Channel Youtube Ini Rajin Serang UAH, Narasikan Pemurtadan Saat Ceramah di UMRI

Channel Youtube itu mempermasalahkan ceramah UAH soal Alquran dan Injil

Edi Yusuf/Republika
Ustaz Adi Hidayat
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ceramah Ustadz Adi Hidayat  kembali mendapat serangan. Akun Youtube Tarbiyah Daily yang mendeklarasikan diri sebagai akun untuk meng-counter pemahaman yang dapat merusak kemurnian Islam ‘tampak rajin’ membuat berseri-seri konten dengan narasi menyerang Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah tersebut.

Baca Juga


Pantauan Republika, akun tersebut membuat narasi pada awal video jika konten Back To Sunnah adalah konten yang diproduksi oleh akun itu dibuat hanya untuk mengcounter paham TBC. Akun tersebut juga mendeklarasikan diri bukan sebagai kanal Aswaja.

Channel Youtube tersebut memuat judul dan caption mengenai UAH yang  terkesan provokatif. Sebagai contoh, ‘Jutaan Umat Islam Sudah Muak dengan UAH?’ , ‘Klarifikasi Sampah UAH!? Ulama yang Sombong Merasa Selalu Benar?’. Judul lainnya, ‘UAH Mengajak Ribuan Orang untuk Murtad?’

Salah satu cuplikan video dari konten kreator dalam video berjudul 'UAH Mengajak Ribuan Orang untuk Murtad?' yakni mempermasalahkan materi ceramah UAH di Universitas Muhammadiyah Riau, pada 18 September 2024 lalu, yang mengungkapkan jika Surah Maryam Ayat 30-31 mirip dengan Surah Yohannes 3 ayat 16.


Dalam Kuliah Umum UAH di UMRI yang berjudul: Cara Menuntut Ilmu Menuju Generasi Emas Berkemajuan, yang disiarkan akun Youtube resmi Adi Hidayat Official dan akun Youtube UMRI, Ustadz Adi berceramah seputar pendidikan dimana perlu teladan dan pedoman. Di hadapan para mahasiswa baru, UAH menjelaskan, dasar keyakinan dan beragama menjadi poin paling penting untuk mendukung intelektual. Dia pun menyebutkan Rasulullah SAW sebagai teladan dan Alquran yang mesti dipedomani umat Islam.

Dalam kuliah umum tersebut, UAH memanggil beberapa mahasiswa Muslim untuk menjawab pertanyaan dan mendapatkan ujian hafalan Alquran. Setelah menjawab pertanyaan tersebut, mereka mendapatkan hadiah uang dari Rp 500.000 hingga beasiswa pendidikan senilai Rp 42 juta dan umrah.

UAH juga memanggi mahasiswa non Muslim untuk naik ke atas panggung. Tiga mahasiswa memenuhi panggilan tersebut. UAH pun meminta kepada para mahasiswa yang beragama Kristen dan Katolik itu untuk menyebutkan satu ayat dalam kitab suci mereka yang dihafal.

Dua mahasiswa bisa menyebutkan ayat tersebut. Mahasiswa itu mengutip Yohannes 3 ayat 16 dengan bunyi firman Tuhan: “Karena begitu besar kasih Allah dalam dunia ini maka ia mengaruniakan anaknya yang tunggal. Supaya orang yang percaya kepadanya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Jawaban mahasiswa itu kemudian direspons oleh UAH yang mengungkap QS Surah Maryam ayat ke-30-31. Ayat tersebut diterjemahkan UAH: Tuhan telah mengutus aku untuk menjadi penyebar risalah terbaik dan membawa berkah kepada siapapun yang aku ajarkan.” Usai membacakan surah tersebut, UAH berkomentar, “Mirip ya?”

Mahasiswa selanjutnya membaca Mathius 7 ayat 7: Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapatkan, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.”

UAH mengatakan, Alquran juga memiliki ayat mirip seperti itu pada QS 2/186.  “Kalau kamu butuh apapun mintalah kepadaku maka aku akan kabulkan dan berikan jawaban kepadamu seperti apa yang kamu inginkan. Maka yakinlah kepada Ku aku berikan petunjuk kepada mu untuk memudahkan urusanmu. “

Pada akhir kuliah, UAH menjelaskan, "Kenapa saya tanya saya ingin tegaskan dari UMRI kita ingin memberikan inspirasi. Perbedaan keyakinan tidak menghalangi kita untuk semangat belajar. Demi negeri kita dan demi semangat NKRI."

 

Klarifikasi Muhammadiyah..

Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengklarifikasi viralnya potongan video yang menampilkan Ustaz Adi Hidayat. Mubaligh yang akrab disapa UAH itu merupakan seorang wakil ketua di lembaga tersebut.

Video itu diambil dan dipotong tanpa izin tertulis dari rekaman kegiatan orasi ilmiah UAH di Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Kota Pekanbaru. Pada 18 September 2024 lalu, dai tersebut menghadiri acara orientasi mahasiswa baru di kampus tersebut.

Baca Juga

 

Acara ini diikuti tidak kurang dari 2.400 mahasiswa baru (maba). Di antara mereka adalah sekira 180 maba yang non-Muslim. Adapun jumlah mahasiswa aktif yang non-Muslim di UMRI mencapai hampir 800 orang.

Kepada ribuan maba UMRI, UAH menyampaikan orasi ilmiah terkait motivasi mencari ilmu. Dai ini juga menjelaskan bahwa Alquran membangun peradaban.

Pada salah satu sesi, UAH mengapresiasi mereka dengan memberikan hadiah kepada sejumlah maba yang memiliki keunggulan-keunggulan, semisal fasih berbahasa Arab dan Inggris serta menjadi penghafal (hafiz) Alquran. Bahkan, pendiri Quantum Akhyar Institute itu pun memberikan beasiswa selama masa studi serta hadiah umrah gratis kepada orang tua maba yang terpilih.

Agar lebih menghadirkan hubungan emosional yang hangat pada seluruh maba, baik yang Muslim maupun non-Muslim, UAH pun mengajak mereka berdialog. Secara spontan, ia mengundang tiga orang maba non-Muslim untuk naik ke panggung.

UAH meminta ketiganya untuk menyebutkan apa-apa yang dihafal dari kitab suci agama mereka. Kemudian, seorang mahasiswi bernama Marya menyebutkan kutipan dari Yohanes 3: 16, yakni "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Setelah mengapresiasi Marya, UAH lalu merespons kutipan tersebut. "Baik-baik, terima kasih. Nah, (untuk) yang orang Islam, tahu enggak ayat Alquran, terkait dengan Isa atau Yesus Kristus (bagi umat Nasrani)? Di Alquran surah ke-19, surah Maryam, di ayat ke-31. Siapa yang hafal?" kata mubaligh ini.

وَّجَعَلَنِىۡ مُبٰـرَكًا اَيۡنَ مَا كُنۡتُۖ وَاَوۡصٰنِىۡ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمۡتُ حَيًّا

Artinya, "Dan Dia (Allah) menjadikan aku (Isa) seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup."

"UAH sesungguhnya menyampaikan koreksinya secara halus; termasuk memberikan kesempatan bagi audiens mahasiswa Muslim untuk menyempurnakan bacaan ayat yang disampaikannya. Jadi, sama sekali bukan pemotongan ayat, apalagi mencampur-adukkan antara Alquran dan Injil," demikian pernyatan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, yang diterima Republika, Sabtu (5/10/2024).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler