Sadis, Jasad Puluhan Ribu Syuhada Menguap Jadi Pertikel tak Kasat Mata Akibat Bom Israel

Israel melakukan pemboman terhadap warga Gaza Palestina

AP Photo/Jehad Alshrafi
Dampak serangan Israel di Jalur Gaza.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  GAZA-Seorang pejabat senior pertahanan sipil di Jalur Gaza mengungkapkan bahwa penjajah Israel telah melancarkan lebih dari 250 ribu serangan udara dan penembakan artileri, menggunakan sekitar 90 ribu ton bahan peledak, termasuk amunisi yang dilarang secara internasional, sejak meletusnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Baca Juga


Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Al Jazeera Net, Direktur Jenderal Departemen Pasokan dan Peralatan Pertahanan Sipil, Dr Mohammed Al-Mughayer, mengatakan bahwa di antara bahan peledak tersebut terdapat sekitar 15 ribu ton bom dan rudal yang tidak meledak yang menimbulkan bahaya nyata bagi kehidupan warga sipil.

Terutama anak-anak, lebih dari 90 orang di antaranya telah menjadi syuhada sejauh ini akibat sisa-sisa berbahaya tersebut, yang menunjukkan bahwa pendudukan Israel menggunakan senjata terlarang di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi.

Dia menjelaskan, jumlah jasad para syuhada yang telah menguap telah mencapai kurang lebih 7820 jasad yang datanya tidak terdaftar di Kementerian Kesehatan, karena jasad mereka tidak sampai ke rumah sakit dan meleleh akibat terkena rudal dan bom penjajah.

"Penyebab penguapan adalah karena penjajah menggunakan jenis rudal dan bom yang mengeluarkan suhu antara 7.000 hingga 9.000 derajat celcius pada saat meledak," kata dia dikutip dari Aljazera.net, Jumat (4/10/2024).

Suhu ini menyebabkan tubuh meleleh dan mengubahnya menjadi partikel-partikel kecil yang tidak terlihat dengan mata telanjang dan bercampur dengan pasir dan debu.

"Kami terkadang didesak oleh keluarga untuk mencari mayat-mayat ini, tetapi sayangnya tidak berhasil, dan kami belum bisa mendapatkan sampel dari pasir yang bisa diuji untuk mengidentifikasi mayat-mayat yang menguap tersebut karena kurangnya laboratorium forensik khusus di Jalur Gaza," kata dia memberikan kesaksian.

Perlu dicatat di sini bahwa sebagian besar jasad yang menguap adalah milik orang-orang yang berada di tempat-tempat yang menjadi target penjajah dengan bom MK atau GBU yang memancarkan suhu sangat tinggi.

Dia menyebut, seperti pembantaian mengerikan yang terjadi terhadap para pengungsi di tenda-tenda di daerah Mawasi, sebelah barat Khan Younis, pada Selasa, 10 September lalu.


"Tim kami berhasil menemukan 19 jasad para syuhada dari pembantaian ini, sementara jejak 22 syuhada lainnya lenyap akibat pembantaian ini," kata dia.

BACA JUGA: Laporan Ini Beberkan Kondisi Sebenarnya Pangkalan Udara Israel yang Dirudal Iran

Mughayer menjelaskan menguapnya jasad-jasad tersebut memiliki dampak kemanusiaan yang sangat besar bagi warga Gaza, terutama keluarga para syuhada yang akan kembali ke rumah, tanah, dan harta benda mereka setelah perang, dengan aroma para syuhada mereka yang tidak ditemukan dan tidak memiliki kesempatan untuk mengambilnya dan menghormati mereka dengan pemakaman.

Hal ini menurutnya...

 

Hal ini menurutnya juga menyumbang daftar orang hilang selama perang Gaza. Dia memperkirakan sekitar 20 ribu orang hilang di Jalur Gaza, termasuk mereka yang jasadnya telah menguap, yang lain yang masih terperangkap di bawah reruntuhan dan lainnya yang jejaknya telah hilang di daerah serangan darat Israel.

"Nasib tidak diketahui secara pasti, apakah mereka syuhada atau tahanan, dan jasad syuhada dalam jumlah yang tidak diketahui yang belum bisa kami temukan dan kami serahkan kepada keluarga mereka untuk dimakamkan," ujar dia.

"Bahkan jika perang berhenti, kami akan menghadapi kesulitan besar dalam menangani berkas orang hilang, terutama ribuan orang yang berada di bawah reruntuhan rumah dan bangunan yang hancur," kata dia menambahkan.

Dia menambahkan, pihaknya embutuhkan bantuan tim pertahanan sipil dari luar negeri, serta penyediaan peralatan dan mesin modern untuk menangani berton-ton reruntuhan.

"Dan jika sarana materialnya tersedia, kami harus bekerja terus menerus selama enam bulan berturut-turut untuk menemukan kembali jasad para syuhada dan menangani berkas kemanusiaan ini," papar dia.

Israel secara sistematis menargetkan fasilitas warga sipil, termasuk sekolah, rumah sakit, dan tempat peribadatan di tengah serangan yang masih berlangsung di Jalur Gaza.

Berdasarkan aturan perang, menargetkan fasilitas-fasilitas semacam itu merupakan kejahatan perang.

Israel melanjutkan serangan brutalnya ke Jalur Gaza menyusul serangan dari Kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober tahun lalu, meski resolusi Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera. 

BACA JUGA: Media Israel Ungkap Kegagalan Awal Perang Darat, Pasukan Elite Tumbang Oleh Hizbullah

Hampir 41.600 orang telah tewas, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 96.200 lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel tah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah itu mengungsi di tengah blokade yang berlangsung yang memicu kelangkaan parah makanan, air bersih dan obat-obatan.

Israel menghadapi tudingan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

Sumber: Aljazeera 

BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler