Survei: Pesimistis Punya Rumah, Gen Z Lebih Suka Beli Skincare
Gen Z yakin tidak bisa membeli rumah pertama dalam tiga tahun ke depan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan oleh Inventure mengungkapkan, 24 persen Gen Z lebih mengutamakan konsumsi experience seperti nonton konser, liburan, membeli gadget terbaru, dibandingkan menabung untuk membeli rumah. Situasi ini pun didukung dengan kondisi ekonomi yang kurang stabil, dan harga properti yang kian naik tapi tidak dibarengi dengan kenaikan pendapatan.
“Dari hasil survei 2 dari 3 Gen Z yakin tidak bisa membeli rumah pertama dalam tiga tahun ke depan. Kenaikan harga properti yang tidak sebanding dengan pendapatan mereka, biaya hidup yang terus meningkat, hingga gaya hidup FOMO, FOPO, hingga YOLO menjadi faktor utama yang menghambat Gen Z dalam membeli rumah.” ujar Managing Partner Inventure Yuswohady dalam acara Indonesia Industry Outlook (IIO) 2025 yang diikuti secara daring, Rabu (23/10/2024).
Meskipun alasan yang paling mendominasi adalah harga rumah semakin tinggi (80 persen), pendapatan terlalu kecil (45 persen) dan pekerjaan yang tidak tetap (34 persen). Dari hasil survei disebutkan juga beberapa Gen Z sebenarnya dapat membeli rumah pertama. Namun, skema yang paling realistis bagi Gen Z adalah cicilan dengan tenor yang cukup lama di atas 20 tahun.
“Hal ini tercermin dari riset Inventure 2024, dimana preferensi tenor cicilan rumah dengan durasi 15-20 tahun diangka 54 persen dan 20-30 tahun di angka 36 persen, berbanding terbalik dengan durasi di bawah 15 tahun yang memiliki angka yang rendah yaitu 10 persen,” ungkapnya.
Menariknya, Gen Z masih menjadikan skincare sebagai salah satu pengeluaran yang tidak dipangkas. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Inventure September 2024, di antara berbagai kategori pengeluaran gaya hidup, perawatan kulit tetap menjadi prioritas utama bagi Gen Z.
Dalam temuan tersebut, terlihat bahwa pengeluaran terkait produk skincare dasar seperti cleanser, toner, dan moisturizer termasuk dalam kategori yang paling sedikit dipangkas. Gen Z juga cenderung mempertahankan pengeluaran untuk perawatan tubuh dasar seperti lotion dan sunblock.
“Di tengah tekanan ekonomi, Gen Z tetap menempatkan perawatan kulit sebagai prioritas,” ujar Yuswohady.
“Ini menunjukkan betapa pentingnya aspek ‘penampilan’ dan ‘perawatan diri’ dalam gaya hidup mereka, khususnya yang berkaitan dengan 4S (Sugar, Skin, Sun, dan Screen), dimana 'Skin' mendapatkan perhatian yang lebih besar dibandingkan kategori lainnya." tambah Yuswohady
Hal tersebut diamini CEO Martha Tilaar Group Kilala Tilaar. Ia mengatakan, semenjak pandemi produk-produk terkait perawatan atau skincare mengalami kenaikan, dari yang sebelumnya lebih ke decorative/make up menjadi perawatan kulit. Bahkan skincare saat ini sudah menjadi kebutahan sehari-hari terutama di Gen Z.
“Artinya, kebutuhan mereka untuk merawat diri melalui produk skincare mengalami kenaikan, sehingga dampaknya pemain di industri ini pun ikut naik hingga 10x lipat, dari yang awalnya red ocean menjadi black ocean saking padatnya,” ungkap pria yang akrab dipanggil Kiki.
Fenomena ini juga tercermin dari hasil riset Inventure yang mengungkap mengenai produk beauty dan personal care yang paling kecil dipangkas dan tidak prioritas dipangkas oleh Gen Z adalah parfum, produk perawatan tubuh, sunscreen dan produk perawatan rambut.
Sementara untuk produk yang prioritas dan paling besar dipangkas untuk kategori produk beauty dan personal care adalah produk perawatan kuku dan nail polish.