Di Balik Rahasia Umat Rasulullah Terhindar dari Azab Seperti Umat Nabi Sebelumnya
Pada kaum Muslimin, musibah datang sebagai ujian untuk mengangkat derajat mereka.
REPUBLIKA.CO.ID, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif menjelaskan mengenai pertanyaan yang sering muncul terkait mengapa umat Nabi Muhammad SAW tidak dihukum langsung oleh Allah SWT, seperti yang dialami oleh umat-umat terdahulu. Hal ini merupakan salah satu keutamaan dan kemuliaan yang diberikan Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT menceritakan dalam Alqur'an tentang bagaimana umat-umat terdahulu dihukum secara langsung ketika melakukan dosa besar, seperti kaum Nabi Luth yang dihancurkan karena perilaku maksiatnya. Namun, umat Nabi Muhammad memiliki keistimewaan khusus, yaitu Allah SWT tidak segera menimpakan azab di dunia atas dosa-dosa yang dilakukan oleh umat ini.
Sebagai gantinya, umat Nabi Muhammad diberikan kesempatan untuk bertobat, memperbaiki diri, dan kembali ke jalan yang benar. Buya Yahya menekankan, ada dua jenis umat Nabi Muhammad SAW, yaitu umat dakwah dan umat yang diseru.
Umat dakwah adalah mereka yang belum menerima ajaran Islam namun telah mendengar dakwahnya, sedangkan umat yang diseru adalah yang telah menerima dan mengamalkan ajaran Islam. Kedua jenis umat ini memiliki keistimewaan dalam pandangan Allah SWT, di mana mereka tidak diberikan hukuman langsung meskipun melakukan dosa.
Sebaliknya, Allah SWT memberikan mereka waktu dan kesempatan untuk bertobat. Contoh keistimewaan ini dapat dilihat pada peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW berdakwah di Thaif dan disambut dengan lemparan batu serta cacian oleh penduduk setempat.
Meskipun Nabi Muhammad SAW menderita, beliau tetap menunjukkan kesabaran dan tidak berdoa agar azab turun kepada mereka. Bahkan, ketika malaikat menawarkan untuk menimpakan gunung kepada penduduk Thaif, Nabi menolaknya, berharap agar dari keturunan mereka akan lahir orang-orang yang beriman.
Buya Yahya juga menyampaikan, tidak adanya azab langsung bagi umat ini adalah bentuk rahmat Allah SWT melalui keberadaan Nabi Muhammad SAW. "Seandainya umat terdahulu melakukan dosa, di pagi hari dosa tersebut terlihat di jidat mereka, sebagai tanda yang mempermalukan di hadapan masyarakat," ujar Buya Yahya dalam salah satu kajian yang disiarkan di akun Youtube Al-Bahjah Tv.
Namun, umat Nabi Muhammad SAW diberikan kesempatan untuk bertaubat tanpa aib yang terlihat. Ini merupakan hikmah agar umat ini tetap terjaga martabatnya dan memiliki kesempatan memperbaiki diri.
Musibah yang terjadi saat ini, baik pada kaum Muslim maupun non-Muslim, menurut Buya Yahya, bukanlah bentuk azab langsung seperti yang menimpa umat-umat terdahulu.
Pada kaum Muslimin, musibah datang sebagai ujian untuk mengangkat derajat mereka. Bagi orang yang belum beriman, musibah bisa menjadi peringatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi bukan azab langsung yang menghancurkan mereka.
"Dengan demikian, Allah SWT telah mengistimewakan umat Nabi Muhammad SAW dengan perlindungan dari azab dunia. Hal ini menunjukkan kemuliaan Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa berdoa dan berharap umatnya selalu mendapat petunjuk dan kesempatan bertaubat." Kata Buya Yahya.
Buya Yahya mengakhiri dengan mengajak kita untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan mendoakan agar kita menjadi umat sejati yang mulia di dunia dan akhirat.