Dugaan Keracunan Massal di Kota Cirebon, Korban Masih Dirawat di RS

Keluarga berharap, pihak penyelenggara ada itikad baik untuk membesuk para korban

Antara
Keracunan massal (ilustrasi)
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Sejumlah warga yang mengalami dugaan keracunan massal usai menyantap makanan ringan (snack) dalam acara sosialisasi di Puskesmas Cangkol, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca Juga


Hal itu seperti yang dialami salah satu warga yang diduga menjadi korban keracunan, Khanifah. Hingga kini, ia masih terbaring lemas dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon. ‘’Hari ini kakak saya masih terbaring lemas di Rumah Sakit Pelabuhan. Masuk ke rumah sakit hari Senin kemarin,’’ ujar Muslimin, adik dari Khanifah, Selasa (29/10/2024).

Khanifah diketahui mengalami gejala keracunan pada Sabtu. Namun, ia memilih tetap bertahan di rumah sampai dengan Ahad. Baru hari Senin ia dibawa ke rumah sakit karena kondisinya yang tak kunjung sembuh.

Muslimin mengatakan, seharusnya pihak penyelenggara acara tersebut hadir dan menjelaskan terkait pemesanan makanan ringan itu. Hal terebut sebagai wujud tanggung jawab dan kepedulian kepada para korban.

Seperti diketahui, dugaan keracunan massal itu bermula dari acara sosialisasi kesehatan yang diadakan oleh salah satu perguruan tinggi di Kota Cirebon, Jumat (25/10/2024). Acara yang diadakan di Puskesmas Cangkol itu dihadiri oleh warga maupun karyawan puskesmas tersebut.

Dalam kegiatan itu, para peserta yang hadir diberikan snack. Usai menyantap snack tersebut, puluhan warga diduga mengalami keracunan makanan. ‘’Saya sebagai perwakilan salah satu keluarga korban meminta pertanggungjawaban dari pihak penyelenggara kegiatan. Mereka harus memberikan penjelasan karena makanan tersebut dipesan oleh pihak mereka,’’ kata Muslimin.

Muslimin mengatakan, pihak perguruan tinggi itu sampai hari ini belum membesuk para korban di rumah sakit. Mereka juga belum memberikan pertanggungjawaban kepada para korban. ‘’Jangankan bentuk tanggung jawab, itikad baik untuk membesuk saja belum ada,’’ kata Muslimin.

Muslimin berharap, pihak penyelenggara ada itikad baik untuk membesuk para korban keracunan yang saat ini masih menjalani perawatan dan memberikan penjelasan. ‘’Mereka harus menjelaskan kenapa kronologisnya bisa terjadi keracunan tersebut dan pesan makan dari mana. Jelaskan saja, dibuka saja. Jangan hanya Pemkot Cirebon ataupun Puskesmas yang kena batunya,’’ katanya.

 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr Siti Maria menjelaskan, kejadian bermula dari kegiatan sosialisasi sanitasi yang diadakan oleh sebuah perguruan tinggi di Cirebon. Acara diselenggarakan di Puskesmas Cangkol. ‘’Kegiatan ini tujuannya baik ya, bagian dari pengabdian masyarakat oleh mahasiswa, sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM),’’ kata Siti Maria.

Selama kegiatan, panitia juga menyediakan snack bagi peserta yang hadir. Namun, diduga setelah mengonsumsi snack tersebut, beberapa peserta mengalami gejala mual, muntah, hingga diare. Bahkan, beberapa orang memerlukan penanganan medis lebih lanjut. Saat ini, teridentifikasi 44 orang yang terdampak, termasuk kader peserta sosialisasi dan pegawai Puskesmas.

‘’Ada kemungkinan juga beberapa snack dibawa pulang sehingga anggota keluarga juga terdampak. Dari jumlah tersebut, 10 orang harus menjalani perawatan, dan kondisi mereka sudah mulai membaik, baik gejala muntah maupun diarenya sudah mereda,” katanya.

Siti Maria menjelaskan, Dinas Kesehatan Kota Cirebon telah mengirimkan sampel makanan yang dikonsumsi peserta untuk diuji di Labkesda Jawa Barat. ‘’Sampel makanan telah dikirim ke Labkesda Jawa Barat untuk pemeriksaan lebih lanjut, guna mengetahui apakah makanan tersebut merupakan penyebab dari gejala yang dialami,’’ kata Siti Maria.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler