Strategi Politik Menarik Anies, Merangkul PDIP, Menjaga Hubungan dengan PKS
Ahoker dan Anak Abah dikabarkan bersatu di Pilgub Jakarta.
REPUBLIKA.CO.ID, KALAH di Pilpres dan gagal nyagub, ruang politik Anies Baswedan belum sepenuhnya habis. Mantan gubernur DKI Jakarta itu dinilai masih punya pengaruh dalam percaturan politik di tanah air.
Paslon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno bahkan secara khusus menyambangi Anies. Pun demikian dengan paslon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie.
Yang menarik, dua paslon tersebut berasal dari dua kubu berbeda. Pramono-Rano diusung oleh PDIP dari basis nasionalis 'merah'. Sementara Syaikhu-Ilham didukung oleh PKS yang punya basis ideologi Islam, dan Nasdem yang berhaluan nasionalis.Dua paslon itu telah mendapat dukungan dari Anies untuk berlaga di Pilgub.
Lantas mengapa Anies memilih dua haluan yang berbeda? Dan bukan mendukung RK-Suswono pada Pilgub Jakarta?
Ada spekulasi bahwa ini merupakan bagian dari strategi politik Anies. Dengan mendukung Pramono-Rano, cap terhadap Anies yang sebelumnya digolongkan berhaluan 'kanan' dapat ditepis.
Artinya, spektrum politik Anies semakin luas. Sementara di sisi lain, ia tetap menjaga hubungannya dengan PKS. Hal itu dibuktikan dari sokongan Anies terhadap Syaikhu yang merupakan Presiden PKS.
Menurut pemerhati politik Roky Gerung, Pramono-Rano lebih diminati oleh Anies dibandingkan dengan PKS yang mendukung RK-Suswono. Roky sebut Anies sepertinya cenderung berpikir pragmatis mengingat sambutan hangat warga Jakarta ke Pramono dibandingkan RK.
"Anies berpikir pragmatis buat apa mendukung RK yang dari awal sebetulnya dipaksakan sebagai tukar tambah politik, membiarkan Jabar dimenangkan partai lain. Atau ada ambisi RK untuk masuk ke Jakarta agar bisa lompat pada 2029," ujarnya dalam sebuah podcast yang beredar di dunia maya.
Roky berpendapat potensi Anies menghidupkan kartunya hanya mungkin terjadi jika ada partai yang secara inklusif memasukan Anies ke dalam wilayah lebih sekuler. Meski sedikit kontroversial, tapi Anies saat ini sudah dikesankan secara identitas sebagai kandidat 'muslim politik'. "Dan Anies tahu itu tak cukup untuk masuk ke nasional.
Anies, kata Rocky, ingin meyakinkan bahwa dia bisa juga menyelenggarakan politik bukan secara ekslusif tapi inklusif.
Sebelumnya, Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat kejutan dengan menemui pasangan Pramono Anung-Rano Karno pada Jumat (15/11/2024). Pertemuan itu dilakukan di kediaman Anies, kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Momen pertemuan Anies dengan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub-cawagub) Jakarta itu diunggah langsung dalam akun Instagram dan Twitter milik Anies. Dalam foto-foto itu, Anies menuliskan bahwa pertemuan itu dilakukan dalam rangka berkomunikasi mengenai Kota Jakarta.
"Pagi ini, menyongsong terbitnya matahari, ngobrol soal kota Jakarta dan masa depannya dengan Mas @pramonoanung dan Bang @ranodoelkarno di rumah. Ditemani lontong sayur dan kopi buatan @feryfarhati, bikin percakapan makin hangat dan menyenangkan," kata dia yang dikutip Republika.co.id, Jumat.
Dalam foto-foto tersebut, Anies dengan Pramono-Rano tampak sangat akrab berbicara. Bahkan, mereka nampak tertawa terbahak bersama.
