Warganya Diculik Israel, Lebanon Mengadu ke PBB
Korban penculikan adalah korban
REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pada Sabtu (27/11/2024), Lebanon menyatakan akan mengajukan pengaduan ke Dewan Keamanan PBB terkait penculikan seorang warganya oleh Israel.
Seorang warga Lebanon diculik pada Jumat (1/11) dalam dugaan operasi angkatan laut Israel di Batroun, sekitar 30 kilometer sebelah utara Beirut.
Pihak berwenang Lebanon menyatakan bahwa korban penculikan adalah seorang kapten kapal, sekaligus membantah bahwa ia adalah komandan Hizbullah.
Dalam sebuah pernyataan, kantor Perdana Menteri Najib Mikati menyebutkan bahwa perdana menteri telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Abdullah Bouhabib untuk mengajukan pengaduan ke PBB terkait insiden tersebut.
Pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa Mikati telah menghubungi Panglima Angkatan Darat Jenderal Joseph Aoun untuk mendapatkan laporan terbaru mengenai penyelidikan yang sedang berlangsung terkait kasus ini.
Mikati juga berkomunikasi dengan komando misi perdamaian PBB (UNIFIL), yang mengonfirmasi bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan yang diperlukan dan berkoordinasi dengan angkatan darat dalam hal ini, tambah pernyataan tersebut.
Mikati menekankan pentingnya “mempercepat penyelidikan untuk memperjelas keadaan kasus ini dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.”
Israel telah meningkatkan kampanye udara di Lebanon sejak akhir September dengan dalih menargetkan Hizbullah, yang merupakan eskalasi dari konflik lintas batas yang berlangsung sepanjang tahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Israel di Jalur Gaza.
Menurut otoritas kesehatan Lebanon, hampir 2.900 orang tewas dan lebih dari 13.000 lainnya terluka dalam serangan Israel sejak Oktober lalu.
Pasukan Israel memperluas konflik tersebut dengan melancarkan serangan yang juga sama brutal ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.