serangan tersebut, yang disertai dengan serangan siber skala besar, juga menggunakan rudal balistik hipersonik Fatah milik Iran untuk pertama kalinya, menurut media pemerintah Iran.
Serangan ratusan rudal balistik Iran pada Selasa (1/10/2024) malam, menghantam pangkalan-pangkalan militer Israel. Selain Pangkalan Udara Tel Nof di dekat Tel Aviv dan Pangkalan Udara Hatzerim, rudal-rudal Iran menargetkan pangkalan Nevatim. Tiga pangkalan udara ini dilaporkan menampung pesawat-pesawat F-35.
Press Tv melaporkan, Pangkalan Udara Nevatim, Hatzerim, dan Tel Nof diidentifikasi sebagai target potensial operasi balasan dari April dan Agustus. Alasannya, pesawat yang menyerang konsulat Iran di Damaskus pada April lepas landas dari pangkalan tersebut.
Pangkalan udara besar dengan empat landasan pacu ini mencakup sekitar 50 kilometer persegi dan terletak di gurun Negev, 15 km di timur Beersheba dan 12 km di utara Dimona.
Pangkalan udara ini menampung tiga skuadron jet tempur siluman F-35 buatan Amerika Serikat, yaitu skuadron ke-140, ke-116, dan ke-117, serta pesawat angkut C-130, pesawat tanker Boeing 707, dan pesawat pengintai lainnya.
Setidaknya tujuh video berbeda menunjukkan serangan langsung dari 20 hingga 30 rudal balistik Iran, yang menyebabkan kerusakan parah pada pangkalan tersebut. Menurut beberapa sumber, rudal balistik menghancurkan lebih dari 20 jet tempur.
Lockheed Martin F-35 Lightning II dikenal sebagai pesawat tercanggih di muka bumi. Jet tempur itu memiliki teknologi pertempuran udara terdepan. Sistem sensor dan fusi data yang dimiliki memungkinkannya mengumpulkan serta berbagi informasi lebih cepat dari pesawat jet siluman lain. Setiap unit jet tempur ini dihargai 77,9 juta dolar AS atau Rp 1,21 Triliun.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, dalam sebuah pernyataan setelah operasi tersebut, memuji upaya heroik pasukan militer negara mullah itu. "Malam ini, pasukan kedirgantaraan IRGC membalas dendam atas banyak kejahatan Zionis dengan operasi heroiknya," kata dia seperti dilansir media Iran Press TV.
Meski kerap disebut sebagai negara dengan sistem pertahanan udara terbaik, serangan Iran dinilai telah menunjukkan kelemahan jaringan pertahanan udara Israel. Media Israel melaporkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan sejumlah menteri terpaksa tetap berada di lokasi bawah tanah yang dibentengi di Yerusalem selama berjam-jam selama serangan itu. Koresponden Barat melaporkan bahwa ledakan besar dapat dirasakan di seluruh Tel Aviv.