Hubungan PDIP dengan Anies sebenarnya naik dan turun. Saat Anies maju pada Pilgub 2017 dan menang melawan Basuki Tjahaja Purnama, hubungan keduanya terbilang sulit. PDIP menilai Anies membawa politik identitas sehingga bisa mengalahkan kandidat dari partai banteng.
Selama Anies memimpin di Jakarta, PDIP menjadi parpol yang terbilang kritis mengawal Anies. Tak jarang tudingan-tudingan politik dilancarkan kepada mantan rektor Paramadina itu.
Namun kondisi politik berubah pada 2024. Anies dan PDIP dinilai memiliki nasib sama yakni 'dikucilkan' dalam peta pertarungan politik. Meski bisa maju di Pilpres, namun Anies dijegal tidak bisa maju di Pilgub.
Sementara PDIP juga kesulitan memajukan calonnya, terutama di Jakarta karena sudah dikunci oleh batas elektoral. Namun keputusan dari Mahkamah Konstitusi mengubah semuanya.
PDIP akhirnya bisa memajukan calon sendiri di Jakarta. Anies termasuk kandidat yang digadang-gadang kuat bakal dicalonkan PDIP. Namun di detik-detik terakhir beredar friksi di internal PDIP sehingga Anies akhirnya gagal dicalonkan.
PDIP memilih untuk memajukan Pramono-Rano. Kendati demikian, bukan berarti hubungan kedua pihak benar-benar pecah. Komunikasi masih tetap terjalin.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah menjelaskan
meski akhirnya PDIP tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, sang mantan gubernur Jakarta tetap mengakui gagasan dan rencana baik untuk menjadi jembatan silaturahmi antara kelompok Islam dan kalangan Nasionalis Soekarnois. Karena hal itu menjadi kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia
Ahoker Anak Abah Bersatu
Secara terpisah, pihak-pihak yang mengeklaim mewakili pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok alias Ahoker, dan para pendukung Anies Baswedan alias Anak Abah, melakukan pertemuan di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Ahad (17/11/2024). Pertemuan itu dilakukan sebagai langkah konsolidasi untuk memenangkan Pramono Anung-Rano Karno di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta.
Koordinator Bidang Relawan, Tim Pemenangan Pramono-Rano, Ammarsjah Purba, mengatakan konsolidasi antara Ahoker dan Anak Abah merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Pramono-Rano dan Anies beberapa waktu lalu. Pertemuan itu juga sekaligus menandakan bahwa antara Ahoker dan Anak Abah telah bersatu untuk mendukung Pramono-Rano.
Jadi kita mau tunjukan kepada publik Jakarta antara Anak Abah dan Ahoker sudah bersatu. Jadi ini yang membahagiakan dan membuat saya terharu," kata dia di kawasan Senayan, Ahad. Menurut dia, dukungan dari Ahok dan Anies kepada Pramono-Rano bukan merupakan hal yang biasa. Pasalnya, dua mantan Gubernur Jakarta itu sama-sama memiliki massa yang besar, yang notabene selama ini bertolak belakang.
Namun, dua kubu itu sudah sama-sama bersatu untuk mendukung Pramono-Rano. "Hari ini jadi bukti kami semua bersama menjadi satu kita semua memperjuangkan Mas Pram dan Bang Doel memimpin Jakarta," ujar dia.
Mantan Koordinator Presidium Relawan Anies La Ode Basir mengatakan, alasan utama Anies mendukung Pramono-Rano adalah karena pasangan tersebut memiliki visi misi yang jelas. Menurut dia, Anies telah mengkaji visi dan misi dari setiap pasangan calon (paslon) di Pilgub Jakarta. Namun, visi misi Pramono-Rano dinilai merupakan yang terbaik untuk diterapkan di Jakarta.
"Pasca sinyal tegas pertemuan Mas Pram-Bang Doel dan Anies, saya ingin sampaikan kepada seluruh pendukung Mas Anies, tanda-tanda apalagi yang masih kau ragukan? Sudah tidak ada keraguan," kata dia.