Lo Kheng Hong Beberkan Strategi Raup Cuan dari Investasi Saham

Langkah pertama saat investasi saham adalah melihat profil perusahaan

Republika/Prayogi
Pekerja berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Red: Satria K Yudha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Investor senior Lo Kheng Hong membeberkan berbagai strategi untuk menghasilkan keuntungan dari berinvestasi saham di pasar modal Indonesia. Lo Kheng Hong alias Pak Lo mengatakan langkah pertama saat investasi saham harus melihat profil perusahaan, seperti pengendali perusahaan, jajaran direksi, sampai komisaris.


“Kalau mereka bukan orang baik, bukan orang jujur, orang yang suka mengambil uang perusahaan untuk memperkaya dirinya, tentu saya tidak mau beli. Jadi, saya lebih fokus kepada yang mikro,” ujar Pak Lo saat sesi Seminar Capital Market Summit & Expo 2024 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (7/11/2024).

Ia melanjutkan, strategi berikutnya yaitu dengan membeli saham pada sektor perusahaan yang bagus dan memiliki potensi keuntungan besar.

"Perusahaan rugi saya tidak mau beli, perusahaan yang cuannya kecil saya juga tidak mau beli. Saya hanya beli dan fokus kepada perusahaan yang cuannya besar,” ujar Lo.

Selain berpotensi untung, menurut dia, perusahaan tersebut juga harus terus bertumbuh, yang mana dirinya kerap membeli saham perusahaan yang valuasinya murah atau wajar. Namun demikian, apabila perusahaan tersebut bagus namun valuasinya mahal, ia menegaskan tidak akan membelinya.

Ia menyebut, indikator untuk mengukur valuasi suatu perusahaan murah atau tidak yaitu dengan melihat jumlah Price to Book Value (PBV) perusahaan yang rendah.

“Saya membuat satu rumus angka sembilan keberuntungan. Belilah saham-saham dengan Pricing Earning Ratio (PER) maksimum sembilan kali dan PBV maksimum satu kali. Artinya sembilan kali satu sama dengan sembilan, keuntungannya sembilan kali,” ujar Lo.

Strategi selanjutnya, ia  menekankan investor harus melihat besaran dividen yield dari perusahaan tersebut dalam periode setahun.

“Mungkin tahun lalu saya dapat dividen dari emiten-emiten yang saya miliki mungkin sekitar seratus miliar rupiah Lumayan enak, dapat perusahaan yang membayar dividen hitung-hitung saya dapat uang tunggu begitu,” ujar Lo.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler