Ini Syarat Agar Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW Ampuh Atasi Masalah

Shalawat mempunyai sejumlah keutamaan

Dok Republika
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad. Shalawat mempunyai sejumlah keutamaan
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Mantan Mufti Agung Republik Arab Mesir, Syekh Ali Jumah menjelaskan syarat-syarat diterimanya shalawat kepada Nabi, serta formula terbaik shalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, yang bisa diulang-ulang.

Baca Juga


Anggota Dewan Ulama Senior Al-Azhar in menjelaskan, pada dasarnya Nabi tidak perlu didoakan, tetapi kita perlu mendoakannya, agar Allah mencukupkan kekhawatiran kita, memberikan kebaikan dunia dan akhirat, serta mengampuni dosa-dosa kita.

Dilansir dari Masrawy, Jumat (11/10/2024), Syekh Ali Jumah menambahkan, melalui halaman Facebook resminya: Penanya mungkin bertanya berapa banyak kita harus berdoa kepada Nabi (SAW) di siang dan malam hari?

Tidak ada batasan untuk berdoa kepada Nabi (SAW), jadi seorang Muslim harus berusaha untuk bershalawat kepadanya sebanyak mungkin, dan jika dia dapat menggunakan seluruh ingatannya untuk bershalawat kepada Nabi (SAW), itu lebih baik baginya.

Hal ini sebagaimana sahabat besar Abu bin Kaab -raḍiyallāhu 'anhu- berkata kepada Nabi SAW, “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku sering berdoa kepadamu, seberapa banyak doa yang harus aku panjatkan untukmu?’ Beliau bersabda, ”Sebanyak apa yang kamu inginkan: Sebanyak yang engkau inginkan." Dia bersabda, "Aku berkata, “Seperempat?”

Beliau bersabda, "Sebanyak yang engkau suka, dan jika engkau menambahnya, itu lebih baik bagimu." Saya berkata, "Setengah?" Rasulullah menjawab, "Berapa pun yang kamu inginkan, jika kamu menambahnya, itu lebih baik bagimu."

Dia berkata, "Aku bilang dua pertiga?" Rasul menjawab, "Terserah kamu, jika kamu menambahnya, itu lebih baik bagimu." Aku berkata, “Bolehkah aku menjadikan seluruh doaku untukmu?” Beliau bersabda, “Jika demikian, maka cukuplah kekhawatiranmu dan diampuni dosa-dosamu.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis yang bagus).

Syekh Ali Jumah menjelaskan, mencurahkan Majelis dzikir untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah kebaikan yang agung.

BACA JUGA: Terungkap, Keyakinan Agama di Balik Aksi Brutal Israel di Gaza dan Lebanon Bocor di Media

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendorong para sahabat untuk menghabiskan seluruh majelis dzikir untuk bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ini sesuai dengan riwayat dari Ubai bin Ka'ab.

قال رجل : يا رسول الله، أرأيت ان جعلت صلاتي كلها عليك ؟ قال : إذا يكفيك الله تبارك وتعالى ما أهمك من دنياك وأخرتك

“Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku memanjatkan seluruh doaku untukmu?” Beliau bersabda, ‘Maka Allah Ta'ala akan mencukupkan bagimu apa yang menjadi kebutuhan duniamu dan akhiratmu.’ (HR Ahmad). 

Dia menyatakan...

Dia menyatakan bahwa boleh bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan lafazh apa saja, asalkan di dalamnya ada kata shalawat kepada Nabi atau lafaz صلّ اللهم على النبي meskipun tidak disebutkan lafazh tersebut.

Meski demikian, shalawat yang paling utama adalah shalawat Ibrahimiyyah. Konon para sahabat sangat ingin tahu lafazh shalawat kepada beliau, sehingga mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, shalawat kepadamu, kami sudah mengetahuinya, lalu bagaimana kami harus bershalawat untukmu?” Beliau menjawab, “Katakanlah:

اللهم صل على محمد, وعلى آل محمد, كما صليت على آل إبراهيم, إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد, وعلى آل محمد, كما باركت على آل إبراهيم, إنك حميد مجيد

“Ya Allah, bershalawatlah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau bershalawat untuk keluarga Ibrahim, Engkau Maha Suci, dan Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberkahi keluarga Ibrahim, Engkau Maha Suci.” (HR Bukhari dan Muslim).

Syekh Ali Jumah menekankan bahwa bershalawat kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- adalah kunci kebaikan, batu loncatan untuk meraih derajat, dan sebab kebahagiaan dunia dan akhirat, karena ia menyucikan jiwa, menentramkan hati, menyelamatkan seorang hamba, mengampuni dosa-dosanya, dan Allah menerimanya meskipun dari seorang non-Muslim, karena ia melekat pada kemuliaan beliau, bukan berarti Allah menerima pahala shalawat dari non Muslim, melainkan shalawat tersebut dibalas oleh-Nya.

BACA JUGA: Sadis, Jasad Puluhan Ribu Syuhada Menguap Jadi Pertikel tak Kasat Mata Akibat Bom Israel

Makna diterimanya shalawat dari non-Muslim adalah jika ia meminta kepada Allah untuk mendoakan Nabi-Nya, mengasihani dan mengangkat derajatnya, maka hal itu akan terjadi pada Nabi -'alaihimus salam-, namun tidak ada pahala baginya, karena tidak memiliki syarat tauhid.

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita untuk selalu bershalawat kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, mendapatkan manfaat kehadirannya di dunia dan akhirat, serta mendapatkan syafa'atnya di akhirat.

Infografis Shalawat - (Dok Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler