Dompet Dhuafa: Perlu Keterlibatan Para Pemimpin untuk Pemberdayaan Masyarakat

Kepemimpinan profetik menjadi faktor penentu.

Republika/ Yasin Habibi
Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini
Rep: Fuji Eka Permana, Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini mengatakan, untuk mencapai suatu proses pemberdayaan dan menggerakkan bangsa, itu perlu keterlibatan para pemimpin, khususnya pemimpin masyarakat dan pemimpin lokal. Demikian yang dimaksud kepemimpinan profetik untuk pemberdayaan masyarakat.

Baca Juga


Menurut Juwaini, para pemimpin masyarakat harus memiliki satu kesadaran bersama untuk membangun bangsa dengan semangat keragaman dan juga persatuan.

"Kita menyadari bahwa pemimpin profetik ini salah satu faktor kunci yang kita perlukan," kata Juwaini di acara Pentas Seni dan Forum Group Discussion (FGD) Budaya dan Pemberdayaan yang digelar Dompet Dhuafa dan Bina Trubus Swadaya di Philanthropy Building, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Juwaini berharap kehidupan bangsa Indonesia menjadi lebih baik, karena terdorong oleh kesadaran bahwa bangsa ini sudah memiliki nilai dan tujuan hidup yang bagus, yang perlu diaplikasikan bersama-sama.

Mengenai Pentas Seni dan FGD Budaya dan Pemberdayaan yang digelar, Juwaini menyampaikan, memasukkan pentas seni budaya ke dalam acara ini bukan hanya sebagai sisipan. Malah Dompet Dhuafa jadikan pentas kesenian atau budaya itu sebagai inti acara.

"Jadi tujuan dari kegiatan ini sebenarnya kita kembali ke sejak awal kita menyelenggarakan FGD kebudayaan, ini bagian dari upaya kita untuk mengajak kita untuk kembali kepada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia," kata dia.

Juwaini mengatakan, dengan nilai-nilai budaya itu, Dompet Dhuafa ingin menyebarkan satu pemahaman yang sama bahwa kebudayaan itu bisa dijadikan sebagai sarana untuk memperkuat kehidupan bangsa ini. Menyatukan persatuan nasional, memberdayakan masyarakat, membangun kepedulian sosial, kemanusiaan, dan semangat gotong royong serta semangat keberagaman.

"Jadi intinya bagaimana kita menjadikan kebudayaan itu sebagai sarana untuk menjadikan bangsa ini lebih baik," ujarnya.

Mengenai tantangan yang dihadapi, Juwaini mengatakan, harus diakui bahwa masih banyak generasi muda Indonesia yang mungkin belum terlalu menyukai kebudayaan yang sifatnya versi lama. Tapi sebenarnya Dompet Dhuafa ingin menggabungkan antara kebudayaan-kebudayaan yang sekarang berkembang di generasi muda, gen Z Indonesia, dengan kebudayaan-kebudayaan yang mengakar di budaya bangsa Indonesia yang sejak lama.

"Dan itu kita bisa kaitkan, kita persatukan, dan lama-lama mereka menjadikan kebudayaan itu sebagai juga adalah bagian yang integral dari kehidupan budaya ini," ucap dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler