BEI Optimistis dengan Kebijakan Ekonomi Pemerintahan Baru 

BEI menargetkan pada 2025 mencapai laba bersih mencapai Rp 275,02 miliar.

dok Republika
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Rabu (23/10/2024).
Rep: Eva Rianti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan optimismenya dalam mendukung berbagai program kerja pemerintahan baru di bawah komando Prabowo Subianto. BEI menargetkan pada 2025 mencapai laba bersih mencapai Rp 275,02 miliar, naik 1,53 persen dari angka pada 2024 sebesar Rp 270,90 miliar. 

Baca Juga


BEI mengumumkan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025 melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) tahun 2024 yang digelar pada Rabu (23/10/2024). 

Dalam rapat tersebut, ditetapkan sejumlah asumsi berdasarkan kondisi makro ekonomi, yakni tren penurunan inflasi dan suku bunga global, serta potensi peningkatan dari sisi perusahaan tercatat dan investor pasar modal. 

“Tentunya penetapan asumsi ini juga tidak lepas dari optimisme atas kebijakan perekonomian yang telah ditetapkan oleh pemerintah baru,” tulis BEI dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (24/10/2024).

Adapun asumsi yang mendasari RKAT 2025 BEI meliputi tiga poin. Pertama, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada 2025 mencapai Rp 13,5 triliun dengan jumlah hari bursa sebanyak 242 hari. 

Kedua,  jumlah pencatatan efek pada 2025 menjadi 407 efek, terdiri atas pencatatan efek saham, emisi obligasi, dan pencatatan efek lainnya meliputi exchange traded fund (ETF), dana investasi real estate (DIRE), dana investasi infrastruktur (DINFRA), dan efek beragun aset (EBA), serta emisi waran terstruktur. Ketiga, investor pasar modal baru sejumlah 2 juta investor baru. 

BEI menjelaskan, secara umum, RKAT 2025 berfokus pada pendalaman pasar melalui produk dan layanan baru serta perluasan pasar pada derivatif keuangan. BEI akan berfokus dalam pengembangan sejumlah rencana kerja yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan, meningkatkan pelindungan investor, penyediaan layanan data yang sesuai kebutuhan pelanggan, hingga penyempurnaan teknologi.

Secara khusus mengenai penyempurnaan teknologi, BEI sedang melaksanakan pembaruan sistem perdagangan dan sistem terdampak yang bertujuan untuk menyediakan sistem perdagangan yang andal dan optimal untuk mengakomodasi pengembangan pasar modal secara berkesinambungan. Pembaruan ini dilakukan selain karena siklus rutin 6 tahunan seiring dengan end of support, namun juga dikarenakan oleh peningkatan teknologi yang mendukung low latency serta kapasitas sistem. 

“Tentunya BEI akan tetap melaksanakan serangkaian kegiatan rutin berupa pengembangan untuk perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat, anggota bursa (AB), hingga pengembangan pasar untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas investor pasar modal,” terangnya. 

Hal itu, lanjut BEI, dilakukan melalui kombinasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop yang mayoritas sudah rutin dilaksanakan secara virtual melalui media online. Dukungan kepada AB juga turut dilakukan melalui penyediaan jasa informasi, serta support teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan. 

Berikut proyeksi performa keuangan BEI pada 2025, dengan memperhatikan seluruh target yang telah disusun dan rencana kegiatannya pada tahun depan: 

  • Jumlah Pendapatan BEI diproyeksikan naik sebesar 9,01 persen menjadi Rp 1,78 triliun dari RKAT 2024-Revisi sebesar Rp 1,64 triliun.
  • Laba Bersih pada tahun 2025 diproyeksikan naik sebesar 1,53 persen menjadi Rp 275,02 miliar dari Rp 270,90 miliar pada RKAT 2024-Revisi.
  • Terhadap seluruh proyeksi keuangan tersebut, Cost to Income Ratio Perseroan adalah 81,4 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata sejak 2014,
  • Perseroan juga telah memperhitungkan kecukupan belanja investasi pada tahun 2024, tercermin dari total kas, setara kas dan aset keuangan lainnya yang masih terjaga di atas Rp 3,1 triliun atau naik 2,6 persen dari RKAT 2024-Revisi.
  • Atas seluruh kegiatan Perseroan tahun depan, proyeksi posisi Total Aset Perseroan akan mencapai Rp 7 triliun dengan total ekuitas lebih dari Rp 6 triliun pada akhir tahun 2025. 

