Militer Yaman Hantam Pangkalan Nevatim Israel dan Jatuhkan Drone AS Seharga Rp 469 M Lebih
Yaman berjanji akan melakukan perlawanan hingga Israel hentikan serangan
REPUBLIKA.CO.ID, SANAA- Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan bahwa angkatan bersenjata negara tersebut berhasil menghantam pangkalan Nevatim milik rezim Israel dengan rudal balistik hipersonik.
Dikutip dari Mehr News Agency, Sabtu (9/11/2024), operasi tersebut dilakukan dengan menggunakan rudal balistik hipersonik Felestin-2, katanya, seraya menambahkan bahwa rudal tersebut berhasil mencapai target.
Warga Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel sejak rezim Zionis melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza pada 7 Oktober lalu, setelah gerakan perlawanan Palestina di wilayah itu melakukan serangan balasan yang dijuluki Operasi Badai Al Aqsa, terhadap entitas penjajah tersebut.
Angkatan Bersenjata Israel mengatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan serangan mereka sampai serangan darat dan udara Israel yang tak henti-hentinya di Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 27.948 orang dan melukai 67.459 orang, berakhir.
Amerika Serikat dan Inggris pada bulan Desember mengumumkan sebuah koalisi militer untuk menyerang Yaman untuk mendukung Israel.
Saree juga menambahkan bahwa sistem pertahanan udara Yaman berhasil menjatuhkan pesawat tak berawak MQ-9 milik Amerika Serikat di Provinsi Al Jowf.
Beberapa sumber membenarkan tentara Yaman menjatuhkan sebuah pesawat tak berawak Amerika Serikat pada Jumat (8/11/2024).
BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata
Sumber-sumber Arab melaporkan penghancuran sebuah pesawat tak berawak militer Amerika Serikat di langit Yaman pada Jumat.
Tentara Yaman menghancurkan pesawat tak berawak MQ-9 Reaper buatan Amerika Serikat yang berencana untuk melakukan serangan agresif di Provinsi Al-Jawf.
RT juga melaporkan bahwa puing-puing drone seharga 30 juta dolar AS (Rp 469 miliar lebih) ini ditemukan terbakar setelah jatuh di Yaman utara.
ABC News mengutip Departemen Pertahanan AS, yang menyatakan bahwa Pentagon sedang menyelidiki insiden ini, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Hampir 70 persen korban jiwa di Gaza akibat agresi militer Israel adalah wanita dan anak-anak, Kantor Hak Asasi Manusia PBB melaporkan pada Jumat (8/11/2024).
Dalam pernyataan yang menyertai laporan sepanjang 32 halaman itu, Kantor HAM PBB mengatakan mereka telah memverifikasi identitas para korban dan diketahui bahwa “hampir 70 persen korban tewas adalah wanita dan anak-anak."
Hal itu menunjukkan bukti adanya “pelanggaran sistematis terhadap prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional,” kata pernyataan itu. Disebutkan pula bahwa tindakan Israel yang terus menyerang Gaza menunjukkan “ketidakpedulian terhadap kematian warga sipil."
Komisaris Tinggi HAM PBB, Volker Turk, menegaskan pentingnya pengadilan terhadap pelanggaran serius hukum internasional melalui badan yudisial yang kredibel dan tidak memihak. "Semua informasi dan bukti yang relevan harus dikumpulkan dan dijaga,” kata dia.
Berdasarkan analisis Kantor HAM PBB, sekitar 80 persen dari jumlah kematian terjadi di bangunan-bangunan tempat tinggal. Di antara mereka, 44 persen adalah anak-anak dan 26 persen adalah wanita.
Besarnya jumlah korban tewas dalam setiap serangan Israel terutama disebabkan oleh penggunaan senjata yang menimbulkan dampak luas di kawasan padat penduduk.
Korban meninggal termuda adalah seorang bayi berusia satu hari dan yang tertua adalah seorang wanita berusia 97 tahun.
BACA JUGA: Keajaiban Tulang Ekor Manusia yang Disebutkan Rasulullah SAW dalam Haditsnya
Menurut Turk, angka kematian yang tinggi di kalangan warga sipil adalah akibat dari kegagalan Israel mematuhi prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional yaitu pembedaan, proporsionalitas, dan kehati-hatian.
Dia mendesak agar konflik di Gaza segera dihentikan, sandera dan tahanan dibebaskan, dan bantuan kemanusiaan segera dikirim ke wilayah kantong Palestina itu.
Agresi Israel telah menewaskan lebih dari 43 ribu warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober 2023, ketika kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyerang Israel. Berbagai upaya untuk mencapai gencatan senjata secara permanen hingga kini belum berhasil.