Rupiah Tertekan ke Level Rp15.874, Terimbas Ekspektasi Inflasi AS yang Kuat 

Rupiah melemah 12 poin atau 0,08 persen menuju level Rp 15.874 per dolar AS

Dok Republika
Rupiah Jumat (15/11/2024) melemah 12 poin atau 0,08 persen menuju level Rp 15.874 per dolar AS
Rep: Eva Rianti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah terpantau mengalami tekanan pada akhir pekan ini. Pengamat menilai, rupiah loyo karena di antaranya terimbas ekspektasi inflasi Amerika Serikat (AS) yang tetap kuat.

Baca Juga


Mengutip Bloomberg, rupiah melemah 12 poin atau 0,08 persen menuju level Rp 15.874 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (15/11/2024). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di level Rp 15.784 per dolar AS. 

“Tanda-tanda inflasi AS yang kuat memicu ketidakpastian atas pemotongan suku bunga di masa mendatang, sementara investor menunggu lebih banyak langkah stimulus di China. Data inflasi indeks harga konsumen AS terbaca sesuai dengan ekspektasi untuk bulan Oktober, tetapi masih menunjukkan inflasi tetap kuat,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Jumat (15/11/2024). 

Ibrahim menuturkan, sementara pembacaan tersebut masih memacu taruhan pada pemotongan suku bunga Desember oleh Federal Reserve, prospek suku bunga jangka panjang menjadi lebih tidak pasti. Terutama dalam menghadapi kebijakan yang berpotensi inflasi di bawah Trump. 

“Pasar sekarang menunggu pidato Ketua Fed Jerome Powell untuk isyarat lebih lanjut tentang kebijakan moneter. Fed telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu lalu, dan menegaskan kembali pendekatannya yang didorong data untuk pelonggaran di masa mendatang,” jelasnya. 

Sentimen eksternal lainnya atas pelemahan rupiah, lanjut Ibrahim adalah bahwa pasar lokal menanggung beberapa kerugian setelah putaran terakhir langkah-langkah fiskal Beijing sebagian besar mengecewakan, dengan investor menunggu langkah-langkah yang lebih terarah yang ditujukan untuk mendukung belanja swasta dan pasar properti. 

“Bank Rakyat China diperkirakan akan memutuskan suku bunga acuan pinjamannya minggu depan, meskipun analis tidak yakin atas pemotongan lebih lanjut, setelah PBOC memangkas suku bunga lebih dari yang diharapkan pada Oktober. Beijing diperkirakan akan menguraikan lebih banyak langkah stimulus selama dua pertemuan politik utama pada bulan Desember,” terangnya. 

 

Sentimen Dalam Negeri 

Ibrahim mengatakan, ada sejumlah sentimen internal yang memengaruhi pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini. Diantaranya adalah faktor ekonom yang menilai rencana Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengubah kebijakan subsidi bahan bakar minyak menjadi bantuan langsung tunai (BLT) lebih tepat sasaran dan sudah baik. Ada sejumlah indikator yang membuat kebijakan itu dinilai cocok diterapkan mulai saat ini.

“Dari sisi faktor harga minyak mentah dunia saat ini sedang mengalami pelemahan di bawah asumsi APBN. Di samping tekanan inflasi yang melandai, minyak mentah dunia terjadi over supply akibat menurunnya impor minyak mentah dari Tiongkok akibat melemah ekonominya,” kata Ibrahim. 

Dalam asumsi APBN 2024, harga minyak mentah acuan Indonesia atau ICP di level 82 dolar AS per barel, sedangkan pergerakan harga minyak mentah dunia sampai hari ini hanya di kisaran 74 dolar AS per barel. Sedangkan dari sisi inflasi umum per Oktober 2024 hanya 1,71 persen secara tahunan.

“Melandainya inflasi beberapa hari terakhir hingga memicu deflasi karena penurunan daya beli. Oleh karena itu perlu kriteria yang lebih longgar untuk masyarakat penerima kebijakan baru subsidi BBM itu bukan hanya masyarakat miskin, tapi rermasuk kelompok rentan dan menengah bawah,” jelasnya. 

Selain itu, lanjut Ibrahim, pemerintah tidak hanya fokus dalam perbaikan kebijakan subsidi BBM, tapi juga subsidi LPG dan listrik karena untuk LPG saja dari sisi nilai subsidi maupun kompensasinya itu besar. Untuk BBM meski tahun depan subsidinya Rp 26 triliun, tapi selain subsidi ada kompensasi yang cukup besar. 2023 lalu misalnya, kompensasi BBM realisasinya mencapai Rp 133 triliun dan 2022 mencapai Rp 307 triliun.

“Untuk  perdagangan  besok (Senin, 18/11/2024), mata uang rupiah (diperkirakan) fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp 15.850—Rp 15.950 per dolar AS,” ungkap Ibrahim. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler