Makna Perumpamaan Nyala Api Dalam Alquran

Alquran menggunakan perumpamaan untuk memberikan pemahaman kepada manusia.

Republika.co.id
Alquran (ilustrasi).
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak metode untuk memahami sesuatu. Salah satunya dengan ibarat atau perumpamaan. Cara itu pun tampak dalam Alquran.

Baca Juga


Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam karyanya, Al-Amtsal fil Qur'an mengatakan, Kitabullah mengandung banyak perumpamaan. Hal itu tidak akan diketahui kecuali oleh orang-orang yang berilmu.

Perumpamaan merupakan persamaan antara sebuah hal dan hal lainnya yang dari sisi hukum atau penalaran dapat dimengerti.

Manaaul Qathan dalam Mabathits fi Ulumil Qur'an menyebutkan beberapa hikmah adanya perumpamaan dalam Alquran.

Pertama-tama, pengibaratan adalah cara untuk memberikan peringatan dan pelajaran kepada manusia. Di samping itu, metode demikian juga dapat menyingkap hakikat sesuatu yang semula tidak terasa, tetapi kemudian menjadi sangat jelas.

Di antara pelbagai permisalan dalam Alquran adalah nyala api. Dalam surah al-Baqarah ayat ke-17, Allah berfirman:

مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ

Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api. Setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.”

Ayat tersebut mengibaratkan petunjuk kebenaran dari Allah Ta'ala sebagai nyala api. Adapun kaum yang semula menerima cahaya itu adalah kaum munafik. Maknanya adalah Allah telah memberikan kepada mereka petunjuk kebenaran. Namun, kaum yang fasik itu tidak berpegang teguh pada petunjuk tersebut sehingga pantaslah terjemurus dalam kebimbangan dan kesesatan.

Untuk dapat keluar dari kesesatan, seorang manusia memerlukan petunjuk atau hidayah dari Allah. Makna hidayah ini bahwa manusia diberi kemampuan mengenal dan membedakan kebaikan dan keburukan. Kemampuan ini sesungguhnya diberikan Allah SWT kepada semua manusia melalui kecerdasan intelektualnya maupun melalui informasi dari para nabi dan rasul Allah.

"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) islam. Dan barangsiapa yang dihendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman" (QS al-An’am: 125).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler