Liam Payne Diduga Jadi 'Mangsa' Pengedar Narkoba Jelang Kematiannya di Hotel
Sahabat Liam Payne mengeklaim penyanyi itu bersih dari narkoba selama berpekan-pekan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uji toksikologi terhadap jenazah mantan personel One Direction Liam Payne dilakukan. Autopsi parsial menemukan bahwa Payne yang meninggal pada usia 31 tahun itu memiliki beberapa zat terlarang dalam tubuhnya saat jatuh hingga tewas dari balkon lantai tiga kamar hotelnya di Buenos Aires, Argentina, pada 16 Oktober 2023.
Seorang sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada ABC News bahwa zat-zat tersebut termasuk kokain merah muda (campuran dari beberapa obat termasuk metamfetamin, ketamin, MDMA, dan lainnya) serta kokain, benzodiazepin, dan crack. Menurut sumber tersebut, pipa aluminium rakitan untuk menelan obat-obatan juga ditemukan di kamar hotelnya.
Liam Payne meninggal karena berbagai luka serta pendarahan dalam dan luar. Menurut sumber tersebut, Payne akan tetap berada di Argentina hingga autopsi selesai seluruhnya.
Sebelum kematian Payne, pejabat hotel menghubungi pihak berwenang dan meminta mereka untuk segera mengirim petugas karena seorang tamu yang diduga mabuk karena obat-obatan dan alkohol. "Kami perlu Anda mengirim petugas segera karena saya tidak tahu apakah nyawa tamu tersebut dalam bahaya, karena ia berada di kamar dengan balkon, dan kami khawatir ia dapat melakukan sesuatu yang mengancam nyawa," kata pekerja tersebut kepada layanan darurat.
Alberto Crescenti, Direktur SAME, Buenos Aires Emergency Medical Services, mengatakan jasad Payne ditemukan di halaman dalam hotel, di mana ia dinyatakan meninggal di tempat kejadian. Laporan autopsi awal dari Kantor Kejaksaan Umum Argentina menemukan bahwa Payne meninggal karena banyak luka dan pendarahan internal dan eksternal.
Sebanyak 25 luka dilaporkan ada pada tubuh Payne. Laporan tersebut menyatakan bahwa cedera kepala Payne cukup parah untuk menyebabkan kematian.
Dilansir laman The Mirror pada Selasa (22/10/2024), sahabat dekat Liam Payne yang tak disebutkan namanya mengatakan penyanyi itu dalam keadaan sadar sebelum kematiannya, tetapi "dimangsa" oleh pengedar narkoba. Setelah autopsi dirilis, sahabat Payne tersebut angkat bicara tentang penggunaan narkobanya. Dia berkata, "Liam sudah bersih selama berpekan-pekan. Dia sudah menjalani rehabilitasi lebih dari sekali. Dia pernah menjalani perawatan di Inggris dan California".
Dia juga mengatakan Payne telah menemui psikiater baru di Florida dan mengatakan, "Sepertinya Liam dalam perjalanan menuju pemulihan".
Sumber tersebut menjelaskan bagaimana Payne berada di Argentina untuk memperbarui visa Amerikanya. Mereka mengatakan, "Ia harus menjalani pemeriksaan medis karena riwayatnya mengonsumsi alkohol dan narkoba. Hasil tesnya bagus. Liam 100 persen sadar".
Namun mereka mengatakan seseorang "mulai memberinya narkoba" setelah check in di hotel. Temannya menambahkan, "Liam telah berusaha sangat keras untuk bersih, lalu mereka 'memangsa' dia. Orang-orang ini hanya peduli dengan uang. Mereka tidak peduli dengan kesehatannya".
Kematian Liam sedang diselidiki, dengan sumber berita Amerika Selatan Merco Press menyatakan bahwa kepolisian sedang menyelidiki apakah "pengedar narkoba VIP" mungkin berperan dalam kematian Liam Payne. Laporan menunjukkan bahwa karyawan di hotel tempat Payne menginap sedang diselidiki di tengah tuduhan bahwa mereka memberikan narkoba kepada penyanyi itu menjelang kematiannya.