Jabar Tetapkan Status Siaga Bencana Hingga 2025, Dana Tak Terduga Disiapkan Rp 125 Miliar

Bey meminta pemerintah daerah mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi

Edi Yusuf
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin berbincang dengan peserta apel saat Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi Tahun 2024/2025 dan Simulasi Penanganan Darurat Bencana Gempa Bumi Akibat Sesar Lembang bersama BPBD dan unsur terkait, di Halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (30/10/2024). Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin mengatakan, kewaspadaannya terhadap ancaman bencana hidrometeorologi harus terus ditingkatkan. Selain itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, per Oktober ini ada 473 kecamatan dari total 627 kecamatan atau 75,44 persen memiliki potensi pergerakan tanah skala menengah dan tinggi.
Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menetapkan status siaga kebencanaan untuk 27 kabupaten/kota. Pemerintah daerah pun, diminta melakukan mitigasi dalam menghadapi musim penghujan di akhir 2024.

Baca Juga


Keputusan status siaga kebencanaan ini tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360/Kep.580-BPBD/2024, dan ditetapkan sejak Oktober hingga 31 Mei 2025. "Status siaga bencana sudah ditetapkan dari sekarang (Oktober 2024) sampai Mei 2025," ujar PJ Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin di Gedung Sate, Rabu (30/10/2024).

Bey mengatakan, selama masa darurat kebencanaan, Pemprov Jabar sudah menyiapkan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk nantinya dapat digunakan dalam menangani wilayah terdampak bencana alam. Adapun dana tersebut merupakan sisa anggaran di akhir 2024 ini.

"Anggaran BTT disiapkan. Per hari ini BTT siap Rp125 miliar, itu dari sisa anggaran. Tahun depan lebih besar lagi," katanya.

Pemprov Jabar pun, sudah melakukan apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi Tahun 2024/2025, dan Simulasi Penanganan Bencana Gempa Bumi akibat Sesar Lembang di Gedung Sate. Bey mengingatkan agar wilayah Bandung Raya harus siap dalam menghadapi berbagai potensi bencana termasuk Sesar Lembang.

Adapun wilayah yang berpotensi terdampak dari Sesar Lembang ini meliputi Bandung Raya. Yakni, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi. Oleh karena itu, ia meminta agar mitigasi dan penanganan nantinya dilakukan dengan baik. "Kami minta kabupaten/kota dan masyarakat juga harus terus diingatkan karena dari simulasi tadi angkanya cukup mengerikan. Harus siap menghadapi bencana," katanya.

Selain potensi Sesar Lembang di wilayah Bandung Raya, Bey meminta pemerintah daerah turut mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di akhir tahun 2024, ini. Terutama untuk wilayah Jabar Selatan, dan Bogor.

"Tapi kan tidak hanya itu (Sesar Lembang), seperti hujan. Puncak hujan akhir November, ini yang diperingatkan BMKG. Tentunya KBB, Bogor dan Sukabumi dan Jabar selatan harus diwaspadai," katanya.

Dengan demikian, Bey memastikan seluruh komponen penanganan bencana di Jawa Barat telah siap menghadapi kebencanaan baik potensi Sesar Lembang hingga hidrometeorologi akhir tahun ini.

"BPBD provinsi dan koordinasi dengan kabupaten/kota, relawan, Polri siap siaga menghadapi bencana. Menghadapi bencana harus siap siaga," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler