Alquran Terjemahan Bahasa Cirebon Diluncurkan
Tujuan penerjemahan Alquran ke Bahasa Cirebon itu untuk melestarikan kebudayaan
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined variable: part
Filename: amp/berita_amp.php
Line Number: 67
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined variable: search
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 2070
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Alquran terjemahan Bahasa Cirebon diluncurkan sekaligus disosialisasikan, Selasa (29/10/2024). Terjemahan itu sebelumnya disusun selama tiga tahun terakhir. Upaya penerjemahan dan sosialisasi tersebut dilakukan oleh Kementerian Agama melalui Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) berkolaborasi dengan UIN Siber Syekh Nurjati.
Kapuslitbang LKKMO, Moh Isom mengatakan, tujuan penerjemahan Alquran ke Bahasa Cirebon itu untuk melestarikan kebudayaan dan upaya perlindungan bahasa daerah dari kepunahan. ‘’Alhamdulillah, bahasa Cirebon adalah salah satu dari sepuluh bahasa daerah yang masuk ke dalam program digitalisasi Alquran,’’ ujar Isom, dalam acara yang diadakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon tersebut.
Hal itu, merupakan perwujudan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang menetapkan lima langkah utama. Yakni pelestarian, perlindungan, pemanfaatan, pengembangan dan pembinaan.
Isom pun mengapresiasi tim penerjemah yang terdiri dari tokoh alim ulama, budayawan, dan ahli bahasa Cirebon yang telah berkontribusi untuk mewujudkan terjemahan Alquran itu. Ungkapan terima aksih juga disampaikannya kepada warga Cirebon. ‘’Terima kasih kepada warga Cirebon yang telah melakukan pelestarian bahasa daerah dengan membumikan Alquran dalam bahasa ibu sebagai wujud konservasi,’’ katanya.
Dalam kesempatan itu, Isom juga mengajak pejabat kota maupun kabupaten untuk mendistribusikan Alquran terjemahan tersebut ke mushola, masjid, pesantren, dan madrasah. Bahkan, menjadikannya sebagai muatan lokal di sekolah-sekolah.
‘’Diharapkan terjemahan itu bisa dimanfaatkan dalam berbagai acara, seperti PHBI, guna meningkatkan pelestarian dan pembinaan bahasa daerah,’’ kata Isom.
Isom juga mengingatkan bahwa pelestarian itu adalah amal jariyah yang bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu, akan dipertanggungjawabkan setiap usahanya kepada Allah SWT. Isom pun mengimbau untuk mengunduh aplikasi Qur’an Kemenag agar dapat melihat hasil Qur’an Terjemahan Bahasa Daerah yang lain, seperti Sunda, Banyumas, dan lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pj Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi, mengapresiasi peluncuran Alquran terjemahan bahasa Cirebon. ‘’Atas nama Pemerintah Kota Cirebon, kami mengucapkan selamat kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan terjemahan Alquran berbahasa Cirebon. Kami sangat mengapresiasi upaya yang luar biasa ini,’’ kata Agus.
Agus juga menyampaikan ucapan selamat, khususnya kepada Kementerian Agama, LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, serta para tokoh agama dan budayawan yang telah turut serta dalam proses panjang sejak 2021 hingga kini.
Agus pun menekankan pentingnya terjemahan Alquran itu tidak hanya sebagai dakwah dengan pendekatan kultural. Namun juga sebagai langkah nyata dalam konservasi bahasa Cirebon. ‘’Bahasa Cirebon sebagai bahasa daerah terbesar kedua di Jawa Barat setelah Sunda memiliki sekitar enam juta penutur di berbagai wilayah, termasuk Kota dan Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, dan Karawang. Jumlah ini merupakan potensi besar dalam menjaga warisan budaya dan identitas Cirebon,’’ paparnya.
Peluncuran terjemahan ini juga memberikan pemahaman agama Islam yang lebih mendalam bagi masyarakat Cirebon, karena menggunakan bahasa yang mereka kenal sejak lahir.
Agus meyakini, terjemahan itu hadir sebagai medium dakwah yang akurat sekaligus sebagai bentuk apresiasi terhadap identitas budaya lokal. ‘’Menjaga keanekaragaman budaya adalah juga menjaga bahasa daerah. Bahasa memiliki peran utama sebagai pilar identitas masyarakat sekaligus mempererat kebersamaan,’’ katanya.
Ketua Pelaksana Penerjemahan Alquran Bahasa Cirebon, Ahmad Yani mengatakan, proses penerjemahan memakan waktu selama tiga tahun, mulai dari tahun 2021 hingga 2023. ‘’Kami merasa bangga atas hasil kolaborasi ini, dengan dukungan penuh dari Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan Manajemen Organisasi Balitbang dan Diklat Kemenag RI,’’ kata Yani.
Menurut Yani, tujuan utama terjemahan itu adalah membumikan nilai-nilai Alquran melalui pendekatan kultural. ‘’Bahasa Cirebon mencerminkan identitas dan karakter religius masyarakatnya. Ini juga merupakan langkah pelestarian terhadap bahasa yang terancam punah di tengah arus budaya global,’’ kata Yani.