Serangan Mematikan Roket Hizbullah Tewaskan Tujuh Orang di Israel

Hizbullah mengatakan telah menembakkan rentetan roket ke daerah Krayot di utara Haifa

Ist
Roket Hizbullah. Serangan Mematikan Roket Hizbullah Tewaskan Tujuh Orang di Israel
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Dua serangan roket Hizbullah yang terpisah telah menewaskan tujuh orang di Israel utara. Pihak berwenang mengatakan serangan tersebut paling mematikan dari serangan semacam itu dalam beberapa bulan.

Dilansir di Saudi Gazette, Jumat (1/11/2024), Menteri Luar Negeri Israel Katz mengatakan seorang petani Israel dan empat pekerja pertanian asing tewas ketika roket mendarat di dekat Metula, sebuah kota di perbatasan dengan Lebanon. Kemudian, seorang wanita Israel dan putranya yang sudah dewasa tewas di kebun zaitun dekat Kibbutz Afek di pinggiran kota pesisir Haifa.

Hizbullah mengatakan telah menembakkan rentetan roket ke daerah Krayot di utara Haifa dan ke pasukan Israel di selatan kota Khiam di Lebanon, yang berada di seberang perbatasan dari Metula. Militer Israel mengidentifikasi dua proyektil yang melintas dari Lebanon dan jatuh di area terbuka dekat Metula pada Kamis pagi.

Petani Israel yang tewas itu disebutkan oleh media lokal sebagai Omer Weinstein, seorang ayah empat anak berusia 46 tahun dari Kibbutz Dafna di dekatnya. Menurut Haaretz, empat pekerja asing yang tewas semuanya adalah warga negara Thailand.

Pekerja asing kelima terluka parah akibat pecahan peluru. Video yang diunggah daring menunjukkan mereka dipindahkan dengan helikopter ke Kampus Perawatan Kesehatan Rambam di Haifa.

Baca Juga


Haaretz mengatakan Weinstein dan para pekerja asing tersebut berada di ladang pertanian dekat pagar perbatasan saat serangan terjadi. Haaretz mengutip seorang anggota tim tanggap darurat setempat yang mengatakan militer Israel telah mengizinkan mereka memasuki area tersebut meskipun Metula berada di dalam zona militer tertutup.

Militer menetapkan zona tersebut pada akhir September, tepat sebelum melancarkan invasi darat ke Lebanon dengan tujuan menghancurkan senjata dan infrastruktur Hizbullah.

Serangan roket kedua pada hari Kamis dilaporkan menghantam area pertanian dekat Kibbutz Afek, yang berjarak sekitar 65 km (40 mil) barat daya Metula dan 28 km dari perbatasan Lebanon.

Militer mengatakan total 55 proyektil ditembakkan ke wilayah Galilea Barat, tempat kibbutz berada, serta Galilea Tengah dan Galilea Atas pada sore hari. Beberapa proyektil berhasil dicegat dan yang lainnya jatuh di area terbuka, tambahnya.

Menurut Haaretz, Mina Hasson yang berusia 60 tahun dan putranya yang berusia 30 tahun, Karmi, tewas oleh roket yang menghantam kebun zaitun tempat mereka memetik buah zaitun.

Seorang pria berusia 70 tahun juga terluka ringan akibat pecahan peluru dan dibawa ke rumah sakit Rambam, menurut layanan ambulans Magen David Adom.

"Kami dipanggil ke kebun zaitun dan melihat seorang pria berusia 30-an tergeletak di tanah, tak sadarkan diri," kata paramedis MDA Mazor dan Yishai Levy kepada Jerusalem Post.

"Kami memulai upaya resusitasi sambil melakukan pencarian lebih lanjut, di mana kami menemukan korban lain, juga dalam kondisi kritis dengan cedera multisistem. Kami memberinya perawatan medis dan melakukan resusitasi, tetapi sayangnya, kami harus menyatakan keduanya meninggal," kata mereka.

Netanyahu mengatakan kepada Amos Hochstein dan Brett McGurk bahwa masalah utamanya adalah apa yang disebutnya kemampuan Israel untuk menggagalkan segala ancaman terhadap keamanannya dari Lebanon.

"Dengan cara yang akan mengembalikan penduduk kami dengan selamat ke rumah mereka", kata kantornya dalam sebuah pernyataan.

Israel melancarkan serangan terhadap Hizbullah setelah hampir setahun pertempuran lintas batas yang dipicu oleh perang di Gaza. Dikatakan bahwa pihaknya ingin memastikan kembalinya dengan selamat puluhan ribu penduduk wilayah perbatasan Israel utara yang mengungsi akibat serangan roket, yang diluncurkan Hizbullah untuk mendukung warga Palestina sehari setelah serangan mematikan sekutunya Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Menurut otoritas Lebanon, lebih dari 2.800 orang telah meninggal di Lebanon sejak saat itu, termasuk 2.200 orang dalam lima minggu terakhir, dan 1,2 juta orang lainnya mengungsi.

Otoritas Israel mengatakan lebih dari 60 orang tewas akibat serangan roket, pesawat nirawak, dan rudal Hizbullah di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

Sebelumnya pada hari Kamis, militer Israel mengatakan pasukan melanjutkan operasi di Lebanon selatan dan bahwa pesawat telah menyerang puluhan target Hizbullah di seluruh negeri. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel telah menewaskan enam paramedis di tiga kota selatan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler