Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Diremehkan, Prabowo: Saya Optimis
Prabowo siap menerima hasil yang lebih rendah, seperti 7,5 persen atau tujuh persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Terpikih 2024, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto menjawab skeptisisme sejumlah pihak terhadap target pertumbuhan ekonomi delapan persen yang dicanangkannya. Hal tersebut ia sampaikan saat menutup Acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (9/10/2024) sore WIB.
"Sering kali saya diejek soal target ini, tapi tidak apa-apa. Saya teringat pada Bung Karno yang berkata, 'gantungkan cita-citamu setinggi langit.' Jika tidak mencapai delapan persen, kita bisa lihat di antara bintang-bintang," ucap Prabowo di podium.
Menteri Pertahanan RI itu menegaskan, jika target delapan persen tidak tercapai, ia siap menerima hasil yang lebih rendah, seperti 7,5 persen atau bahkan tujuh persen. "Kalau kita puas, kita bisa canangkan enam persen. Namun, saya optimis, siapa tahu nanti bisa mencapai sembilan persen," ucap Prabowo.
Dia pun mengingatkan pentingnya kerja keras dan ketahanan dalam mencapai cita-cita. Dengan kerja keras, kata Prabowo, bangsa Indonesia akan menjadi negara maju dan makmur. "Jangan takut gagal. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berani dan optimis," kata Prabowo.
Ketua umum DPP Partai Gerindra itu mengajak kembali semua pihak untuk terus berusaha dan tidak menyerah. Pasalnya, keberhasilan membutuhkan keberanian dan usaha yang tak kenal henti. "Ingat, tidak ada keberhasilan tanpa keberanian," ucap Prabowo.
Sebelumnya, Direktur Program Indef, Eisha Maghfiruha Rachbini, mengatakan laju pertumbuhan Indonesia di era Joko Widodo (Jokowi) hanya berkisar di angka lima persen, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi selama 20 tahun terakhir menunjukkan tren penurunan.
Eisha menyebutkan sejumlah faktor geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global sebagai hambatan dalam merealisasikan target pertumbuhan ekonomi delapan persen tersebut. Menurut dia, peningkatan pertumbuhan ekonomi signifikan dapat terjadi dengan kontribusi maksimal dari sektor industri manufaktur.