Aktivitas Pasar Saham dan Capaiannya di 2024 

BEI mencatat, sepanjang tahun 2024 telah berhasil meluncurkan sejumlah inisiatif bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta seluruh stakeholders pasar modal lainnya. Antara lain, penyelenggaraan workshop dan launching ASEAN Interconnected Sustainability Ecosystem (ASEAN-ISE) pada 29 Januari dan 15 Februari 2024. 

Selain itu, BEI juga telah melakukan implementasi Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) Improved Trading Mechanism pada 19 Februari 2024. Implementasi Papan Pemantauan Khusus Full Periodic Call Auction juga telah dilakukan pada 25 Maret 2024 yang lalu dengan perubahan Implementasi Papan Pemantauan Khusus yang merupakan hasil Post Implementation Review pada 21 Juni 2024.

Kemudian pada 13 Juli 2024, BEI meluncurkan Indeks IDX Cyclical Economy 30 sebagai alternatif acuan bagi para investor dan manajer investasi dalam mengelola serta menciptakan produk investasi berbasis indeks. 

BEI melakukan soft launch produk Single Stock Futures (SSF) yang bertepatan pada peringatan 47 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia pada 12 Agustus 2024. Adapun pada 2 September 2024, BEI juga meluncurkan Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28 yang dapat memudahkan investor berinvestasi pada saham dengan profitabilitas tinggi, valuasi harga, dan volatilitas rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. 

“Sejumlah pencapaian yang diraih oleh BEI selama tahun 2024 turut didukung oleh aktivitas pasar saham yang terus tumbuh secara positif,” ungkapnya. 

Hal tersebut, lanjut BEI, tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah mencapai level 7.760,060 pada 18 Oktober 2024 atau naik 6,70 persen dari posisi Desember 2023 yang lalu. 

Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar bursa pada hari yang sama juga mencapai Rp 12.967 triliun atau bertumbuh 11 persen dibandingkan posisi akhir 2023, yaitu Rp 11.674 triliun. 

“IHSG dan kapitalisasi pasar bursa pada tahun 2024 juga mencatatkan rekor tertinggi baru, yaitu pada 19 September 2024 mencapai posisi 7.905,30 dan kapitalisasi pasar menembus angka Rp 13.475 triliun,” jelasnya.  

 

Aktivitas pencatatan efek baru saham jumlahnya masih terus bertumbuh. Sampai dengan 18 Oktober 2024, BEI telah mencatatkan 36 Perusahaan Tercatat saham baru. Dengan data tersebut, total perusahaan yang tercatat di pasar modal mencapai 938 perusahaan. 

Sedangkan perdagangan produk obligasi melalui SPPA, rata-rata transaksi hariannya mencapai Rp 993 miliar atau bertumbuh 44,7 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2023 dengan rata-rata transaksi hariannya sebesar Rp686 miliar.

Aktivitas perdagangan produk non-saham (right, warrant, structured warrant, kik, dan derivatif) sampai dengan 18 Oktober 2024 total nilai transaksi mencapai Rp 3,75 triliun, dibandingkan posisi nilai transaksi pada akhir 2023 sebesar Rp 8,90 triliun.

Sementara, untuk kelas aset yang baru, yaitu unit karbon, terdapat Rp6,15 miliar total transaksi sampai dengan 18 Oktober 2024. Sementara itu, total jumlah investor di pasar modal mencapai 14,2 juta atau mengalami peningkatan lebih dari 2 juta investor baru (naik 16 persen dari 2023) sampai dengan 18 Oktober 2024. 

“Partisipasi investor ritel pun masih terjaga selama tahun 2024 ini, selaras dengan meningkatkan partisipasi dari investor institusi. Hal tersebut mencerminkan keyakinan investasi di pasar saham yang masih terjaga,” tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler