Korut Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua, Kim Jong Un: untuk Kasih Tahu para Rival!
Peluncuran rudal balistik antarbenua Korut bertujuan menunjukkan kemauan melawan.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara (Korut) bertujuan menunjukkan “kemauan untuk melawan” dari Pyongyang terhadap para rivalnya. Hal itu dikatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada Kamis (31/10/2024).
"Uji coba peluncuran ini adalah aksi militer yang tepat, yang sepenuhnya memenuhi tujuan untuk memberi tahu para rival, yang sengaja meningkatkan ketegangan di kawasan dan mengancam keamanan republik kami akhir-akhir ini, tentang kemauan kami untuk melawan," kata Kim seperti dikutip oleh kantor berita resmi Korea Utara, KCNA.
Kim menambahkan bahwa negaranya tidak akan pernah mengubah kebijakannya untuk memperkuat kekuatan nuklir. Kementerian Pertahanan Korea Utara menyatakan bahwa Pyongyang telah melakukan uji coba yang sangat penting dan peluncuran tersebut dilakukan atas perintah pemimpin, menurut KCNA.
Uji coba peluncuran ini memperbarui catatan terkini kemampuan rudal strategis Korea Utara serta menunjukkan modernitas dan kredibilitas dari alat pencegah strategis terkuat di dunia, tambah kementerian itu.
Sebelumnya pada hari yang sama, media melaporkan bahwa Korea Utara telah meluncurkan rudal balistik jarak jauh, yang diduga adalah ICBM, dari wilayah Pyongyang menuju Laut Jepang pada Rabu sekitar pukul 7.10 pagi waktu setempat (UTC+9). Menurut Kementerian Pertahanan Jepang, rudal tersebut menempuh jarak 1.000 kilometer (km) dengan ketinggian 7.000 km.
Peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara terjadi pada 18 September, sementara pada 18 Desember 2023, Pyongyang menguji coba ICBM.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengumumkan bahwa Dewan Keamanan Nasional negaranya akan mengadakan pertemuan terkait peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara.
"Hari ini, Korea Utara meluncurkan rudal balistik. Saya telah memberikan instruksi untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat dan memastikan keselamatan. Hingga saat ini, tidak ada kerusakan yang tercatat. Setelah itu, saya akan menerima laporan rinci dan kami akan mengadakan sidang Dewan Keamanan Nasional," ujar Ishiba kepada wartawan, Kamis (31/10/2024).
Korea Utara menembakkan apa yang diyakini sebagai rudal balistik pada pukul 7.11 pagi (22.11 Rabu GMT), kemungkinan dengan lintasan tinggi, yang berarti diluncurkan pada sudut lebih vertikal untuk mengurangi jarak tempuh dengan meningkatkan ketinggiannya.
Rudal Korea Utara tersebut jatuh pada pukul 8:37 pagi (23:37 GMT Rabu) di dekat Pulau Okushiri di Hokkaido, di luar zona ekonomi eksklusif Jepang, menurut Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani kepada wartawan.
Penerbangan rudal Korea Utara ini merupakan yang terlama dibandingkan peluncuran sebelumnya, dan kemungkinan tipe rudal yang berbeda telah digunakan, lapor NHK, mengutip Kementerian Pertahanan Jepang. Penerbangan rudal tersebut berlangsung selama 1 jam 26 menit.