Nabi Muhammad SAW Bukan Pengangguran Demikian Juga Para Nabi Lainnya
Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok pekerja keras
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pernyataan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Suswono memicu polemik. Suswono, menyebut bahwa Rasulullah SAW adalah pengangguran ketika menikah dengan Khadijah.
Pernyataan ini ternyata berlawanan dengan fakta sejarah. Rasulullah SAW, adalah sosok pekerja keras dan pedagang ulet. Dalam al-Mustadrak karya al-Hakim disebutkan bahwa Ibnu Abbas menuturkan sebagai berikut:
ﻓَﻘَﺎﻝَ: اﺩْﻥُ ﻣِﻨِّﻲ ﻓَﺄُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦِ اﻷَْﻧْﺒِﻴَﺎءِ اﻟْﻤَﺬْﻛُﻮﺭِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﻛِﺘَﺎﺏِ اﻟﻠَّﻪِ
Ibnu Abbas berkata: Mendekatlah kepadaku. Akan ku ceritakan tentang para Nabi yang terdapat dalam Alquran:
ﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺁﺩَﻡَ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺣَﺮَّاﺛًﺎ
Nabi Adam adalah seorang hamba yang jadi tukang tanam pohon
ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﻧُﻮﺡٍ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﻧﺠﺎﺭا
Nabi Nuh adalah seorang hamba tukang kayu
ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺇِﺩْﺭِﻳﺲَ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺧَﻴَّﺎﻃًﺎ
Nabi Idris adalah seorang hamba yang menjadi penjahit
ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺩَاﻭُﺩَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺯَﺭَّاﺩًا
Nabi Dawud adalah seorang hamba yang jadi tukang tenun
ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﻣُﻮﺳَﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺭَاﻋِﻴًﺎ
Nabi Musa adalah seorang hamba yang jadi penggembala
ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺇِﺑْﺮَاﻫِﻴﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺯَﺭَّاﻋًﺎ
Nabi Ibrahim adalah seorang hamba yang jadi petani
ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺗَﺎﺟِﺮًا
Nabi Soleh adalah seorang hamba yang jadi pedagang
ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦْ ﺳُﻠَﻴْﻤَﺎﻥَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪًا ﺁﺗَﺎﻩُ اﻟﻠَّﻪُ اﻟْﻤُﻠْﻚَ
Nabi Sulaiman adalah seorang hamba yang diberikan kerajaan
ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦِ اﺑْﻦِ اﻟْﻌَﺬْﺭَاءِ اﻟْﺒَﺘُﻮﻝِ ﻋِﻴﺴَﻰ اﺑْﻦِ ﻣَﺮْﻳَﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻻَ ﻳَﺨْﺒَﺄُ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻟِﻐَﺪٍ
Nabi Isa adalah seorang hamba yang tidak menyediakan makanan apapun untuk besok
ﻭَﺃُﺣَﺪِّﺛُﻚَ ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ اﻟْﻤُﺼْﻄَﻔَﻰ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺮْﻋَﻰ ﻏَﻨْﻢَ ﺃَﻫْﻞِ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ﺑِﺄَﺟْﻴَﺎﺩَ
BACA JUGA: 9 Berita Gembira untuk Mereka yang Rajin Sholat Subuh Berjamaah
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam adalah seorang hamba yang menggembala milik keluarganya
Bahkan pekerjaan pertama Nabi adalah menggembalakan domba di Bani Sa'ad bersama saudara-saudaranya sepersusuannya sejak kecil dan kemudian menggembalakan domba di Makkah.
Pekerjaan Nabi Muhammad SAW menggembalakan domba bukanlah hal yang khusus baginya, melainkan itu adalah pekerjaan yang lumrah dikerjakan para nabi semua.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ما بَعَث الله نبياً إلَّا رَاعيَ غنمٍ، قال له أصحابه: وأنت يا رسول الله! قال: وأنا
Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi melainkan sebagai penggembala, lalu para sahabat berkata, ‘Dan kamu, wahai Rasulullah!’ Beliau menjawab, ‘Aku adalah seorang gembala.’" (HR Ibnu Majah.
Dalam riwayat lain disebutkan:
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه أنم النبي صلى الله عليه وسلم سئل: (أكنْتَ ترعى الغنم؟ قال: نعم، وهل من نبي إلا رعاها
Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah ditanya, “Apakah engkau menggembala domba?” Beliau menjawab, “Ya, dan tidak ada seorang Nabi pun yang tidak menggembalakan domba.” (HR Bukhari)
Ibnu Abdul Barr berkata, “Dalam hadits ini terdapat kebolehan membicarakan para nabi dan umat terdahulu untuk mengetahui riwayat dan berita mereka, dan bahwa tidak ada keburukan dalam mata pencaharian nafkah pada salah seorang dari mereka jika syariat tidak melarangnya, dan bahwa para nabi dan rasul itu berbeda dalam hal kerendahan hati dari para raja dan orang-orang yang berkuasa, begitu juga orang-orang saleh.”
Al-Thaybi berkata: “Maksudnya, Allah tidak meletakkan kenabian dalam kerendahan di bawah putra-putra dunia dan raja-rajanya, tetapi pada para pengembala dan orang-orang yang rendah hati dari kalangan pedagang, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi Ayyub adalah seorang penjahit dan Nabi Zakariya adalah seorang tukang kayu. Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan kisah Musa dan dipekerjakan oleh Nabi Syu'aib untuk menggembalakan domba.”
Ibn al-Jauzi berkata, ”Seakan-akan dengan ini beliau mengisyaratkan bahwa para nabi bukanlah para raja, tetapi kenabian itu ada pada diri para pedagang yang rendah hati.”
Sebelum diutus sebagai nabi, Rasulullah SAW adalah pedagang. Rasulullah SAW berdagang dengan pamannya, Abu Thalib, di negeri Syam.
Beliau menjadi sangat dekat dengannya dan ingin menemaninya untuk mempelajari beberapa metode dan rahasia dagang, dan hati pamannya melunak dan berkata, “Demi Allah, aku akan membawanya bersamaku, dan dia tidak akan pernah meninggalkanku dan aku tidak akan pernah meninggalkannya."
Hubungan Nabi dengan perdagangan tidak berhenti setelah kepulangannya dari Syam, tetapi beliau berdagang di beberapa pasar di Makkah, seperti Ukaz, Majnah dan Dhi al-Majaz, di mana para pedagang biasa datang untuk menjual, membeli, dan berdagang.
BACA JUGA: Ini Dia Kesamaan Antara ISIS dan IDF Israel di Timur Tengah Menurut Pakar
Ketika Khadijah RA mendengar tentang jejak Muhammad SAW dalam berdagang tersebut, dia menawari Muhammad SAW sallam untuk pergi ke negeri Syam dengan membawa uangnya sebagai seorang pedagang dan memberinya keuntungan yang lebih besar daripada keuntungan yang dia dapatkan dari para pedagang lainnya.
Ketika dia kembali ke Makkah dan masuk ke rumah Khadijah dan memberitahukan apa yang telah mereka peroleh, Khadijah sangat senang, karena dia telah memperoleh dua kali lipat dari apa yang biasa ia peroleh, dan dia menggandakan upah yang telah dia sepakati dengan Rasulullah SAW.
Sebelumnya, calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta nomor urut 1, Suswono meminta maaf usai pernyataannya yang menimbulkan polemik dalam pertemuannya dengan Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) yang terjadi di Jakarta pada Sabtu (26/10/2024). Dia sempat menyinggung tentang Nabi Muhammad SAW.
"Saya menyadari bahwa pernyataan saya dalam pertemuan dengan relawan Bang Japar telah menimbulkan polemik, atas hal itu saya meminta maaf, sekaligus mencabut pernyataan tersebut," ucap Suswono dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (28/10/2024).
Suswono menjelaskan, pernyataan tersebut disampaikan dalam konteks bercanda menanggapi celetukan salah satu warga dalam sebuah sosialisasi. "Tidak ada maksud sama sekali menyinggung tentang janda apalagi Manusia Agung sepanjang zaman, Rasulullah SAW. Yang menjadi teladan dalam setiap kehidupan saya," kata mantan menteri pertanian (mentan) tersebut.
Meski begitu, Suswono mengakui, jika guyonan tersebut kurang tepat dan bijaksana. "Apapun penjelasannya, saya sepenuhnya mengakui kesalahan saya. Guyonan tersebut meskipun dimaksudkan untuk menyampaikan kepedulian kepada anak yatim dan para janda serta pemuda di Jakarta, jelas tidak pada tempatnya," terang Suswono
Pak Sus, sapaan akrabnya, tersebut juga menegaskan perbincangan terkait polemik yang terjadi bukan merupakan bagian dari program pasangan Rido (M Ridwan Kamil-Suswono). "Saya tegaskan bahwa hal itu bukan bagian dari program Rido. Kami berkomitmen pada program pemberdayaan kelompok lemah dan rentan," kata Suswono.
Dia pun menyadari, ke depan akan lebih hati-hati dalam berkomunikasi ke publik agar tidak menimbulkan polemik. "Mari kita lanjutkan pembicaraan mengenai program yang membawa manfaat bagi masyarakat Jakarta," ujar Suswono.
Video permintaan maaf Suswono juga telah diunggah di akun Instagram pribadinya @pak_suswono. Sebelumnya Suswono memberikan saran agar janda kaya raya menikahi pria pengangguran. Jika hal itu terjadi maka pernikahan itu akan meningkatkan angka kesejahteraan di Jakarta.
BACA JUGA: Presiden Ramaphosa: Afrika Selatan akan Selalu Bersama Palestina
Hal tersebut disampaikan olehnya saat menghadiri menghadiri deklarasi ormas yang digalang Fahira Idris dan ormas Bang Japar di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, Sabtu (26/10/2024). Saat itu, dalam pernyataannya, Suswono menyamakan janda kaya dan pengangguran layaknya Khadijah kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada Pilgub DKI Jakarta 2024, pasangan Rido meraih nomor urut 1. Sementara pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto di urutan 2, dan pasangan Pramono Anung Wibwo-Rano Karno mendapat nomor 3.