Wapres: ASEAN Harus Ambil Peran Kunci di Wilayah Indo-Pasifik
Wapres menyampaikan tiga poin penting pandangannya mengenai potensi AIPF.
REPUBLIKA.CO.ID,VIENTIANE -- Indo-Pasifik adalah wilayah strategis bagi ekonomi global, mencakup negara-negara besar termasuk negara-negara di Asia Tenggara yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup pesat. Kawasan ini memberikan kontribusi lebih dari 60% terhadap PDB dunia dan menjadi pusat perdagangan hampir setengah dari total perdagangan internasional. Sebagai bagian di dalamnya, ASEAN harus mengambil peran penting dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan, baik di tingkat kawasan maupun global.
“Dengan posisi strategis yang dimiliki [Kawasan Indo-Pasifik], ASEAN berpeluang besar untuk memainkan peran sentral dalam menjaga stabilitas serta menggerakkan pertumbuhan di kawasan dan dunia,” tegas Wakil Presiden (Wapres) M’ruf Amin saat menghadiri Forum Khusus ASEAN-Indo- Pasifik 2024 (AIPF) di Landmark Mekong Riverside Hotel Don Chan Island, Thatkhao Village, Sisattanak District, Vientiane, Laos, Jumat (11/10/2024).
Wapres menyampaikan tiga poin penting pandangannya mengenai potensi AIPF menjadi pusat pembangunan dan ekonomi yang Tangguh.
“Pertama, ASEAN terbukti tangguh dan adaptif di tengah ketidakpastian ekonomi. Pada 2023, meski perdagangan global menurun akibat disrupsi geopolitik, perdagangan intra-ASEAN mencapai 3,5 triliun dolar AS, melampaui tingkat pra-pandemi,” ungkap Wapres.
Dari segi resiliensi ekonomi, Wapres menyebut bahwa ASEAN terus mendapatkan kepercayaan investor pada bidang-bidang tertentu yang tentunya menjadikan ASEAN berpotensi menajdi pusat pertumbuhan.
“Investasi ke ASEAN mencapai 229 miliar dolar AS, terus meningkat di tengah penurunan investasi global, dengan peningkatan signifikan di sektor keuangan dan teknologi. Capaian ini menegaskan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan kawasan dan global,” imbuhnya.
Selanjutnya, Wapres menyoroti pentingnya mempercepat peralihan menuju ekonomi ramah lingkungan di kawasan, terlebih saat ini terdapat berbagai tantangan seperti lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia.
“Kedua, ASEAN perlu mengintegrasikan inovasi lingkungan dengan transformasi digital untuk mendukung investasi dan sektor keuangan yang berkelanjutan, serta meningkatkan transisi energi melalui teknologi bersih dan energi terbarukan,” tutur Wapres.
Menurut Wapres, penanaman modal pada sektor yang mendukung keberlanjutan lingkungan di Kawasan mengalami peningkatan satu tahun belakangan. Oleh karena itu dirinya berharap agar ASEAN terus mendorong transformasi energi secara optimal.
“Di ASEAN, investasi hijau mencapai 6,3 miliar dolar AS meningkat 20% pada tahun 2023.Untuk itu, investasi hijau harus senantiasa didorong demi tercapainya tujuan transisi energi kawasan pada tahun 2030,” ujar Wapres.
Terakhir, Wapres menekankan penguatan sinergi dengan dunia usaha, dimana kolaborasi antara pemerintah dan swasta sangat krusial. Dirinya mengapresiasi inisiatif kalangan bisnis yang meluncurkan Jaringan Bisnis ASEAN-Indo- Pasifik (AIPBN) sebagai langkah konkret dalam upaya ini.
“Ketiga, [hadirnya] AIPBN akan memperkuat kerja sama secara inklusif serta dialog antara pemangku kepentingan di kawasan Indo-Pasifik. AIPBN dapat mengambil peran untuk memobilisasi pembiayaan hijau, mendorong transfer teknologi, serta mempercepat transisi energi,” ungkapnya.
Harapannya, Wapres menambahkan, kelak AIPBN dapat mendorong terwujudnya tujuan ASEAN menjadi pusat perekonomian global.
“AIPBN akan menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan global. Mari kita dorong perdagangan berkelanjutan, tingkatkan investasi hijau, dan perkuat kolaborasi di kawasan Indo-Pasifik,” pungkasnya.
Turut hadir pada acara ini adalah Chair of ASEAN-BAC Lao PDR Mr. Oudet Souvannavong, Chair of ASEAN-BAC Indonesia Mr. Arsjad Rasjid P.M., serta kurang lebih 500 delegasi ASEAN dan Mitra Wicara ASEAN dari kalangan pemerintah dan pengusaha.