Universitas BSI Bahas Peningkatan Computational Thinking Anak Lewat Unplugged Coding
FDG dilakukan oleh Tim Peneliti Universitas BSI Kampus Pontianak.
REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Tim Peneliti Dosen Pemula (PDP) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Pontianak sukses mengadakan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) sebagai bagian dari penelitian dengan tema "Implementasi Unplugged Coding dalam Upaya Peningkatan Computational Thinking bagi Anak di Rumah Pintar Punggur Cerdas, Kabupaten Kubu Raya". Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 5 Oktober 2024 bertempat di salah satu Co Working Space Kota Pontianak.
Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti Universitas BSI Kampus Pontianak, bertujuan untuk mengukur sejauh mana metode Unplugged Coding dapat meningkatkan kemampuan computational thinking pada anak-anak di Rumah Pintar Punggur Cerdas. Unplugged Coding adalah metode yang mengajarkan konsep dasar pemrograman tanpa menggunakan perangkat komputer, sehingga memudahkan anak-anak dalam memahami logika pemrograman meskipun tanpa akses langsung ke teknologi digital.
FGD ini dihadiri oleh tim peneliti dari Universitas BSI Kampus Pontianak, relawan dari PKBM Rumah Pintar Punggur Cerdas, serta dua narasumber, Lisnawanty yang menyampaikan materi tentang Urgensi Literasi Computational Thinking, sementara Ema Zati Baroroh, seorang psikolog, membahas Urgensi Berpikir Kritis bagi Perkembangan Anak.
Dalam pemaparannya, Lisnawanty menekankan pentingnya literasi computational thinking di era digital. Menurunya, computational thinking tidak hanya dibutuhkan untuk karier di bidang teknologi, tetapi juga untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
"Computational thinking adalah cara berpikir yang mengajarkan anak-anak untuk menyusun solusi secara logis dan efisien. Dengan menggunakan metode Unplugged Coding, kita dapat memperkenalkan mereka pada konsep ini tanpa harus bergantung pada komputer, yang menjadi salah satu tantangan bagi banyak sekolah di daerah terpencil,” ungkap Lisnawanty.
Sementara itu, Nurfia Oktaviani Syamsiah selaku ketua Tim Peneliti mengatakan bahwa FGD ini sangat penting dalam memahami bagaimana Unplugged Coding dapat diimplementasikan secara efektif dalam meningkatkan kemampuan computational thinking anak-anak di Rumah Pintar Punggur Cerdas.
"Penelitian ini akan mengukur secara detail dampak Unplugged Coding pada kemampuan anak-anak dalam berpikir komputasional. Kami berharap, dengan metode ini, anak-anak dapat memahami konsep dasar pemrograman secara mudah, tanpa harus tergantung pada perangkat teknologi mahal. Unplugged Coding juga dapat menjadi pendekatan yang inklusif untuk sekolah-sekolah di daerah terpencil yang masih menghadapi keterbatasan akses teknologi,” jelas Nurfia.
Ia juga menambahkan bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam dunia pendidikan, terutama dalam bidang pengembangan pembelajaran berbasis computational thinking yang dapat diterapkan di berbagai konteks pendidikan.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bahwa anak-anak di Rumah Pintar Punggur Cerdas, serta anak-anak di daerah lain, dapat memiliki kemampuan berpikir komputasional yang lebih baik, yang akan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di masa depan. Penelitian ini juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengembangan metode pembelajaran baru yang dapat diterapkan di berbagai sekolah dan pusat pembelajaran.