Prof Stella Christie Jelaskan Alasan Gabung Kabinet Prabowo
Tinggalkan kampus terbaik di China, Stella mengagumi visi Presiden Terpilih Prabowo.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Guru Besar Universitas Tsinghua di China, Stella Christie (45 tahun) mengungkapkan alasannya bergabung menjadi calon anggota Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Profesor Stella ikut menjadi peserta pembekalan calon wakil menteri di kediaman Prabowo, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/10/2024).
Stella mengatakan, ia sebagai anak bangsa bersedia memberikan kontribusi untuk bangsa. Karena itu, Stella rela meninggalkan status di kampus terbaik di China untuk pulang ke Indonesia untuk membantu di pemerintahan. Profesor asal Medan, Sumatra Utara, tersebut mengaku mengagumi visi Prabowo-Gibran untuk membangun bangsa ke depan.
"Beliau membekali kami, bukan cuma dari beliau sendiri, melainkan juga dari sumber-sumber yang sangat terpercaya, bagaimana kami memiliki ilmu untuk bisa merealisasikan visi beliau untuk membangun kesejahteraan negara kita ini," kata Stella kepada wartawan di Hambalang.
Menurut dia, visi dari pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih tersebut sangat jelas karena dicanangkan secara sistematis. Di samping itu, Stella mengaku telah menerima manfaat dari negara yang membawanya hingga berada di titik ini.
"Saya waktu itu memang bercerita bahwa saya bekerja dan kuliah di luar negeri. Akan tetapi, saya adalah hasil dari pendidikan negara ini. Saya besar di sini. Saya dari TK sampai SMA kelas satu bersekolah di Jakarta," ujar lulusan Universitas Harvard, AS tersebut.
Dengan begitu, kata Stella, sudah sepatutnya kepercayaan yang diberikan Prabowo menjadi momentum baginya untuk memberikan kontribusi untuk bangsa ke depan. "Saya mendapat beasiswa ke Harvard itu adalah beasiswa, jadi hasil pendidikan dari negara ini, jadi sudah sepantasnya saya menyumbangkan apa yang saya punya," ujarnya.
Pembekalan bertajuk Hambalang Retreat itu diikuti calon wakil menteri Kabinet Prabowo-Gibran dengan jumlah peserta 54 orang. Pembekalan tugas bagi para calon wakil menteri mulai pukul 09.00 hingga pukul 17.00 WIB, dengan pembasahan seperti kecerdasan buatan (AI), media dan komunikasi, lapangan kerja masa depan, dan materi antikorupsi.
Keterwakilan perempuan...
Pakar hukum dari Universitas Indonesia (UI), Titi Anggraini memprediksi jumlah keterwakilan perempuan yang masuk ke dalam kabinet pemerintahan presiden dan wapres Prabowo-Gibran masih jauh dari afirmasi 30 persen keterwakilan perempuan. Dia memperkirakan sekitar 20 persen.
"Dari nama-nama yang dipanggil dan diproyeksikan menjadi menteri dan wakil menteri, terlihat bahwa jumlahnya sangat minim bahkan tidak sampai 20 persen ya dari harapan keterwakilan perempuan 30 persen. Tentu itu sangat disayangkan," kata Titi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, idealnya jumlah keterwakilan perempuan semakin menguat dari pemerintahan sebelumnya ke pemerintahan berikutnya. "Tapi justru kalau dari sisi perkembangan terbaru, keterwakilan perempuan di Kementerian mengalami penurunan," kata Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) tersebut.
Titi berharap situasi itu bukan indikasi bahwa isu keterwakilan perempuan tidak penting di pemerintahan yang baru. Menurut dia, ketika jumlah perempuan di posisi-posisi strategis pemerintahan semakin rendah.